• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Selasa, 21 Mei 2024

Rehat

Melacak Sejarah Fatayat NU Kraksaan Periode Awal dan Kiprah Grup Samroh

Melacak Sejarah Fatayat NU Kraksaan Periode Awal dan Kiprah Grup Samroh
Djam'iyah Samroh Modern Al-Hikmah PC Fatayat NU Kraksaan saat tampil. (Foto: NOJ/Saifullah)
Djam'iyah Samroh Modern Al-Hikmah PC Fatayat NU Kraksaan saat tampil. (Foto: NOJ/Saifullah)

Oleh: Saifullah

 

Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU Kraksaan, Probolinggo berdiri pada tahun 1963. Awal pembentukannya berlangsung di kediaman Mahfudz, Nogosaren, Kecamatan Gading. Mahfudz sendiri masih terbilang anggota Pimpinan Cabang (PC) Ansor Kraksaan.


Sedangkan yang terpilih sebagai Ketua PC Fatayat NU Kraksaan periode awal adalah Nyai Maryamah Anshori, yang kemudian sebagai pengasuh Pondok Pesantren Putri Badridduja, Kraksaan. Ketua GP Ansor NU Kraksaan ketika itu dijabat oleh KH Badri Mashduqi, yang kemudian mendirikan Pondok Pesantren Badridduja, Kraksaan.


Kala itu Ketua Pimpinan Cabang (PC) Muslimat NU Kraksaan dijabat oleh Ummi Maryamah, dari Wangkal, Gading. Sedangkan Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kraksaan diamanahkan kepada Syamsuddin, Sidomukti, Kraksaan, dan Rais PCNU Kraksaan adalah KH. Zaini Mun'im, pendiri Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton.


Saat diberikan kesempatan memberikan pidato pertama, Nyai Maryamah Anshori ia menyatakan bahwa NU diibaratkan dengan lori. "Awas ya, NU ini seperti lori. Kalau lori bagaimana? Jangan coba-coba dilawan. Kalau tidak minggir yang mau melawannya, maka yang melawan itu nantinya kena tubruk," katanya penuh semangat.


Selanjutnya, pengurus PC Fatayat NU Kraksaan secara resmi dilantik di kantor PGAP NU Kraksaan dengan susunan kepengurusan: Maryamah Anshori (ketua), Siti Asiya (wakil ketua), Junaida (sekretaris), dan bendahara yakni Dawiyah.


Selain pengurus harian tersebut, dibantu oleh kepengurusan lain, seperti Rabiatul Adawiyah binti KH Baidlawi (pendiri Pondok Pesantren Darullughah Wal Karaomah, Sidomukti, Kraksaan), dan Halimah, dari Wangkal, Gading, Probolinggo.


Pada masa rintisan, dalam penyelenggaraan kegiatan Fatayat NU Kraksaan sering bersama kepengurusan Muslimat NU setempat. Kebersamaan dan kekompakan dalam menggerakkan kegiatan antara pengurus Fatayat NU Kraksaan dengan pengurus Muslimat NU Kraksaan menjadi bagian penting untuk mensukseskan beragam kegiatan. Termasuk Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kraksaan, yang kala itu dijabat oleh Mardiya turut aktif bergabung menggerakkan kegiatan.


Membangun hubungan kebersamaan antara kepengurusan Fatayat NU Kraksaan dengan kepengurusan Muslimat NU Kraksaan membawa dampak positif dan mempermudah untuk menggerakkan roda organisasi. Program kegiatan di antara dua organisasi tersebut dengan mudah dijalankannya karena juga mendapatkan dukungan dari PCNU Kraksaan, seperti, Kiai Mukhlas, Kiai Abdul Wahid Zaini, Halil (Sekretaris PC GP Ansor Kraksaan) dan sejumlah kiai lain.


Pada 28 April 1979, dilaksanakan rapat persiapan untuk mengikuti Muktamar ke-26 NU di Semarang. Kala itu pengurus berkumpul di Pondok Pesantren Badridduja, Kraksaan. Dan pada 22 Juli 1979 rapat berikutnya dilansungkan di tempat yang sama yang membahas hasil dari Muktamar NU tersebut. Sedangkan delegasi dari PCNU Kraksaan yang menghadiri muktamar yakni, Dawiyah (Fatayat NU Kraksaan), Rowi, Ummi Maryamah (Muslimat NU Kraksaan), KH Badri Mashduqi, KH Rofi'i dan Rowi (PCNU Kraksaan).

 

Mendirikan Kasidah Samroh

Sekadar diketahui bahwa saat itu PC Fatayat NU Kraksaan memiliki grup samroh. Dan yang membedakan dengan grup lain adalah melantunkan nilai yang bersumber dari teks Islam dan tema umum, seperti, persahabatan, percintaan, hingga hidup berumah tangga. Meski demikian, kesenian ini tetap berusaha dijadikan sebagai media dakwah Islam denan menyampaikan pesan yang bermuara pada pengagungan kepada Allah SWT dan kecintaan kepada Rasulullah SAW. Jadi, sebagai media dakwah, samroh PC Fatayat NU Kraksaan di bawah kepemimpinan Maryamah Anshori, memiliki tujuan menyebarkan ajaran Islam melalui jalur kesenian.


Grup samroh PC Fatayat NU Kraksaan didirikan 1971 di Patokan, Kraksaan. Nama samroh rintisan Fatayat NU Kraksaan adalah "Djam'iyah Samroh Modern Al-Hikmah" terdiri dari 9 orang. Kegiatan pelatihannya berada di rumah Dawiyah, Bendahara Fatayat NU Kraksaan, di Patokan, Kraksaan. Sedangkan Ketua samroh adalah Ummi Kulsum, putri dari Dawiyah.


Untuk pertama kalinya, alat musik yang digunakan Djam'iyah Samroh ini menggunakan tiga alat yakni rebana kasidah, kecrek yang umum dikenal di kalangan Kraksaan disebut kencer, adalah alat musik perkusi yang digunakan dan berfungsi sebagai alat pemberi isyarat segala macam bentuk aba-aba iringan maupun gerakan, dapat juga berfungsi sebagai penghias irama lagu. Jika dimainkan alat ini akan mengeluarkan suara crek crek crek.


Adapun nama personil Djam'iyah Samroh Modern Al-Hikmah, PC Fatayat NU Kraksaan adalah Hanifah (musik kordion), Hartatik (gitar 2), Ummi Kulsum (bas gitar), Siti (tamtam), Hurriyah (rebana), Lilik Muzayyanah (kincir), Siti Asiya (MC). Sebagai pelatih musik, Mohammad Qosim, yang terkenal sebagai pemain orkes di Kraksaan Wetan dan Nawawi sebagai pencipta lagu. Lagu favorit yang merupakan karya ciptanya adalah KB (Keluarga Berencana). Vokalis dalam samroh ini yakni Lilik Farida, yang sekarang menetap di Pasuruan, dan Mardiya. Personil lainnya adalah Solihatin dan Fatmawati.


Isi syair lagu pada seni samroh Al-Hikmah, selain karya sendiri dari anggota Samroh Fatayat, juga sering menggunakan lagu-lagu yang terkenal ketika itu. Seperti karya Hj Nur Asiah Djamil, Rofiqoh Darto Wahab dan kasidah Nasida Ria.


Beberapa bahan ini berdasarkan wawancara penulis sejak 2021 hingga 2023 dengan beberapa saksi narasumber. Seperti Nyai Siti Asiya (Wakil Ketua PC Fatayat NU Kraksaan periode awal), Hj Ummi Maryamah (Ketua PC Muslimat NU Kraksaan periode ketiga), Hanifah dan Lilik Muzayyanah (mantan Djam'iyah Samroh Modern Al Hikmah).

 

Saifullah adalah Ketua Syaikh Badri Institute (SBI)


Editor:

Rehat Terbaru