• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Metropolis

Soal Vaksin AstraZeneca, Ini Pandangan Ketua PWNU Jatim

Soal Vaksin AstraZeneca, Ini Pandangan Ketua PWNU Jatim
KH Marzuki Mustamar, Ketua PWNU Jawa Timur. (Foto: NOJ)
KH Marzuki Mustamar, Ketua PWNU Jawa Timur. (Foto: NOJ)

Surabaya, NU Online Jatim

KH Marzuki Mustamar menyatakan, NU Jatim tidak pernah mengeluarkan fatwa tentang vaksin AstraZeneca. Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur tersebut menegaskan bahwa Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU) Jatim hanya menyampaikan informasi hasil kajian lembaga tersebut kepada pubik pada Rabu (10/03/2021) lalu.

 

“Kalau di NU itu yang membahas hukum agama namanya LBMNU. Itu di bawah koordinasi dan instruksi syuriyah. Tanggal 10 itu LBM PWNU Jawa Timur dengan kiai-kiai, ada Kiai Ma'ruf Khozin dan lain-lain. Membahas (soal vaksin), lalu menginformasikan, sekali lagi bukan berfatwa. Karena kalau berfatwa kewenangannya Majelis Ulama Indonesia (MUI),” kata Kiai Marzuki usai acara seminar nasional tentang Syaikhona Kholil Bangkalan di Surabaya, Sabtu, (20/03/2021).

 

Pengasuh Pondok Pesantren Sabilulrosyad, Gasek, Kota Malang ini menjelaskan, masyarakat membutuhkan informasi tentang vaksin tersebut. Informasi tentang vaksin sebelumnya juga disampaikan otoritas pemberi fatwa Mesir. Dan inilah yang disampaikan LBMNU Jatim kepada publik beberapa waktu lalu.

 

“Tapi masyarakat, umat, juga berhak mendapatkan informasi dan diinformasikan antara lain, bahwa otoritas pemberi fatwa Mesir, Uni Emirat Arab, dan beberapa negara Timur Tengah, itu menyatakan (vaksin) halal. Itu yang disampaikan NU Jawa Timur ke umat.  Jadi, wartawan jangan salah, bukan LBM atau PWNU Jawa Timur berfatwa, tapi menginformasikan. dan tentu umat layak mengetahui itu,” ungkapnya.

 

Menurut dosen Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang tersebut, masyarakat di Indonesia sudah lumrah menjadikan kiai sebagai rujukan.

 

“Toh di Indonesia banyak umat yang yakin dengan kiai dan kiai-kiai itu dulu juga banyak yang alumni Al-Azhar Mesir. Kalau sudah ada fatwa dari Al-Azhar Mesir biasanya mereka juga percaya,” terangnya.

 

Terkait informasi adanya unsur babi di vaksin AstraZeneca, Kiai Marzuki menyampaikan bahwa dari otoritas Mesir mengatakan sudah mengalami peralihan wujud.

 

“Kemudian yang diinformasikan juga adalah, andai ada, katanya ada unsur babi. Katanya pemegang otoritas Mesir itu sudah mengalami istihalah. Istihalah itu artinya beralih wujud. Barang najis itu kalau sudah beralih wujud maka tidak menjadi najis, tidak menjadi haram lagi,” jelasnya.

 

Dijelaskan lebih rinci bahwa seperti itu juga alasan yang dipakai otoritas penerbit fatwa Mesir dan Uni Emirat Arab menyatakan halal karena (vaksin) itu sudah beralih wujud.

 

“Yang perlu digarisbawahi, karena itu fatwanya pihak yang punya reputasi internasional, dan umat Islam di Indonesia juga mengakui kealiman mereka, maka dari LBMNU Jawa Timur merasa punya kewajiban untuk membahas tuntas, memahami itu, lalu menginformasikan itu kepada masyarakat,” urainya.

 

Ia mengingatkan supaya sebagian kalangan tidak membentur-benturkan NU Jatim dengan MUI terkait vaksin AstraZeneca.

 

“Jadi, jangan ditabrak-tabrakkan dengan NU. Perkara MUI itu berfatwa berbeda, itu kewenangannya MUI. Otoritas Mesir berfatwa begitu, ya kewenangannya otoritas fatwa Mesir,” tandasnya.

 

Editor: Syaifullah


Editor:

Metropolis Terbaru