• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 28 Maret 2024

Kediri Raya

Sejumlah Kiai Lirboyo Dukung Gus Muwafiq Terus Berdakwah

Sejumlah Kiai Lirboyo Dukung Gus Muwafiq Terus Berdakwah
Gus Muwafiq (tengah) saat silaturahim ke Pesantren Lirboyo, Kota Kediri. (Foto: NU Online Jatim/Imam Kusnin A)
Gus Muwafiq (tengah) saat silaturahim ke Pesantren Lirboyo, Kota Kediri. (Foto: NU Online Jatim/Imam Kusnin A)

Kediri, NU Online Jatim
Ada hikmah di balik musibah. Setidaknya itulah yang dapat dipetik dari polemik ceramah yang disampaikan KH Ahmad Muwafiq saat menjelaskan tentang kondisi masa kecil Nabi Muhammad SAW. 

 

Dengan ceramah yang mengundang reaksi keras dari sejumlah kalangan tersebut, Gus Muwafiq, sapaan akrabnya hendaknya lebih hati-hati saat menyampaikan materi ceramah, serta membuka kembali khazanah keislaman. Dan buah dari hal tersebut, yang bersangkutan dapat melakukan silaturahim seperti yang dilakukan Senin (9/12) dengan berkunjung ke sejumlah kiai di Jawa Timur.

 

Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, KH An'im Falahudin Mahrus secara khusus meminta Gus Muwafiq berhati-hati dalam menyampaikan dakwah. Gus An’im, sapaan akrabnya juga meminta Gus Muwafiq tetap bersemangat berdakwah.

 

"Beliau silaturahim dan tabayun supaya umat tidak salah persepsi di ceramahnya. Tadi disampaikan beliau, videonya dipotong-potong, padahal sudah dijelaskan Rasulullah tidak seperti manusia biasa, sudah dijelaskan tapi dipotong-potong," kata Gus An'im kepada insan media.

 

Gus Muwafiq menjelaskan tentang kata rembes saat ceramah. Menurutnya, itu bermakna adalah kotoran di mata setelah bangun tidur. Namun, orang lain mengatakan rembes adalah dekil.

 

Namun, ia memberikan apresiasi pada sikap Gus Muwafiq yang tidak segan meminta maaf atas perkataan yang dinilai tidak baik. 

 

"Gus Muwafiq sudah minta maaf jika ada kekeliruan. Kesalahan dia diselesaikan dengan tabayun. Ada sebagian yang diakui oleh beliau tentang pernyataan yang menurut beliau salah ketika itu. Ada yang beliau anggap pernyataan beliau itu karena perbedaan bahasa saja," kata Gus An’im.

 

Namun demikian, peristiwa tersebut membawa sejumlah faedah, salah satunya bisa menjelaskan masalah. Terlebih lagi kepada keluarga nahdliyin, pondok pesantren, dimana Gus Muwafiq juga sering memberikan dakwahnya.

 

Gus An'im mengatakan, bagi seorang dai dengan jam dakwah yang cukup banyak, kadang terjadi kontroversi. Misalnya, saat Gus Dur (mantan presiden KH Abdurrahman Wahid) pernah dirundung masalah saat menyampaikan ide mengganti Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh dengan ucapan selamat pagi.

 

Begitu juga dengan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, KH Said Aqil Siroj yang juga pernah dirundung masalah luar biasa. Dirinya berharap, dengan kejadian tersebut, Gus Muwafiq lebih berhati-hati saat berdakwah.

 

"Saya kira Kiai Ahmad Muwafiq tetap tegas dan terus melakukan dakwahnya. Mungkin kejadian ini ada introspeksi dan hati-hati dalam memilih bahasa," ujarnya.

 

Juru bicara keluarga Pengasuh Pesantren Lirboyo Kediri, KH Abdul Mu'id Shohib menambahkan, di hadapan pengasuh serta keluarga Pesantren Lirboyo, Gus Muwafiq meminta maaf atas kegaduhan yang bersumber darinya. 

 

"Juga minta maaf ada pilihan kata di salah satu ceramahnya kemudian disalahpahami. Beliau juga sudah menyatakan itu memang salah dan meminta maaf," ucap kiai yang juga anggota DPRD Kota Kediri ini.

 

Gus Mu'id, sapaan akrabnya, menambahkan, Pengasuh Pesantren Lirboyo juga memberikan nasihat pada Gus Muwafiq agar tidak berhenti berdakwah dan terus belajar. 

 

"Kemudian tadi dari masyayikh memberikan nasihat ke beliau, agar tidak berhenti dan terus belajar. Dari kacamata pesantren, masukan untuk beliau kami juga untuk kami semua, para masyayikh memberikan apresiasi untuk Gus Muwafiq mau minta maaf, tobat jika itu dianggap salah," ujarnya.

 

Para masyayikh, lanjut dia, berharap kejadian itu sebagai pengalaman dan ketika berdakwah dengan bahasa yang baik sehingga kejadian tersebut tidak terulang lagi. 

 

"Intinya mendukung untuk terus berdakwah, tidak berhenti berdakwah. Juga mengimbau kepada warga NU mendukung dakwahnya Gus Muwafiq. Apalagi jika ada yang mengganggu, kami berharap aparat juga menjamin keberlangsungan dakwah Gus Muwafiq, juga keberlangsungan dakwah dai lainnya," ujarnya.

 

Pada silaturahim itu, turut hadir pengasuh Pesantren Lirboyo, antara lain KH Anwar Manshur, KH Abdulloh Kafabihi Mahrus, KH An'im Falahudin Mahrus, KH Ma'uf Zainudin, KH Abdul Mu'id Shohib, dan dzurriyah lainnya. 

 

Selain bertemu dengan masyayikh dari Pesantren Lirboyo Kediri, Gus Muwafiq juga berkunjung ke Pesantren Al Falah, Desa Ploso, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri.

 

Berikutnya yakni ke KH Agus Ali Masyhuri di Tulangan, Sidoarjo dan ke Pesantren Langitan, Tuban. Dalam kesempatan tersebut, Gus Muwafiq diantar oleh perwakilan PWNU Jatim.

 

Editor: Syaifullah
 


Editor:

Kediri Raya Terbaru