Usulan Gelar Pahlawan untuk Syaikhana Kholil Terus Diproses
Selasa, 26 Januari 2021 | 11:00 WIB
Bangkalan, NU Online Jatim
Upaya agar Syaikhana Muhammad Kholil segera mendapat pengakuan sebagai pahlawan nasional terus dilakukan. Persyaratan administrasi bagi keperluan tersebut terus dilengkapi. Diharapkan pengakuan dari negara segera didapat.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Karenanya, Bupati Bangkalan R Abdul Latif Amin Imron terus mendorong akan hal ini. Penegasan diungkapkan pada seminar nasional yang digelar secara online dan offline dalam rangka usulan gelar kepahlawanan Syaikhana Muhammad Kholil di Pendopo Agung Bangkalan, Senin (25/01/2021).
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Menurut Bupati Bangkalan, selain adanya persetujuan dari pihak ahli waris, perlu adanya kelengkapan lain yang harus disiapkan secara administrasi.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
"Untuk usulan gelar pahlawan harus ada persetujuan dari ahli waris, kemudian ada usulan lainnya yang harus dilengkapi secara administratif, seperti foto atau sketsa nanti juga perlu persetujuan dari pihak keluarga," jelasnya.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Diakui Ra Latif, sapaan bupati, Pemerintah Kabupaten Bangkalan sejak tahun 2019 sudah mengusulkan melalui dinas sosial agar Syaikhana Muhammad Kholil dianugerahi gelar pahlawan nasional.
Dirinya menjelaskan bahwa usulan gelar kepahlawanan Syaikhana Muhammad Kholil harus segera diserahkan sebelum bulan April pada pekan kedua. Oleh sebab itu, dirinya berharap dukungan dari masyarakat, khususnya masyarakat Madura agar usulan gelar pahlawan ini dapat segera terealisasikan.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
"Informasinya, setidaknya ada 6 santrinya sudah mendapatkan gelar pahlawan. Artinya, beliau sebagai guru bagi para pahlawan. Sehingga gelar pahlawan pun tepat diberikan kepada beliau," pungkasnya.
Sejumlah pertimbangan yang disampaikan untuk meraih gelar tersebut. Di antaranya bahwa sosok almaghfurlah menjadi penentu lahirnya Nahdlatul Ulama (NU) melalui KH M Hasyim Asy'ari. Menjadi embrio lahirnya pergerakan nasional dan nasionalisme di kalangan pesantren.
Pertimbangan lain, menjadi episentrum jejaring ulama dan Islam Nusantara, sebagai ahaguru yang menghasilkan pejuang dan para pahlawan.
Juga merupakan peletak dasar nilai-nilai Islam Indonesia yang universal, moderat, terbuka, dan toleran. Menjadi pelopor implementasi instrumen pendidikan Islam dalam pendidikan di Nusantara, serta menjadi pencetak kader ulama dan pahlawan nasional.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND