“Tidaklah beriman salah seorang di antara kalian, sehingga aku lebih dicintai baginya dibandingkan mencintai dirinya sendiri, hartanya, anaknya, orang tuanya dan manusia seluruhnya” (HR. Al-Bukhari & Muslim)
Hadis yang tertulis di lembaran pertama buku Muhammad Rasul Paripurna membuat siapa pun yang membacanya memiliki ghirah untuk mencintai Nabi Muhammad.
Memang, siapa yang tidak jatuh cinta dengan sosok Muhammad? Bahkan Tuhan pun menjadikan Muhammad kekasih-Nya. Kalau bukan karena engkau Muhammad, Aku tidak akan menciptakan alam ini, begitu firman-Nya.
Sayyidah Aminah saat mengandungnya didatangi 9 Nabi yang mengabarkan bahwa yang dikandungnya adalah pemimpin dunia. Sosok yang mampu mendengarkan suara Qalam di Lauh al-Mahfudz saat masih dalam kandungan. Manusia sempurna yang memiliki mukjizat membenamkan matahari, menjatuhkan bulan ke bumi lalu membelahnya menjadi dua, menyempurnakan anggota tubuh yang cacat, mengembalikan penglihatan orang buta. Mampu menjadikan gunungan emas dan perak menjadi debu. Orang-orang yang mengingkarinya mengatakan “ini adalah sihir yang nyata, Muhammad gila!”.
Namun, mukjizat Nabi yang luar biasa tersebut tetap tidak menanggalkan sifat Nabi sebagai manusia biasa. Berjualan, merasakan sakit, menanggung kesedihan, dan tentunya beribadah dengan ketauhidan yang sempurna meskipun dijanjikan surga oleh Allah Swt., Nabi juga tidak mampu mengelak ketika ajal telah datang. Sosok yang begitu mencintai umatnya, tiada kesedihan akan berpisah di dunia melainkan berat meninggalkan umatnya, bahkan Nabi memohon agar sakitnya sakaratul maut seluruh umatnya ditimpakan kepadanya saja. Masihkah kita tidak jatuh cinta?
Kisah-kisah menakjubkan dan mengharukan bisa dibaca tuntas melalui buku ini. Setelah membaca Muhammad Rasul Paripurna, siapa lagi yang paling berhak dicintai jika bukan Allah dan Rasul-Nya?
Identitas buku
Judul buku: Muhammad Rasul Paripurna
Penulis: KH. Moch Djamaluddin Ahmad
Penerbit: Pustaka Al-Muhibbin
Tahun terbit: 2021
Jumlah halaman: 204
ISBN: 978-602-9253-46-7
Peresensi: Uswatun Hasanah