• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Madura

Sambut Kondisi Normal Baru, ISNU Bangkalan Gelar Seminar Online

Sambut Kondisi Normal Baru, ISNU Bangkalan Gelar Seminar Online
Diskusi online PC ISNU Bangkalan membahas kondisi normal baru usai pandemi Corona. (Foto: NOJ/ Abdullah Hafidi)
Diskusi online PC ISNU Bangkalan membahas kondisi normal baru usai pandemi Corona. (Foto: NOJ/ Abdullah Hafidi)

Bangkalan, NU Online Jatim
Kehidupan akan terus berputar, tidak selamanya berada pada suatu titik nadir terendah karena akan tiba masanya timbul ke permukaan. Hal tersebut untuk mengarungi fase demi fase kehidupan berikutnya. Keniscayaan inilah yang tengah dipersiapkan oleh berbagai kalangan, berusaha bangkit untuk menyambut kondisi kehidupan normal usai mewabahnya pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).

 

Berbagai persiapan tersebut tengah dipikirkan agar nantinya ketika pandemi berakhir, sendi-sendi kehidupan berangsur normal dan membaik. Kompleksitas permasalahan yang dihadapi dunia khususnya Indonesia akan segera teratasi, kepercayaan dan optimisme menjadi modal penting untuk menyambut kebangkitan nasional ini.

 

Untuk menjawab tantangan tersebut, Pengurus Cabang (PC) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Bangkalan mengadakan seminar online dengan tajuk 'Bangkalan Bangkit membangun Optimisme di Tengah Pandemi Covid-19', Rabu (20/5).

 

KH Ahmad Muzawwir Syafik selaku Ketua PC ISNU Bangkalan menyampaikan bahwa seminar dimaksudkan memberikan spirit baru, masukan, dan motivasi bersama bagi masyarakat Bangkalan secara umum, dan pemerintah pada khususnya.

 

"Karena setelah ini masyarakat harus berhadapan dengan new normal condition atau kondisi normal baru pasca pandemi ini berakhir," kata Ra Zawwir, sapaan akrabnya.

 

Seminar yang diadakan dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional ini menampilkan tiga narasumber secara virtual, di antaranya KH Muhammad Makki Nasir selaku Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bangkalan.

 

"Covid-19 ini permasalahan bersama, bukan hanya berkutat seputar kesehatan semata," tutur Ra Makki (sapaan kesehariannya) mengawali penjelasan.

 

Masyarakat dimintanya untuk optimis, dengan kembali kepada pedoman yang sudah diajarkan oleh para sesepuh terdahulu yaitu mendahulukan dinamika sosial yang ada dari pada hukum formal.

 

Di samping itu, Ketua Koordinator Daerah Nahdlatul Ulama (Korda NU) Madura Raya ini pun mengimbau masyarakat khususnya Nahdliyin untuk menyatukan seluruh potensi. Caranya  dengan mengesampingkan segala persoalan yang menjadi ego sektoral.

 

"Yang ahli agama bicara agama, yang ahli kesehatan bicara kesehatan, dan lain seterusnya," jelasnya dengan harapan masyarakat mampu menempatkan dirinya sesuai potensi yang dimiliki.

 

Tripitono Adi Prabowo, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Nahdlatul Ulama (Lakpesdam NU) Jawa Timur menyampaikan bahwasa terdapat tiga komponen penting dalam upaya penanganan Covid-19.

 

"Tiga komponen tersebut pertama di pemerintah selaku pemegang kebijakan, yang kedua middle class atau kaum terdidik," ulasnya memaparkan kepada peserta virtual seminar online.

 

Kaum terdidik dimaksud menurutnya adalah Non Government Organization (NGO), atau istilah di Indonesia disebut dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). "Seperti ISNU ini, dan lain sebagainya," jelasnya.

 

Masih dalam pemaparan Tripitono, adapun yang ketiga adalah pihak yang memiliki kekhususan, seperti pondok pesantren dan kampus.

 

"Ketiga komponen ini harus bersatu dan menyamakan persepsi untuk mengatasi permasalahan kondisi normal baru pasca pandemi ini nantinya," ungkapnya.

 

Dodik Pranata Wijaya, Staf Khusus Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menjadi pemateri ketiga dalam seminar. Namun sayangnya, Koordinator Divisi Literasi dan Kebudayaan PC ISNU Bangkalan ini mengalami gangguan teknis jaringan di tengah diskusi, sehingga tidak masuk kembali pada  acara yang dimoderatori Ansori tersebut.

 

Kontributor: Abdullah Hafidi
Editor: Syaifullah
 


Editor:

Madura Terbaru