Madura

KH Zainulloh Ibrohim, Kiai Pengembara dari Desa di Bangkalan

Kamis, 23 Januari 2020 | 13:10 WIB

KH Zainulloh Ibrohim, Kiai Pengembara dari Desa di Bangkalan

KH Zainulloh Ibrohim. (Foto: NOJ/Badruttamam)

Bangkalan, NU Online Jatim

KH Zainulloh Ibrohim adalah tokoh kelahiran Bangkalan dikenal pengembara ilmu yang berasal dari desa terpencil yaitu Galis Daya, Kecamatan Konang. 

 

Pria kelahiran 7 Agustus 1962 tersebut memulai pengembara pengetahuan pertama kali dengan mengaji dan sekolah di Desa Kelbhung, Galis. Kala itu, dirinya belajar ilmu agama dari gurunya yang bernama KH Abdurrohman di Desa Kelbhung, Galis selama 4 tahun.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

 

Setelah itu sang pengembara melanjutkan pendidikan ke Pondok Pesantren Al-Falah Assalafi Al-Cholili, Kepang Bangkalan.

 

Saat pertama kali masuk di madrasah tersebut, ada di kelas 3 namun dilaksanakan selama 3 bulan.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

 

Berikutnya pindah ke kelas 4 dan kemudian setelah 3 bulan berikutnya pindah ke kelas 5 madrasah. Hal tersebut karena yang bersangkutan selalu mendapatkan prestasi gemilang. Hal tersebut dibuktikan di antaranya sering mendapatkan peringkat 1 maupun 2 di antara kawan seangkatan.

 

Dan di tahun 198i, KH Zainulloh Ibrohim mulai mengajar anak-anak sekolah madrasah. Kala itu dirinya mengajar dari kelas 1 sampai 3 yang didampingi Ustadz Samsuddin.
Berikutnya dirinya mengajar anak- anak madrasah dari kelas 1 sampai  kelas 6 madrasah selama 3 tahun. 

ADVERTISEMENT BY OPTAD

 

“Kala itu keberadaan pesantren masih murni ajaran salafiyah,” katanya. 

 

Pada 2014, KH Zainulloh Ibrohim mendirikan pondok pesantren yang bernama Pondok Pesantren Nurus Syadzili, Galis Daya, Kecamatan Konang.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

 

“Dan 1985, saya disuruh berdakwah oleh guru saya KH Abdurrohman ke Desa Kelbhung Timur,” kenangnya.

 

Karena sebagai perintah, dirinya siap berdakwah dan menjalankan perintah guru dengan baik.

 

“Alhamdulillah sampai saat ini saya mendapatkan barokah dari semua guru sehingga sering berdakwah sampai sekarang. Bahkan dulu saya sering diperintah oleh guru saya KH Abdulloh Aschal untuk mewakili beliau,” jelasnya. 

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

 

Khidmahnya terus berlanjut dengan pengalaman berorganisasi. Hal tersebut dimulai tahun 1980 mendapat amanah sebagai Ketua Pimpinan Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Desa Galis Daya, sampai pada tahun 2000.

 

Setelah itu, yakni dari tahun 2000 menjabat sebagai Wakil Ketua Mustasyar Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Konang.

 

Pada tahun 2018 ketika R KH Fakhrillah Aschal menjabat sebagai Rais Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bangkalan, dirinya dipercaya pada jajaran wakil rais.

 

Kontributor: Badruttamam        
Editor: Syaifullah
 

ADVERTISEMENT BY ANYMIND


Terkait