• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 28 Maret 2024

Matraman

Yang Mempersoalkan Sertifikasi Dai, Ngopinya Kurang Jauh

Yang Mempersoalkan Sertifikasi Dai, Ngopinya Kurang Jauh
KH Zaimuddin Wijaya As'ad atau Gus Zuem. (Foto: NOJ/Istimewa)
KH Zaimuddin Wijaya As'ad atau Gus Zuem. (Foto: NOJ/Istimewa)

Jombang, NU Online Jatim

Masalah sertifikasi dai hingga kini masih ramai diperbincangan khalayak. Hal ini juga mendapat tanggapan dari KH Zaimuddin Wijaya As’ad, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum, Rejoso, Peterongan, Jombang.

 

“Heran saja membaca komentar para pemerhati kebijakan pemerintah terkait rencana sertifikasi penceramah itu,” kata Gus Zuem, sapaan akrabnya, Jumat (11/9/2020).

 

Dalam pandangannya, kalangan yang mengkritik kebijakan tersebut menuduh pemerintah telah bersifat otoriter. Harusnya pemerintah memberi kebebasan berbicara seperti negara demokrasi seperti Amerika. Bahkan sertifikasi penceramah adalah bentuk pemberangusan hak bicara warga negara yang dijamin undang-undang.

 

“Mereka ini ngopinya kurang jauh,” sergahnya sembari tertawa.
 

Dalam pandangan Ketua Yayasan Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu) Peterongan tersebut, harusnya kalangan ini bersyukur hidup di Indonesia yang bersepakat berdasar Pancasila.

 

“Seingat saya, di Timur Tengah, ambil contoh negara Mesir yang republik itu, tidak sembarangan orang bisa khutbah seperti di sini,” ungkapnya. Bahkan topik khutbah pun ditentukan oleh kementerian agama, apalagi di negara Islam yang berbentuk kerajaan, lanjutnya.

 

Alumnus Universitas Gajah Mada ini mengajak kalangan yang kontra sertifikasi untuk menengok Malaysia bahwa isi khutbah Jumat dari satu masjid ke masjid lain, materinya sama.
 

“Karena bahan khutbah diterbitkan oleh otoritas keagamaan di sana,” jelasnya.
 

Dikemukakan Gus Zuem, ustadz di negeri Jiran tersebut juga teregistrasi dalam daftar yang disahkan pemerintah.  “Sehingga kalau saya mau undang penceramah untuk maulidan, saya tinggal lihat di daftar itu,” sergahnya.

 

Di akhir paparannya, Gus Zuem mengajak semua kalangan bahwa kalau akan melakukan kritik boleh saja asal dengan hujjah atau argumen yang konsisten.
 

“Jangan kita selama ini menyetan-nyetankan negara demokrasi Amerika. Giliran mau ditertibkan, kita malah mau merujuk ke kebijaksanaan negara Dajjal itu untuk menyelamatkan kepentingan kita,” pungkasnya.
 

 


Editor:

Matraman Terbaru