• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Pemerintahan

Usaha Konveksi Pesantren Darul Falah Ponorogo, Mampu Berdayakan Alumni dan Masyarakat

Usaha Konveksi Pesantren Darul Falah Ponorogo, Mampu Berdayakan Alumni dan Masyarakat
Konveksi. (Foto: NOJ/kc)
Konveksi. (Foto: NOJ/kc)

Ponorogo, NU Online Jatim

Pondok Pesantren Darul Falah Sukorejo, Ponorogo berdiri pada tahun 2000 oleh almarhum KH Masyhuri Ahmad. Pesantren yang memiliki lembaga pendidikan formal mulai dari tingkat Raudlatul Athfal (RA) hingga Sekolah Menengah Kejuruhan (SMK) ini juga memiliki Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) dengan unit usaha yang beragam. Antara lain konveksi, depo air minum isi ukang, toko buku, minimarket, transportasi, kantin, potong rambut, toko sembako, laundry, dan simpan pinjam.

 

Adanya berbagai unit usaha tersebut tidak lepas dari tujuan yang penting. Hal tersebut selaras dengan ungkapan Gus Riza Arif, Pimpinan Pondok Pesantren Darul Falah.

 

“Yang pertama bertujuan untuk saran dakwah. Kedua, untuk memberdayakan masyarakat sekitar pondok dan para alumni melalui bisnis yang dibantu oleh unit usaha pesantren. ketiga, menopang kebutuhan ekonomi pesantren,” ungkapnya pada Jumat (11/12/2020).

 

Produk unggulan di pesantren ini adalah konveksi yang memproduksi seragam dan baju-baju lainnya.

 

“Produk unggulan kami adalah konveksi. Selain fokus untuk memenuhi kebutuhan seragam dan baju santri, kami juga pasarkan di masyarakat umum,” katanya.

 

Untuk meningkatkan penjualan, pesantren ini memanfaatkan berbagai pihak untuk membantu pemasaran produk konveksinya.

 

“Strategi pemasaran yang pertama, kami berdayakan wali santri untuk memasarkan di sekitar rumah masing-masing. Kedua, kami mengumpulkan alumni untuk membantu memasarkan. Karena Peran alumni sangat efektif sekali, karena dapat menjangkau sampai ke luar kota,” ujarnya.

 

Gus Riza menambahkan bahwa kendati usaha rintisan, namun omzet yang didapat cukup tinggi.

 

“Omzet yang didapat mencapai 35 juta rupiah per bulan, dan satu tahun sekitar 420 juta rupiah,” tambahnya.

 

Dirinya berharap, One Pesantren One Product (OPOP) yang menjadi program unggulan Pemerintah Provinsi Jatim ini dapat membantu pengembangan usaha pesantren.

 

“Harapan kepada OPOP untuk Pemprov kami diberi dukungan merupa moril dan materil, untuk membesarkan usaha kami. Karena pesantren kami masih dalam tahap berkembang,” pungkasnya.


Pemerintahan Terbaru