Metropolis

MWCNU Prambon Sidoarjo Terima Wakaf Mushala Al-Jannatun Cintya Dewi

Kamis, 28 Agustus 2025 | 10:00 WIB

MWCNU Prambon Sidoarjo Terima Wakaf Mushala Al-Jannatun Cintya Dewi

Serah terima ikrar wakaf Mushala Al-Jannatun Cintya Dewi. (Foto: NOJ/ Istimewa)

Sidoarjo, NU Online Jatim

Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Prambon menerima wakaf Mushala Al-Jannatun Cintya Dewi, Desa Kedungkembar, Prambon, Sidoarjo. Prosesi ikrar wakaf dipimpin Kepala KUA Prambon H Miftakhul Huda, selaku Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW).

 

Aset wakaf dengan luas 208 meter persegi tersebut secara resmi diserahkan oleh Wakif, pasangan Bambang Supriyadi dan Sutriyem, kepada Nazhir MWCNU Prambon. Penyerahan diterima langsung oleh Ketua MWCNU Prambon yang juga Wakil Ketua Nazhir, H Ashud.

 

Mushala ini diberi nama Al-Jannatun Cintya Dewi sebagai bentuk penghormatan sekaligus kenangan mendalam atas putri pertama Bambang Supriyadi dan Sutriyem, Jannatun Cintya Dewi, yang meninggal dalam kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta–Pangkal Pinang pada 29 Oktober 2018 di perairan Karawang, Jawa Barat.

 

Ketua MWCNU Prambon, H Ashud, menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih yang tinggi atas keikhlasan keluarga wakif. Menurutnya, wakaf ini bukan hanya amal jariyah untuk almarhumah, tetapi juga menjadi teladan bagi masyarakat.

 

“Semoga mushala ini dapat dimakmurkan dan menjadi pusat ibadah serta dakwah. Kami juga mengimbau agar lembaga pendidikan maupun aset NU lainnya segera diwakafkan secara resmi kepada Nazhir NU, demi mempertegas status kepemilikan serta mencegah permasalahan di kemudian hari,” ucapnya, Rabu (27/08/2025).

 

Wujud Cinta Orang Tua pada Anak

Semasa hidupnya, Jannatun dikenal sebagai sosok pendiam, cerdas, dan berprestasi. Ia tercatat menempuh pendidikan di SMAN 1 Sidoarjo dengan segudang prestasi hingga mampu menyelesaikan masa SMA hanya dalam dua tahun.

 

Setelah itu, ia melanjutkan studi di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya jurusan Teknik Kimia. Selepas lulus, Jannatun bekerja di Bank Mandiri Jakarta sebelum akhirnya bergabung dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebagai analis kegiatan usaha hilir migas.

 

“Anak saya itu selalu menjadi yang nomor satu, baik di sekolah, kampus, maupun saat tes di Kementerian ESDM. Bahkan, saat proses pencarian korban Lion Air, jenazah yang pertama kali ditemukan adalah Jannatun,” ujar Bambang menahan haru.

 

Ia menegaskan alasannya mempercayakan wakaf mushala ini kepada Nazhir NU. Sebagai warga NU, tentu mushala tersebut diwakafkan kepada lembaga yang jelas naungannya dan dikelola oleh Nazhir NU.

 

“Harapan saya, seluruh amaliah yang dilakukan di Mushala ini adalah amaliah Nahdlatul Ulama, seperti tahlilan, manaqiban, yasinan, dan kegiatan-kegiatan keagamaan lain yang sesuai tradisi NU,” ungkapnya.

 

Bambang menuturkan, pembangunan mushala atas nama putrinya ini bukan hanya di Prambon, tetapi juga di beberapa tempat lain, termasuk di Kecamatan Balongbendo. “Ini merupakan wujud bakti sekaligus doa agar terus mengalir untuk almarhumah putri tercinta,” pungkasnya.