• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Selasa, 21 Mei 2024

Madura

Cegah Kekerasan dan Perundungan, Pesantren Asshomadiyah Bangkalan Gelar Seminar Nasional

Cegah Kekerasan dan Perundungan, Pesantren Asshomadiyah Bangkalan Gelar Seminar Nasional
Suasana Seminar Kependidikan di MAU Asshomadiyah Bangkalan. (Foto: NOJ/Firdausi)
Suasana Seminar Kependidikan di MAU Asshomadiyah Bangkalan. (Foto: NOJ/Firdausi)

Bangkalan, NU Online Jatim
Menyikapi isu krusial perundungan dan kekerasan yang meresahkan di beberapa lembaga pendidikan Islam, Madrasah Aliyah Unggulan (MAU) Asshomadiyah Burneh, Bangkalan menggelar Seminar Nasional Kependidikan yang dipusatkan di aula Pondok Pesantren Asshomadiyah.


Menyikapi isu kekerasan dan perundungan di madrasah dan pesantren, Pengasuh Pondok Pesantren Asshomadiyah Bangkalan, Kiai Abdullah Muadz Makky menegaskan bahwa perilaku tersebut tidak hanya menimbulkan luka fisik, tetapi juga trauma emosional dan mental yang berkepanjangan bagi korbannya.

 

"Dampak negatif perundungan dan kekerasan dapat menghambat perkembangan anak, mengganggu proses belajar mengajar, dan bahkan mendorong tindakan berbahaya serta mengancam masa depan mereka," katanya.

 

Seminar ini, lanjutnya, merupakan langkah awal bagi program-program berikutnya yang akan dilaksanakan oleh madrasah sebagai bagian dalam upaya membentuk sistem pendidikan yang unggul, representatif, aman dan ramah mental, sehingga dapat menghasilkan lulusan yang berakhlak mulia.

 

“Ini adalah langkah bersama untuk mewujudkan pendidikan yang baik, pendidikan yang betul-betul menjadi tumpuan masa depan bangsa Indonesia. Terima kasih kepada semua elemen yang turut berjuang di dalam jalan pendidikan,” ujarnya saat memberikan sambutan.

 

Sementara itu, Kepala MAU Asshomadiyah, Gus Muhammad Al-Mubassyir menjelaskan, latar belakang diadakannya seminar nasional dengan tajuk
‘Mewujudkan Pendidikan Anti Perundungan dan Kekerasan: Pendidikan Pesantren Sebagai Model Utama’ adalah  fakta-fakta perundungan dan kekerasan seksual yang terjadi di berbagai lembaga pendidikan termasuk pesantren telah sampai pada titik yang cukup memprihatinkan.


“Harus ada langkah-langkah preventif yang harus menjadi perhatian bersama dari para stakeholder, penggerak, pendidik, pengasuh, maupun dari pihak pemegang kebijakan dalam hal ini adalah pemerintah,” ucapnya kepada NU Online Jatim, Jum’at, (10/5/2024).

 

Dirinya mengutarakan, seminar ini bermanfaat bagi para peserta yang memang berasal dari kalangan pendidik dan penggerak pendidikan di Kabupaten Bangkalan dalam menjalankan program-program pendidikan pada lembaganya masing-masing.

 

“Semoga seminar ini menghasilkan pandangan yang sama terhadap isu perundungan dan kekerasan dalam pendidikan sebagai sesuatu yang harus diperangi bersama oleh semua pihak terkait,” tandasnya.

 

Seminar dilaksanakan dalam dua sesi. Sesi pertama dengan dua narasumber, yaitu Muhammad Yakub Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bangkalan, dan Akhmad Sururi Kepala Kementerian Agama Kabupaten Bangkalan. Materi pada sesi pertama mengupas tantangan, metode, strategi dan cara mewujudkan budaya sekolah yang aman, ramah anak, anti perundungan dan kekerasan, serta bagaimana langkah-langkah para stakeholder dan pemegang kebijakan dalam menghadapi isu ini.

 

Sedangkan pada sesi kedua seminar, diisi oleh Prof. Dr. Najlatun Naqiyah Guru Besar Ilmu Konseling Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Dr. Shofiyullah Muzammil Dosen UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, dan Prof. Dr. Zainal Abidin Guru Besar IAIN Madura, Pamekasan. Sesi kedua ini lebih fokus kepada pendidikan pada lembaga pondok pesantren sebagai model konsepsi utama bagi pendidikan anti perundungan dan kekerasan.


Madura Terbaru