Amalan-amalan Sunnah Hari Tasyrik, di Antaranya Makan dan Minum
Sabtu, 7 Juni 2025 | 16:00 WIB
Setelah gema takbir pada hari raya Idul Adha, banyak dari kita yang merasa momen istimewa sudah berlalu. Padahal, hari-hari setelah Idul Adha, atau biasa dikenal sebagai hari Tasyrik, menyimpan keutamaan luar biasa dalam Islam.
Tiga hari Tasyrik ini, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah, merupakan bagian dari waktu-waktu terbaik yang seharusnya tidak kita lewatkan begitu saja. Allah sendiri menyebut hari-hari ini dalam Al-Qur’an:
وَاذْكُرُوا اللّٰهَ فِيْٓ اَيَّامٍ مَّعْدُوْدٰتٍ
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Artinya: “Dan berdzikirlah kepada Allah pada hari-hari yang telah ditentukan…” (QS. Al-Baqarah: 203).
Baca Juga
Memahami Makna Hari Tasyrik
Dalam Tafsir Ibnu Katsir, Ibnu ‘Abbas berkata: “Hari-hari yang tertentu (الأيام المعدودات) adalah hari-hari Tasyrik, dan hari-hari yang diketahui (الأيام المعلومات) adalah sepuluh hari pertama Dzulhijjah.” (Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur'an Al-Adzim, [Riyadh: Daar Tayyibah: 1999 M/1420 H], juz IV, halaman 560).
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Meskipun tidak sepopuler hari Arafah atau hari raya Idul Adha, hari Tasyrik ternyata memiliki nilai ibadah yang sangat tinggi. Berikut beberapa amalan sunnah yang utama dilaksanakan di hari Tasyrik.
1. Makan dan minum sebagai bentuk rasa syukur
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Rasulullah SAW menyebut hari Tasyrik ini sebagai hari untuk berdzikir kepada Allah, makan, dan minum. Dalam hadits sahih riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ نُبَيْشَةَ الْهُذَلِيِّ قَالَ قَالَ : (رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ) وَزَادَ فِي رواية وَذِكْرٍ لِلَّهِ
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Artinya: “Dari Nubaisyah Al-Hudzali, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, ‘Hari Tasyrik adalah hari makan, minum (pada riwayat lain), dan hari dzikir,’” (HR Muslim).
Artinya, meski terlihat seperti hari-hari biasa, sebenarnya hari-hari ini adalah momen ibadah yang bisa mendekatkan kita kepada Allah, bahkan melalui aktivitas sehari-hari seperti makan dan minum —selama diniatkan untuk memperkuat diri dalam ketaatan.
2. Kesempatan ibadah kurban masih terbuka
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Bagi yang belum sempat menyembelih kurban pada hari Nahr (10 Dzulhijjah), masih terbuka kesempatan hingga akhir hari Tasyrik. Menurut mayoritas ulama, termasuk Imam Nawawi, waktu penyembelihan kurban berlaku sampai tanggal 13 Dzulhijjah.
Artinya, hari Tasyrik tetap menjadi momen yang sah dan berpahala untuk menunaikan ibadah kurban, apalagi jika dilakukan dengan niat yang tulus dan sesuai tuntunan syariat agama.
Umumnya pada hari Tasyrik, kebanyakan orang masih sibuk dengan kurban serta mengelola dagingnya, itulah yang menjadi penamaan hari Tasyrik sebagaimana penjelasan Imam An-Nawawi berikut ini:
وأَيَّامُ التَّشْرِيقِ ثَلاثَةٌ بَعْدَ يَوْمِ النَّحْرِ، سُمِّيَتْ بِذَلِكَ لِتَشْرِيقِ النَّاسِ لُحُومَ الأَضَاحِي فِيهَا، وَهُوَ تَقْدِيدُهَا وَنَشْرُهَا فِي الشَّمْسِ.
Artinya: “Hari-hari tasyrik adalah tiga hari setelah hari penyembelihan (Idul Adha). Dinamakan demikian karena pada hari-hari itu orang-orang menjemur daging kurban, yaitu mengeringkannya dan menyebarkannya di bawah sinar matahari.” (Al-Imam An-Nawawi, Al-Minhaj, Syarah Shahih Muslim Ibnil Hajjaj, [Kairo, Darul Hadits: 2001 M/1422 H], juz IV, halaman 273).
3. Memperbanyak Takbir
Salah satu bentuk dzikir yang dianjurkan secara khusus adalah memperbanyak takbir, tahmid, tahlil, dan tasbih. Takbir yang dikumandangkan sejak pagi hari Arafah masih berlanjut hingga akhir hari Tasyrik. Sebagaimana keterangan dalam Tafsir Ibnu Katsir:
وقال عِكْرِمَة: (وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَعْدُودَاتٍ) يَعْنِي: التَّكْبِيرَ أَيَّامَ التَّشْرِيقِ بَعْدَ الصَّلَوَاتِ الْمَكْتُوبَاتِ: اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ.
Artinya: “Ikrimah berkata: Dan ingatlah Allah dalam hari-hari yang tertentu, maksudnya adalah bertakbir pada hari-hari Tasyriq setelah shalat-shalat wajib: ‘Allahu Akbar, Allahu Akbar'.” (Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur'an Al-Adzim, [Riyadh: Daar Tayyibah: 1999 M/1420 H], juz IV, halaman 560).
Takbir pada momentum ini disebut dengan takbir muqayyad (takbir setelah shalat wajib), yang disepakati oleh banyak ulama untuk terus dilantunkan hingga hari ke-13 Dzulhijjah.
Maka dari itu, jangan anggap hari Tasyrik sebagai sisa-sisa hari raya yang biasa. Justru di saat sebagian orang mulai lengah, kita bisa mengambil peluang untuk meraih pahala yang besar.
Hari Tasyrik bukan sekadar masa setelah hari raya Idul Adha, tetapi adalah lanjutan dari gelombang spiritual yang membawa kita lebih dekat dengan Allah. Ini adalah waktu di mana dzikir menjadi gaya hidup, makan dan minum bernilai ibadah, dan setiap amal bisa berlipat pahala. Jadi, mari kita hidupkan hari-hari ini dengan semangat, syukur, dan dzikir yang mengalir dari hati. Wallahu a'lam
ADVERTISEMENT BY ANYMIND