• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Rehat

Sekelumit Kisah Gus Dur dan Muhammadiyah

Sekelumit Kisah Gus Dur dan Muhammadiyah
Gus Dur dan Syafii Maarif. (Foto: NOJ/Kumparan)
Gus Dur dan Syafii Maarif. (Foto: NOJ/Kumparan)

Pada 18 November 2021, Muhammadiyah berusia 109 tahun. Sebagai organisasi sosial keagamaan dengan massa yang demikian besar, Muhammadiyah telah memberikan kiprah terbaik bagi negeri. Seperti juga Nahdlatul Ulama (NU), tidak terhitung kiprah ormas keagamaan Islam ini sejak zaman penjajahan, kemerdekaan, hingga saat ini. Dan dalam perjalanannya, tidak sedikit orang NU yang di’besar’kan oleh Muhammadiyah, demikian juga sebaliknya. 

 

Adalah mantan Presiden Indonesia KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pernah menyambangi Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta. Dalam kunjungan Gus Dur itu bermaksud untuk bernostalgia. Seketika imajinasinya melayang ke tahun 1954-1957, di mana selama tiga tahun ia tinggal di Kauman dan bergaul dengan anak-anak muda di kawasan setempat.

 

“Saya dulu tinggal di rumah Pak Djunaedi, kalau panggilannya ya Pak Joned,” tutur Gus Dur kala itu yang disambut tawa hadirin Masjid Gedhe Yogyakarta, Jumat tanggal 18 Februari 2000 sebagaimana dalam Reportase Majalah SM No 5 tahun itu. 

 

Pada rentang tahun 1954-1957 Gus Dur menimba ilmu di Sekolah Menengah Ekonomi Pertama (SMEP) Negeri di Gowangan Yogyakarta
.

Gus Dur kemudian melanjutkan ceritanya. “Mau tahu kenapa saya sekolah di Yogya, biasa karena tidak naik kelas,” kelakar Gus Dur yang membuat tawa jamaah Masjid Kauman kala itu.

 

Ia juga menceritakan tentang dirinya yang pernah berguru dengan ulama-ulama Muhammadiyah. “Saya juga mengaji kepada Kiai Maksum Abu Hasan, Mbah Hana, dan Pak Basyir,” katanya. 

 

Ketiganya ulama Muhammadiyah, Pak Basyir merupakan ayah dari KH Ahmad Azhar Basyir, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah sebelum H Muhammad Amien Rais, sedangkan Mbah Hana adalah Direktur Madrasah Mualimat Muhammadiyah Yogyakarta kala itu.


Karenanya, Gus Dur melihat bahwa NU dan Muhammadiyah sangat dekat sekali. Kalau ada yang bilang Muhammadiyah jauh dengan NU, apalagi bermusuhan, menurutnya, itu hanya mencari-cari saja. 

 

“Wong yang dipelajari saja bahannya sama kok,” tegasnya, tetapi kalau perbedaan penafsiran itu wajar-wajar saja menurutnya.

 

Gus Dur bercerita, sewaktu dulu Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta oleh KH Ahmad Dahlan, pendiri NU KH M Hasyim Asy’ari bertanya siapa yang mendirikan Muhammadiyah. Ketika dijawab KH Ahmad Dahlan, kemudian ia minta penjelasan apakah Ahmad Dahlan yang sama-sama mengaji dengannya di Kiai Sholeh Darat Semarang. Setelah dibenarkan, tampak hatinya lega.


Karena itu Gus Dur mengaku bahwa ia sering dijuluki orang Muhammadiyah yang ada di NU. Sebaliknya KH Ahmad Azhar Basyir sering dijuluki orang NU yang ada di Muhammadiyah.

 

Selamat milad Muhammadiyah.


Editor:

Rehat Terbaru