Pamekasan, NU Online Jatim
Nama Ahmad Tumbuk memang familiar di kalangan masyarakat Madura. Bahkan nama tersebut lebih populer melebihi nama aslinya di Kartu Tanda Penduduk (KTP) yaitu Ahmad.
Ia merupakan salah satu vokalis vokalis muda Nahdlatul Ulama (NU) dari Majelis Pemuda Bersholawat (PMB) At-Taufik Pamekasan. Nama Tumbuk merupakan pemberian dari salah satu putra kiai di Madura.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Ahmad Tumbuk tidak hanya menyanyi, namun juga mengarang lagu. bahkan salah satu lagu ciptaannya sudah didengarkan ratusan ribu orang. Dilansir dari channel Youtube Majelis Attaufiq Official, karyanya Ahmad Tumbuk bertajuk ‘KIPRAH NU’ itu hingga hari ini sudah ditonton sebanyak 200.849 orang.
Pengalamannya sendiri di dunia musik diantaranya di gambus, dangdut, dan band. Namun lebih populer ketika menjadi vokalis musik religi. Bahkan namanya semakin mencuat ketika dirinya berhasil berduet dengan Gus Azmi di berbagai tempat.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Ahmad Tumbuk mengatakan, munculnya karya lagu ‘Kiprah NU’ itu bentuk barokah dari masyayikh NU. Serta kegigihan dari tim dan khodimul Majelis At-Taufik Gus Khoiron Zaini.
"Awal mula terciptanya lagu kiprah NU itu saat itu viral lagu Aisyah yang dibawakan oleh Nisa Sabyan dan Gus Ahkam. Makanya saya harus membuat yang berbeda dengan mengaransement dan mengubah liriknya menjadi ke-NUan yang isinya perjuangan NU merebut kemerdekaan," ucap pria kelahiran Sitobondo itu.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Pemilik suara merdu itu menambahkan, terciptanya lagu Kiprah NU itu tidak serta merta dari keinginannya tapi atas arahan masyayikh.
"Sebelumnya, saya belum tahu pasti sejarah NU. Tapi atas arahan masyayikh saya langsung baca artikel tentang sejarah NU dari awal hingga akhir. Dan akhirnya saya bisa merangkum menjadi lagu Kiprah NU," ungkapnya.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Ahmad Tambuk menceritakan, proses membuat lirik lagu itu tidak langsung jadi begitu saja. Namun, melewati restu dari Gus Khoiron. "Setelah saya rangkum tidak saya selesaikan, tetapi saya minta tashih dulu kepada para masyayikh utamanya kepada Gus Khoiron selaku khodimul majelis," imbuhnya.
Selain kiprah NU, Ahmad Tumbuk juga berhasil mencipatkan lagu lainnya. Di antaranya jaga-jaga lima waktu, as-subhubada, cerai berai, munajat jomblo, si dia, wali tak bergelar, bul bul, banser mempesona dan lagu lainnya yang dibawakan oleh para vokalis di majelis At-Taufik. "Hampir keseluruhan saya yang buat dengan bimbingan Gus Khoiron," paparnya.
Sebagai santri, Ahmad Tumbuk kerap kali melakukan tawassul kepada para masyayikh sebelum membuat sebuah lagu. "Utamanya kepada Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari pendiri NU, Habib Umar bin Hafidz, dan Bani Istbat," tegas pria kelahiran 9 Agustus 1981 tersebut.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Terkait dengan Hari Musik Nasional (HMN) pada tanggal 09 Maret, ia berharap agar kaum muda NU bisa menebarkan dakwah yang rahmatan lil alamin melalui seni musik.
"Kepada generasi muda utamanya pemuda NU, berkaryalah melalui seni musik dengan mengajak bukan mengejek, mencintai bukan mencaci maki, dan tebarkan Islam nusantara," pungkasnya.
Editor: Romza
ADVERTISEMENT BY ANYMIND