• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 19 Mei 2024

Keislaman

Ilmu Pengetahuan Faktor Kemajuan Suatu Bangsa

Ilmu Pengetahuan Faktor Kemajuan Suatu Bangsa
Ilustrasi. (Foto: NOJ/freepik)
Ilustrasi. (Foto: NOJ/freepik)

Pendidikan sendiri merupakan transformasi ilmu pengetahuan, budaya, sekaligus nilai-nilai yang berkembang pada satu generasi agar dapat ditransformasi kepada generasi berikutnya. Maka dari itu, pendidikan sangatlah penting bagi kehidupan umat manusia.

 

Melihat hal itu, pendidikan masuk dalam maqashid as-syar'iyah (tujuan syariat Islam dirurunkan) yakni hifdzu al-aql (menjaga akal) dan hifdzu ad-din (menjaga agama). 

 

Kedua maqashid ini saling berkaitan dan berhubungan, menjaga akal yakni mensyukuri nikmat Allah berupa akal sehat dengan memberinya asupan-asupan ilmu pengetahuan. Begitu juga menjaga agama, karena ilmu itu sangatlah penting bagi tegaknya agama, mana mungkin kita memahami agama tanpa adanya ilmu.

 

Dalam Al-Qur'an dijelaskan betapa pentingnya ilmu pengetahuan dan mempelajarinya, dapat kita lihat dalam surat Al-'Alaq 1-5:

 

ٱقۡرَأۡ بِٱسۡمِ رَبِّكَ ٱلَّذِي خَلَقَ خَلَقَ ٱلۡإِنسَٰنَ مِنۡ عَلَقٍ ٱقۡرَأۡ وَرَبُّكَ ٱلۡأَكۡرَمُ ٱلَّذِي عَلَّمَ بِٱلۡقَلَمِ عَلَّمَ ٱلۡإِنسَٰنَ مَا لَمۡ يَعۡلَمۡ

 

Artinya: “(1)Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, (2) Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah (3) bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah, (4) yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam (5) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. (Q.S. Al-‘Alaq, 96: 1-5).

 

Ayat pertama yang diturunkan kepada Nabi SAW adalah perintah untuk membaca yang lebih lanjutnya adalah untuk membaca atau mempelajari apa yang ada dalam Al-Qur'an dan dalam Islam itu sendiri.

 

وَمَآ اَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ اِلَّا رِجَالًا نُّوْحِيْٓ اِلَيْهِمْ فَاسْـَٔلُوْٓا اَهْلَ الذِّكْرِ اِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَۙ

 

Artinya: "Kami tidak mengutus sebelum engkau (Nabi Muhammad), melainkan laki-laki yang Kami beri wahyu kepadanya. Maka, bertanyalah kepada orang-orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui." (Q.S. An-Nahl : 43)

 

Dalam tafsir Al-Wajiz, ayat ini dijelaskan agar orang-orang yang meragukan keesaan Allah dan tidak mengetahui tuntunan-Nya bertanya kepada orang yang mempunyai pengetahuan tentang nabi dan kitab-kitab Allah, jika tidak mengetahuinya.

 

Ayat di atas menunjukkan bahwa mencari ilmu pengetahuan sangatlah penting dilakukan jika kita memang tidak mengetahui akan hal tersebut.

 

Rasulullah SAW, dalam haditsnya bahkan mewajibkan seluruh umat Islam baik laki-laki maupun perempuan untuk selalu mencari ilmu,

 

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

 

Artinya: “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim” (HR. Ibnu Majah)

 

Ilmu merupakan warisan para nabi yang tentunya sangat penting untuk digali dan dikembangkan dalam rangkat kebermanfaatan diri dan umat, sehingga lebih maju dan lebih dekat dengan Sang Pencipta. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 

إِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَ بِهِ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ

 

Artinya: “Sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, sesungguhnya mereka hanyalah mewariskan ilmu, maka barangsiapa yang telah mengambilnya, maka ia telah mengambil bagian yang banyak.” (HR Abu Dawud dan At-Tirmidzi)

 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ رَجُلٍ يَسْلُكُ طَرِيقًا يَطْلُبُ فِيهِ عِلْمًا إِلَّا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقَ الْجَنَّةِ وَمَنْ أَبْطَأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ

 

Artinya: Dari Abu Hurairah ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah seorang laki-laki yang meniti jalan untuk mencari ilmu melainkan Allah akan mempermudah baginya jalan menuju Surga. Dan barangsiapa yang lambat amalannya maka nasabnya tidak akan memberinya manfaat."

 

Yang tidak kalah penting, ilmu pengetahuan dapat mengangkat peradaban suatu bangsa. Dan peradaban yang benar adalah suatu perilaku yang dapat membuat orang yang beradab sehat fisik dan akal pikirannya, serta membungkusnya dengan pakaian yang membuatnya tampak indah mempesona di kalangan keluarga, golongan dan masyarakat lingkungannya. Serta bakal menjadikannya bahagia di dunia dan akhiratnya.

 

Dalam kitab Idzotu An-Nasyi'in menjelaskan bahwa peradaban tidak lain adalah akhlak terpuji yang dapat membuahkan kerukunan antar individu dan persatuan antar golongan.

 

ما المدنيَّةُ إلاَّ أخلاق فاضلة، تُثْمِرُ ائتلاف الأفراد ، واتحاد الجماعات ؛ وسعيٌ وعملٌ، يلدان عمرانَ البلاد، وارتقاء الحالة الاجتماعيّةِ، وإقدام على تطهير النّفس من الرّذئل، لاِكتسابِ الفضائلِ، وإحخامٌ عن الضَّرَرِ بالنَّاس، وابتِعادٌ عن منَاكرِ الأخلاقِ : وبذلٌ لتَخْفيف ويْلاتِ البائس وتشْييدِ صُرُوحِ المدارسِ

 

Artinya: "Peradaban tidak lain adalah akhlak terpuji, yang dapat membuahkan kerukunan antar individu dan persatuan antar golongan. Ia merupakan usaha dan amal perbuatan yang melahirkan kemajuan negara dan meningkatkan kondisi sosial, upaya secara intensif membersihkan jiwa dari sifat-sifat tidak terpuji, untuk memperoleh kemuliaan, menahan diri dari perbuatan yang membahayakan manusia, menghindari perangai-perangai yang buruk, dan ia (peradaban) merupakan usaha maksimal meringankan penderitaan orang yang susah serta upaya membangun sekolah-sekolah (lembaga-lembaga pendidikan)."


Keislaman Terbaru