• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Madura

Wakil Ketua NU Jatim Minta Santri Harus Selalu Muliakan Orang Tua dan Ilmu

Wakil Ketua NU Jatim Minta Santri Harus Selalu Muliakan Orang Tua dan Ilmu
KH Ahmad Basyir AS saat tausiyah lepas pisah santri. (Foto: NOJ/ Firdaus).
KH Ahmad Basyir AS saat tausiyah lepas pisah santri. (Foto: NOJ/ Firdaus).

Sumenep, NU Online Jatim

Santri akhir angkatan I Rayon KH Ahmad Basyir AS menggelar lepas pisah di mushola Pondok Pesantren Annuqayah daerah Latee, Guluk-Guluk, Kabupaten Sumenep, Sabtu (19/06/2021). Dalam kesempatan itu, para santri diingatkan agar selalu menghormati orang tua dan ilmu yang telah dimilikinya.

 

KH Abd A’la Basyir menyampaikan tausiyah pada wali santri dalam acara tersebut. Pengasuh Pesantren Latee tersebut mengajak agar banyak bersyukur di tengah maraknya orang-orang yang mengukur kesuksesan dengan materi.

 

“Walaupun banyak orang yang mengedepankan materi, masih ada santri-santri yang mau belajar agama dan orang tua yang memasrahkan putera-puterinya ke pesantren,” kata Kiai A’la yang juga Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur.

 

Selain itu, Kiai A’la juga bersyukur atas tindakan nyata santri dalam mengamalkan ilmu dengan tindakan sehari-hari.

 

“Keberhasilan kalian di dalam dan di luar pesantren, karena jasa orang tua. Kemulian kalian ada pada orang tua. Oleh karenanya, amalkanlah amaliah yaumiyah yang telah diajarkan guru. Setinggi apapun ilmu kalian peroleh, maka persembahkanlah kepada orang tua. Tradisi pesantren yang menjunjung nilai-nilai luhur harus diamalkan ketika berada di lingkungan masyarakat,” pintanya.
 

Mantan Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya itu mengajak membaca shalawat nabi, karena Almaghfurlah KH Ahmad Basyir Abdullah Sajjad sangat suka dan sering mengamalkannya.

 

“Semasa beliau sehat, abah sering mengamalkannya, karena shalawat menjadi wasilah sampai akhir hayat. Beliau mengijazahkan shalawat kepada santri untuk membaca sebanyak 1000 kali dalam satu hari,” ungkapnya.

 

Menurutnya, terkadang orang tidak percaya pada barakah. Padahal kalimat barakah ada dalam Al-Qur’an.
 

“Walaupun kita berilmu luas, tapi tidak dibarengi dengan akhlak, maka kita tidak akan mencapai nilai ikhlas. Perlu diketahui, ciri khas Latee adalah mengedepankan akhlak dan pengabdian luhur,” ungkapnya.

 

Di akhir pengarahannya, mantan Ketua Kopertais Wilayah IV Jawa Timur tersebut mengimbau kepada santri agar betul-betul selektif dalam memilih lembaga pendidikan.

 

 

“Jika kalian ingin melanjutkan jenjang pendidikannya di luar pesantren, jaga nama baik alamater pesantren. Terlebih, kalian harus peka dan selektif dalam melanjutkan hafalannya di pesantren tahfidz. Karena di luar sana, ada pesantren tahfidz yang tidak berlatar belakang Ahlusssunnah wal Jamaah,” pungkasnya.

 

Editor: Romza


Editor:

Madura Terbaru