Surabaya, NU Online Jatim
Bangsa Indonesia memperingati 1 Oktober dengan Hari Kesaktian Pancasila. Asal-usulnya terkait dengan peristiwa Gerakan Tiga Puluh September Partai Komunis Indonesia atau G 30 S/PKI.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Namun bagi warga NU, pada 1 Oktober ada momentum kelahiran salah seorang tokoh besar terkait dengan pergerakan organisasi. Ya, pada 1 Oktober 1919 lahir KH Saifuddin Zuhri di Sokaraja, Banyumas, Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
KH Saifuddin Zuhri mengenal NU sejak kecil dimulai dari Nashihin NU, melihat dan mengamati langsung pergerakan para kiai di kampungnya yang kemudian menjadi pengurus NU.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Kiai Saifuddin kemudian mengikuti jejak mereka dengan turut serta aktif di Gerakan Pemuda (GP) Ansor, menjadi pengurus Konsul NU Jawa tengah, hingga kemudian menjadi salah seorang Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Di masa perjuangan merebut kemerdekaan, Saifuddin aktif di kelaskaran, di samping menjadi jurnalis. Menurut Ensiklopedia NU, menjadi jurnalis telah dimulai sejak kecil. Sembari sekolah, nyambi menjadi wartawan dan koresponden dengan beberapa media.
Tercatat menjadi koresponden surat kabar Pemandangan yang terbit di Jakarta. Di Solo, yang saat itu menjadi kota pusat pergerakan, ia banyak meliput peristiwa politik. Juga membantu surat kabar berbahasa Jawa Darmogandul serta Kantor Berita Antara.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Selain ke koran-koran tersebut, tulisannya dikirim ke Berita Nahdlatoel Oelama yang waktu itu dikelola KH Mahfudz Siddiq di Surabaya dan Suara Ansor. Puncak karirnya dalam bidang jurnalistik, ketika memimpin Duta Masyarakat, koran yang diterbitkan Nahdlatul Ulama.
Di antara karya tulis KH Saifuddin Zuhri adalah Palestina dari Zaman ke Zaman (1947), Agama Unsur Mutlak dalam Nation Building (1965), KH Abdul Wahab Chasbullah: Bapak dan Pendiri NU (1972), Guruku Orang-orang dari Pesantren (1974).
Ada juga Berangkat dari Pesantren, Sejarah Kebangkitan Islam dan Perkembangannya di Indonesia (1979), Kaleideskop Politik di Indonesia (3 jilid, 1981), Unsur Politik dalam Dakwah (1981), Secercah Dakwah (1983), dan Berangkat dari Pesantren (1987).
KH Saifuddin Zuhri pernah menjadi Menteri Agama Republik Indonesia pada Kabinet Kerja III, Kabinet Kerja IV, Kabinet Dwikora I, Kabinet Dwikora II, dan Kabinet Ampera I. Dan akhirnya wafat pada usia 66 tahun.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND