• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 18 April 2024

Tapal Kuda

Sekretaris ISNU Jatim ke Mahasiswa NU: Niatilah untuk Benahi Diri

Sekretaris ISNU Jatim ke Mahasiswa NU: Niatilah untuk Benahi Diri
Kajian IPNU-IPPNU PKPT UIN Khas Jember. (Foto: NOJ/VYS)
Kajian IPNU-IPPNU PKPT UIN Khas Jember. (Foto: NOJ/VYS)

Banyuwangi, NU Online Jatim

Sekretaris Pengurus Wilayah Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Timur Mochammad Dawud mengimbau para mahasiswa yang aktif di Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi (PKPT) IPNU-IPPNU Universitas Islam Negeri KH Achmad Siddiq (UIN Khas) Jember agar bersungguh-sungguh dalam berkhidmat di organisasi. Agar terasa ringan, niatkan berorganisasi untuk pengambangan dan pembenahan diri.

 

Hal itu disampaikan Dawud saat mengisi kajian secara virtual oleh PKPT IPNU-IPPNU UIN Khas Jember baru-baru ini.

 

“Niatilah masuk IPNU-IPPNU untuk terus belajar membenahi diri kita sendiri. Niatilah dan pasti akan ada suatu manfaat nantinya jika kita berkhidmat di NU,” kata Dawud.

 

Ia menjelaskan, ber-NU itu penting, salah satunya karena adanya sanad keilmuan yang jelas dan tidak menghilangkan tradisi baik yang ada di Indonesia, yaitu dengan menggunakan sikap tawazun, tasamuh, tawasuth, amar ma’ruf nahi munkar, dan i’tidal.

 

“Bila tidak ber-NU, maka tidak ada istinbat hukum tiga pilar NU seperti fikrah (bersikap dinamis atau berkembang mengikuti zaman, moderat dan manhaji/metodologis), harokah (menjaga dan menguatkan cinta NKRI serta ramah dan kasih sayang kepada semua makhluk di bumi), dan amaliyah (menjaga tradisi yang tidak bertentangan, bermadzhab dan menjaga kesinambungan) menjadi alasan penting mengapa kita harus NU,” ujarnya.

 

Dawud juga mengingatkan para kader IPNU-IPPNU agar berhati-hati dengan frasa ahlussunnah wal jamaah atau Aswaja. Sebab, ada dua golongan yang dalam paham dan praktik berbeda soal Aswaja. Golongan mayoritas ialah pengikut madzhab Imam Asy’ari dan Imam Al Muturidi dalam hal akidah, dan golongan minoritas.

 

“NU berada di golongan mayoritas karena dalam mempelajari agama tidak hanya sepotong melalui Al-Qur’an saja. Tetapi dengan berbagai disipllin ilmu sehingga menghasilkan hukum yang bersifat komprehensif,” pungkas Dawud.

 

Editor: Nur Faishal


Tapal Kuda Terbaru