• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 25 April 2024

Matraman

Tahun 2021, Ini Harapan Pengasuh Pesantren Tebuireng

Tahun 2021, Ini Harapan Pengasuh Pesantren Tebuireng
KH Abdul Hakim Mahfudz (tengah), Pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang. (Foto: NOJ/ Syarif Abdurrahman).
KH Abdul Hakim Mahfudz (tengah), Pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang. (Foto: NOJ/ Syarif Abdurrahman).

Jombang, NU Online Jatim

Tahun baru 2021 melahirkan harapan baru. Menurut Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang KH Abdul Hakim Mahfudz harapan tersebut yaitu terciptanya perdamaian di Indonesia.

 

Hal ini dikarenakan beberapa tahun terakhir bangsa Indonesia terjebak dalam konflik antar anak bangsa karena perbedaan pilihan politik. Oleh karenanya, tahun 2021 momentum untuk meletakkan ego dan kembali bersatu.

 

"Memasuki tahun 2021. Mari cari jalan tengah atas segala bentuk perbedaan dan potensi konflik yang mengarah kepada perpecahan bangsa," jelasnya, Jumat (01/01/2021).

 

Tokoh pesantren yang akrab disapa Gus Kikin ini menjelaskan, kunci penyelesaian konflik yang paling manjur adalah musyawarah untuk mencari titik temu dalam berbagai perbedaan.

 

"Realita selama ini mengajarkan kepada kita untuk menghargai perbedaan. Dengan semangat permusyawaratan sebagai falsafah kehidupan," imbuhnya.

 

Gus Kikin menambahkan, sejarah panjang bangsa Indonesia menunjukkan bukti-bukti kuat bagaimana cara mengatasi konflik antar anak bangsa.

 

Dalam perjalanan panjang bangsa Indonesia, para tokoh bangsa telah berhasil mengelola berbagai perbedaan dan konflik  yang mengancam persatuan dan kesatuan. Terbaca dalam ideologi bangsa Indonesia yang termaktub di Pancasila.

 

"Dalam perjalanan panjangnya, bangsa Indonesia telah berhasil mengelola berbagai perbedaan serta konflik yang mengancam persatuan dan kesatuan," katanya.

 

 

Dikatakannya, semangat hidup bersama dalam satu negara membuka banyak sekali kemungkinan kepentingan. Agar setiap kepentingan tidak merusak suasana hidup bersama, maka perlu dicarikan solusi dalam permusyawaratan rakyat.

 

"Dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan semangat permusyawaratan. Sebagai falsafah kehidupan berbangsa dan bernegara. Mari kita tanggalkan ego untuk mewujudkan baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur," tandasnya.

 

Penulis: Syarif Abdurrahman

Editor: Romza


Editor:

Matraman Terbaru