• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Metropolis

Hendaknya Diketahui, Orang Fakir Juga Harus Jaga Etika

Hendaknya Diketahui, Orang Fakir Juga Harus Jaga Etika
KH Farmadi Hasyim saat menggelar pengajian online dari kediamannya. (Foto: NOJ/Istimewa)
KH Farmadi Hasyim saat menggelar pengajian online dari kediamannya. (Foto: NOJ/Istimewa)

Sidoarjo, NU Online Jatim
Agar agama Islam dan masyarakat dunia tetap tegak berdiri dengan stabil, setidaknya ada empat hal yang harus dijaga. Pertama, ilmunya para ulama atau ilmunya orang yang berilmu, adilnya pemerintah, dermawannya orang-orang yang kaya, dan doanya orang yang fakir. 


Dan pada kajian online kali ini, KH Farmadi Hasyim menjelaskan adabul fakir atau etika orang fakir, Rabu (6/5) usai shalat tarawih.

 

“Ternyata orang fakir juga ada etikanya sebagaimana disampaikan hujjatul Islam, Imam Ghazali dalam kitabnya al-Adab Fiddin tepatnya pada halaman 18,” katanya.

 

Secara lebih rinci, Wakil Ketua Pengurus Wilayah (PW) Lembaga Dakwah nahdlatul Ulama (LDNU) Jawa Timur tersebut menjelaskan yang pertama adalah luzumul qana'ati atau memelihara sifat qanaah.

 

“Qanaah adalah sikap rela menerima atau merasa cukup dengan apa yang didapat, serta menjauhkan diri dari sifat tidak puas,” kata Kiai Farmadi, sapaan kesehariannya. 

 

Implementasi dari etika pertama bagi fakir tersebut yakni merasa malu kalau meminta kepada orang lain selain Allah SWT.

 

“Sedangkan etika kedua yakni kitmanul qafati yaitu menyembunyikan kemiskinannya dalam rangka terhindar dari belas kasihan orang lain,” terang Kepala Seksi Pemberdayaan KUA dan Keluarga Sakinah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur tersebut.


Meskipun sebagai fakir, etika berikutnya yang harus dipegang teguh adalah tarkul badzalati wal tada'da'i yakni tidak menampakkan kehinaan dan merendahkan diri.

 

Etika ini mungkin telah banyak ditinggalkan mereka yang fakir. Bahkan tidak sedikit yang rela menengadahkan tangan dan menghiba di perempatan jalan dan keramaian. Tujuannya agar mendapat perhatian dan belas kasihan khalayak.

 

“Padahal perangai yang harus dijaga oleh kalangan yang secara ekonomi terbelakang sekali pun adalah pandai menyimpan rahasia dirinya di depan orang banyak supaya tiddk dibelas kasihani,” tegasnya.

 

Berikutnya adalah etika untuk ilqa'ut tama'i yakni menjahui sifat rakus, serta terakhir adalah itsarus shiyanati atau menjaga harga diri.

 

Dengan demikian, semua pihak harus menjaga kelemahan diri dan menyembunyikan sehingga tidak diketahui kalangan lain. Bahkan bisa jadi mereka yang secara ekonomi berkecukupan, namun memiliki sifat layaknya orang yang layak dikasihani dikategorikan sebagai kalangan fakir.

 

“Oleh sebab itu, sangat tepat kalau dikemukakan bahwa orang fakir juga sebagai pilar bagi kedamaian dan keberlangsungan dunia asal mereka memiliki etika seperti disampaikan di atas,” terang alumnus Pesantren al-Khaziny, Buduran, Sidoarjo tersebut.

 

Sebenarnya masih ada sepuluh etika yang harus menjadi perhatian bagi kalangan fakir. Semua hendaknya diperhatikan sebagai pegangan di dunia.

 

“Hanya saja waktu yang kurang memungkinkan, maka hanya lima yang bisa disampaikan pada kajian virtual tersebut,” pungkasnya.

 

Editor: Syaifullah
 


Editor:

Metropolis Terbaru