Surabaya, NU Online Jatim
NU Online kembali mengelar pelatihan secara virtual melalui media zoom. Setelah sebelumnya menggelar kelas menulis jurnalistik dan konten keislaman.
Kali ini pelatihan yang bernama ‘Tadarus Jurnalistik’ bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kontributor NU Online di berbagai wilayah, Sabtu (11/04/2021). Pelatihan ini diikuti oleh para kontributor dari berbagai daerah. Di antaranya dari NU Online Jatim, NU Online Jateng, NU Online Jabar, NU Online Lampung, NU Online Banten dan berbagai wilayah lainnya.
Syaifullah Ibnu Nawawi Pemimpin Redaksi (Pemred) NU Online Jatim merupakan pemateri pertama pada pelatihan ini. Dalam kesempatan ini, pria yang akrab disapa Syaifullah ini menyampaikan beberapa tips dalam kegiatan menulis agar kontributor bisa menjadi produktif.
“Yang pertama kita harus memiliki daya sensitivitas, kalau tidak ada sensitivitas hidup kita tidak ada artinya. Begitu juga dengan menulis kita harus memupuk sensitivitas agar bisa produktif dalam menulis. Bayangkan padahal kegiatan kita banyak dalam setiap harinya,” jelasnya.
Kedua, dalam menulis seorang kontributor bisa juga memaksimalkan adanya kecanggihan teknologi yang kian berkembang. “Kecanggihan teknologi kita fungsikan sebaik mungkin. Jadi dengan handphone yang kita miliki harusnya bisa dimanfaatkan untuk menjadi produktif dalam kegiatan menulis,” lanjutnya.
Ia menambahkan, bahan untuk menulis sudah ada dan kecanggihan terseida. Sehingga tinggal kemauan seseorang untuk menulis harus ditanam dengan baik.
“Bagaimana cara kita memulai semangat baru, seluruh yang kita lakukan bisa menjadi tulisan apapun itu semua sangat terbuka. Tinggal bagaimana kita berbuat dengan semua itu,” tandasnya.
Harus Memperkaya Kosakata
Ahmad Mukafi Niam selaku Pemimpin Redaksi (Pemred) NU Online dalam sambutannya meminta kepada seluruh kontributor berita agar memperkaya khazanah kejurnalistikan, seperti memperbanyak perbendaharaan kosakata.
“Masih banyak kontributor yang kurang kaya akan perbendaharaan kosakata, seperti contoh adanya kontributor yang kesulitan untuk membedakan antara (kata, red) mengubah atau merubah,” papar Mukafi.
Dirinya berharap dengan diadakannya kegiatan ini, kesulitan-kesulitan kontributor semacam tersebut mampu ditekan seminimal mungkin.
Sementara itu, Pemred NU Online Jatim, Syaifullah juga menjelaskan kepada seluruh kontributor yang hadir untuk menentukan skala prioritasdalam penulisan berita.
“Tentukan skala prioritas dalam penulisan berita, diantaranya wafatnya tokoh atau ulama NU, wawasan atau gagasan tokoh, dan isu publik kekinian,” jelasnya.
Dirinya juga mengingatkan agar terus berkomitmen menjalankan tugas peliputan dengan penuh tanggung jawab dan dedikasi yang tinggi.
“Mengingat pesantren yang menjadi salah satu pilar dari NU, di dalamnya kaya akan khazanah keilmuan dan tradisi. Maka berdosa besar jika kita tidak mampu merekam jejaknya satu pun,”ungkapnya.
Editor: Romza
