• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Metropolis

Sikap PWNU Jatim Soal Kerumunan Pemakaman Habib Hasan di Pasuruan

Sikap PWNU Jatim Soal Kerumunan Pemakaman Habib Hasan di Pasuruan
KH Abdussalam Shohib, Wakil Ketua PWNU Jatim. (Foto: Istimewa).
KH Abdussalam Shohib, Wakil Ketua PWNU Jatim. (Foto: Istimewa).

Surabaya, NU Online Jatim

Beredarnya video yang diduga aksi kerumunan warga saat mengiringi pemakaman Habib Hasan bin Muhammad bin Hud Assegaf dari rumah duka sampai ke Kompleks Pemakaman Masjid Al Anwar Kota Pasuruan menuai perhatian berbagai kalangan. Bahkan Polda Jatim menyatakan sudah melakukan penyelidikan terkait video yang menggambarkan sejumlah warga berkopiah putih berkumpul di depan masjid Al-Anwar di sekitar alun-alun Kota Pasuruan, Ahad (26/12/2020) lalu.



Kejadian ini juga tidak luput dari perhatian Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur. Sebab, hingga kini masih menjadi perbincangan sejumlah kalangan.

 

KH Abdussalam Shohib mengatakan, PWNU Jatim turut mengucapkan belasungkawa yang mendalam atas wafatnya Habib Hasan bin Muhammad bin Hud Assegaf. “Almarhum dikenal sebagai ulama sepuh yang santun, sederhana, istiqamah, zuhud, tawadlu' dan mengayomi umat semua kalangan, terutama lapisan bawah,” kata Gus Salam, Wakil Ketua PWNU Jatim, Kamis (31/12/2020).

 

Menurutnya, Habib Hasan sangat dihormati dan dicintai oleh masyarakat, khususnya warga Pasuruan. Karena itu tidak heran jika banyak masyarakat yang ingin memberikan penghormatan terakhir saat proses pemakaman almarhum.

 

“Maka jika terjadi kerumunan dalam pemakaman almarhum, itu suatu hal yang tidak bisa dihindari. Masyarakat datang atas keinginan pribadi tanpa diundang dan tanpa perencanaan, sehingga tidak bisa dipastikan jumlah maupun arus kerumunannya,” ungkap Gus Salam.

 

Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Ma’arif Denanyar Jombang ini melanjutkan, berdasarkan pantauan di lapangan, sebenarnya para pentakziah tetap berusaha mengikuti protokol kesehatan, di antaranya dengan bermasker. Himbauan-himbauan juga terus disampaikan selama proses pemakaman.

 

“Yang terpenting lagi, konteks kejadian ini adalah murni momen duka yang mendalam atas wafatnya seorang ulama panutan. Karena itu pendekatan kemanusiaan dan empati harus lebih dikedepankan. Atas dasar itu, PWNU menghimbau aparat keamanan dan pemerintah untuk bijak dalam memahami konteks duka yang dirasakan umat Islam di Jawa Timur,” tegas Gus Salam.

 

 

Gus Salam juga menyampaikan agar semua pihak lebih tenang menghadapi situasi ini. “PWNU juga telah mengawal dan berkomunikasi aktif dengan keluarga almarhum dan jajaran ta'mir Masjid Jami' Pasuruan untuk tetap tenang tanpa kepanikan, di tengah suasana duka yang menyelimuti,” pungkasnya.


Editor:

Metropolis Terbaru