• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Opini

Tiga Hal yang Harus Dipahami Juru Dakwah

Tiga Hal yang Harus Dipahami Juru Dakwah
Penceramah harus memahami tiga prinsip saat berdakwah. (Foto: NOJ)
Penceramah harus memahami tiga prinsip saat berdakwah. (Foto: NOJ)

Panggung ceramah dalam dekade akhir-akhir ini marak diselenggarakan oleh masyarakat. Baik yang ada di dalam masjid maupun di luar seperti lapangan, jalan umum dan lainnya. Fenomena yang demikian di satu sisi adalah hal yang sangat bagus, sebagai pertanda ghirah mencari ilmu agama untuk masyarakat umum semakin meningkat. Namun di sisi lain, menjadi kurang baik dengan adanya panggung ceramah yang menghadirkan ‘oknum penceramah’ yang materinya berisi caci maki, provokasi, namimah, ghibah dan sejenisnya.

 

Hal yang demikian amat sangat disayangkan, sebab masyarakat hadir ke pengajian untuk mendapatkan ilmu, menambah wawasan, memperoleh pencerahan, dan menginginkan ketenangan. Bukan malah mendengarkan umpatan, cacian dan namimah dari sang oknum.

 

Jika yang demikian tetap berlangsung, maka mereka inilah yang menjadi penyebab masyarakat akan malas dan enggan datang ke pengajian. Sebab jamaah datang ke pengajian ingin memperoleh ketenangan, bukan malah hatinya panas lantaran mendengarkan isi ceramah yang tidak benar.

 

Perlu diketahui bersama, bahwa pada dasarnya dakwah adalah upaya melakukan perubahan ke arah perbaikan umat, keselamatan dan ketentraman masyarakat. Juga kemajuan bangsa dan negara. Penting diketahui oleh semua orang, bahwa sebenarnya seorang dai atau penceramah adalah orang yang memecahkan masalah umat, bukan malah membuat masalah bagi mereka. Penceramah adalah orang yang meringankan beban umat, bukan malah membebani.

 

Nah agar dakwah berjalan dengan baik dan tujuan serta fungsinya dirasakan masyarakat, maka harus berpijak pada tiga konsep berikut ini.

 

Pertama, konsep bilhikmah (kearifan atau kebijaksanaan). Term hikmah dalam pengertian praktik dakwah seringkali diterjemahkan dengan arti bijaksana yang dapat ditafsirkan sebagai suatu cara pendekatan yang mengacu pada kearifan pertimbangan budaya. Sehingga orang lain tidak merasa tersinggung atau merasa dipaksa untuk menerima suatu gagasan atau ide tertentu. Hal ini terutama menyangkut perubahan diri dan masyarakat ke arah yang lebih baik dan sejahtera material maupun spiritual (batin).

 

Kedua, konsep bil-mauidlatil hasanah (dengan tutur kata yang baik). Ketika menyampaikan ajaran maupun mengajak seseorang untuk melakukan ajaran agama haruslah dengan tutur kata yang baik, lemah lembut, tidak menggunakan diksi atau kata kasar. Ukuran sebuah tutur kata termasuk dalam al-mauidlatil hasanah adalah tidak menyinggung ego dan melukai perasaan hati orang lain. Juga maksimal dalam memberi kepuasan hati orang lain, baik dengan sengaja maupun tidak.

 

Ketiga, prinsip wa jadilhum billati hiaahsan (berdebat dengan cara yang paling indah, tepat dan akurat). Artinya, prinsip pencarian kebenaran yang mengedepankan kekuatan argumentasi logis bukan kemenangan emosi yang membawa bias. Hal ini terutama yang menyangkut materi dan keyakinan seseorang, idola dalam hidup dan tokoh panutan.

 

Adalah peneliti dan penulis buku Politisasi Masjid.


Editor:

Opini Terbaru