• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 28 Maret 2024

Matraman

Usia 79 Tahun, Guru Ma’arif di Ponorogo Ini Bakal Mengajar Hingga Tutup Usia

Usia 79 Tahun, Guru Ma’arif di Ponorogo Ini Bakal Mengajar Hingga Tutup Usia
Haji Ahmad Sukardi, guru LP Ma'arif 5 Ponorogo. (Foto: NOJ/ Yogi)
Haji Ahmad Sukardi, guru LP Ma'arif 5 Ponorogo. (Foto: NOJ/ Yogi)

Ponorogo, NU Online Jatim

Jasa guru begitu besar dalam mendidik seorang murid hingga bisa membuahkan prestasi. Terlebih dari itu karena seorang gurulah kita mengenal Allah SWT.

 

Seperti yang dilakukan Haji Ahmad Sukardi. Walau diusia senja tetap istiqamah mendidik dalam kondisi apapun. Hal itu, Sukardi niatkan hingga ujung usia demi mendapat ridlo Allah SWT.

 

Haji Sukardi sapaan akrabnya. Sosok pria paruh baya ini tetap yang konsisten mengajar di Lembaga Pendidikan Ma'arif 5 Jl Seloaji No 25 Desa Ngrupit, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo. Di usianya yang lebih dari 79 tahun Haji Sukardi tetap tidak ingin berhenti mendidik hingga akhir hayat.

 

"Ilmu itu ada ladangnya. Jadi, saya gunakan seumur hidup saya untuk mendidik agar mendapatkan ridlo Allah SWT semata," katanya kepada NU Online Jatim saat ditemui di kediamannya Desa Sedah, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, Rabu (25/11/2020).

 

Haji Sukardi, eggan untuk pensiun mendidik di LP Ma'arif maupun di Pondok Pesantren Pendowo Walisongo, Desa Sedah. "Umur saya 79 tahun 5 bulan 20 hari. Mengajar di Ma'arif 5 sudah 33 tahun dan Pondok Pesantren Pendowo Walisongo 35 tahun," ungkapnya.

 

Selain mendidik, Haji Sukardi juga sering diminta memberikan taushiyah. Dalam undangan tausiyah, Haji Sukardi benar-benar all out untuk memberikan ilmu-ilmu Ahlussunnah wal Jama'ah An nahdliyah tanpa tendensi.

 

"Kadang saya disuruh isi taushiyah. Nah ini tidak mementingkan amplop. Di dunia mendidik pun, tidak. Sekali lagi demi mendapat ridlo Allah SWT," jelasnya.

 

Sementara itu, ditanya soal susah senang mendidik muridnya baik di pesantren maupun lembaga pendidikan. Ia tidak mengeluh justru sangat bersyukur bisa terus mendidik.

 

"Bagi saya murid itu, anak-anak saya sendiri, teman, sahabat, saudara. Maka kalau saya tidak bisa jalan, saya suruh anak saya mengantarkan saya untuk mengajar. Panas maupun hujan pun saya berangkat," tegasnya.

 

Haji Sukardi memiliki 1 orang putra, 2 orang putri dan 4 orang cucu. Ketiga anaknya juga menjadi seorang pendidik. "Anak pertama saya ngajar juga, kalau yang putri sama, dua-duanya mengajar. Yang satu di TK sini (Sedah), yang satu masih di Jayapura. Ini lagi proses kembali ke Pulau Jawa," terangnya.

 

Ia dikenal oleh murid-muridnya sosok yang sangat penuh semangat dalam mendidik dan mengajar serta memberikan inspirasi bagi murid-muridnya. "Bagi saya, beliau sosok inspiratif yang terus menginspirasi," ujar Marsono, salah satu murid Haji Sukardi yang kini sudah menjadi kepala sekolah di Madrasah Ibtidaiyah (MI) 1 Babadan.

 

 

Marsono menambahkan, diusianya yang tergolong sudah senja, Haji Sukardi selalu memberikan contoh keihklasan dan semangat yang tinggi. "Pukul 06.30 WIB beliau selalu sudah hadir di sekolah. Beliau juga sudah  siap dengan buku dan catatan catatan penting untuk persiapan mengajar," pungkasnya.

 

Penulis: Yogi

Editor: Romza


Editor:

Matraman Terbaru