Syekh Mu'taz Al-Subaini Suriah Kunjungi PBNU untuk Perkuat Sanad Keilmuan
Rabu, 20 Agustus 2025 | 11:00 WIB
Surabaya, NU Online Jatim
Ulama pakar sanad dan sejarah asal Suriah, Syekh Mu'taz Al-Subaini Ad-Dimasyqi Al-Husaini Al-Atsari, mengunjungi Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jalan Kramat Raya 164 Jakarta, Selasa (19/08/2025).
Kedatangan Syekh Mu'taz disambut langsung oleh Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf di Lantai 3 Gedung PBNU. Kunjungan ini merupakan kali pertama Syekh Mu'taz hadir di Indonesia sekaligus bersilaturahim dengan PBNU.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Gus Yahya menyampaikan bahwa kehadiran Syekh Mu'taz di Indonesia bertujuan memperkuat sanad keilmuan antara Indonesia dan Suriah.
"Beliau hadir untuk memperkuat sanad keilmuan antara Indonesia dan Suriah, serta meneruskan warisan keilmuan Syekh Yasin al Fadani yang menjadi rujukan penting dunia Islam," tulis Gus Yahya dalam akun Instagram @yahyacholilstaquf.
Menurut Gus Yahya, sanad dan ilmu merupakan jembatan emas yang harus terus dijaga demi kemaslahatan umat.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Senada dengan hal tersebut, Syekh Mu'taz juga mengapresiasi kegiatan Nasyrus Sanad yang telah diselenggarakan PBNU di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, pada Juli 2025 lalu.
Ia menilai penyelenggaraan Nasyrus Sanad yang berdekatan waktunya dengan kunjungannya ke Indonesia adalah bagian dari takdir Allah yang patut disyukuri, terlebih karena sesuai dengan kepakarannya dalam bidang sanad.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
"Setelah mengunjungi beberapa kota di Jawa dan Padang kemarin, saya menyaksikan dan menghadiri halaqah serta memberikan sanad keilmuan," ujar sosok yang juga merupakan Mustasyar PCINU Suriah ini.
Dalam kunjungan tersebut, Syekh Mu'taz menyebut ada dua hal yang membuat hatinya terpaut dengan Indonesia.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
"Sebenarnya saya merasa sangat terlambat baru ke Indonesia sekarang ini. Dua hal yang tertanam di hati saya untuk segera berkunjung ke Indonesia," ujar Syekh Mu'taz.
"Yang pertama karena guru saya berasal dari Indonesia, Syekh Yasin Al-Fadani. Yang kedua karen murid-murid saya di Suriah juga banyak yang berasal dari Indonesia," sambungnya.
Di sela-sela perjalanannya di sejumlah kota, Syekh Mu'taz juga menyempatkan diri membaca kitab Al-Arba'una Al-Buldaniyah, yakni kitab yang berisi hadis-hadis yang diriwayatkan dari empat puluh guru Syekh Yasin Al-Fadani dari empat puluh negara.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Ia menyebut, sebagian besar sanad dalam kitab tersebut justru berasal dari ulama Indonesia. Salah satu guru Syekh Yasin yang tercatat dalam kitab itu adalah Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdlatul Ulama.
Syekh Mu'taz juga berpesan kepada para muridnya, khususnya yang berada di Indonesia, agar mengamalkan ilmu dengan penuh keikhlasan.
Dalam pertemuan tersebut hadir pula Wasekjen PBNU Ahmad Ginanjar Sya'ban, Dr Ahmad Salam, serta beberapa murid Syekh Mu'taz yang turut mendampingi.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND