Bangkalan, NU Online Jatim
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bangkalan menggelar Halal Bihalal dengan mengusung tema 'Merajut Kebersamaan Merawat Nilai-nilai Kebangsaan'. Kegiatan ini dipusatkan di Pondok Pesantren Sembilangan, Bangkalan, Rabu (08/05/2024) malam.
Ketua PCNU Bangkalan KH Muhammad Makki Nasir menjelaskan, dipilihnya tema tersebut dalam halal bihalal karena di era saat ini sangat penting merajut kebersamaan. Ia mengatakan para pendiri Nahdlatul Ulama dan pendiri bangsa dengan semangat kebersamaannya melepas ego sektoral, dan melepas baju-baju kebesarannya.
"Mereka bersama-sama bergerak memikirkan langkah berkumpul di Surabaya, membentuk sebuah gerakan sehingga lahirlah Nahdlatul Ulama dan lahirlah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," ujarnya.
Kiai Makki menyebutkan, hal tersebut terjadi karena modal merajut kebersamaan yang harus dibangkitkan kembali dalam rangka merawat nilai-nilai kebangsaan. "Bagi kami PCNU Bangkalan, yang dibutuhkan sekarang adalah keaslian dari rasa apa yang kami rasakan dalam menjalani kehidupan ini," paparnya.
Dirinya pun mengulas perihal merajut kebersamaan tersebut dari kisah Nabi Musa AS. Dikatakan, berubahnya tongkat asli Nabi Musa yang sebelumnya menjadi ular terjadi karena ciptaan Allah SWT untuk menghadapi penyihir Fir'aun yang mempengaruhi pikiran banyak orang.
"Inilah yang kami jadikan sumber inspirasi di dalam merajut kebersamaan dan merawat nilai-nilai kebangsaan," terangnya.
Kiai Makki pun mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang sudah membantu dalam kegiatan halal bihalal ini, baik dari segi material, tenaga, maupun pikiran.
"Kesuksesan kegiatan halal bihalal ini berkat sumbangsih panjenengan semua. Kami ucapkan terima kasih dengan iringan doa jazakumullah ahsanal jaza," katanya.
Sebagai Informasi, kegiatan halal bihalal ini dihadiri Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Zulfa Mustofa, Pj Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim KH Abdul Hakim Mahfudz, Wakil Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024 Emil Elestianto Dardak, serta pengurus lembaga dan banom NU di Bangkalan.
