Matraman

Brojo Geni: Tradisi Sepak Bola Api Pondok Tremas, Media Dakwah Berbasis Kearifan Lokal

Jumat, 27 Juni 2025 | 19:00 WIB

Brojo Geni: Tradisi Sepak Bola Api Pondok Tremas, Media Dakwah Berbasis Kearifan Lokal

Suasana sepak bola api malam 1 Muharram 1447 H. bertajuk ‘Brojo Geni’ di Pondok Tremas. (Foto: NOJ/Anwar)

Pacitan, NU Online Jatim 
Perguruan Islam Pondok Tremas Arjosari, Pacitan, kembali menggelar tradisi unik sepak bola api bertajuk ‘Brojo Geni’. Tradisi yang rutin dilaksanakan setiap tanggal 1 Muharram ini bukan sekadar pertunjukan, melainkan sebuah kearifan lokal yang telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia pada tahun 2020. 

 

Pengurus Pondok Tremas, Dhimas Hary Saputra, menjelaskan bahwa Brojo Geni bukan hanya olahraga, tetapi juga media dakwah yang efektif. 

 

"Melalui pertandingan sepak bola api ini, masyarakat menjadi lebih tertarik untuk mempelajari agama Islam, dengan keyakinan bahwa para pemain memiliki kelebihan yang diberikan oleh Allah," ujar Dhimas kepada NU Online Jatim, Kamis (26/06/2025) malam.

 

Dhimas menyampaikan, sebelum bermain, para pemain wajib menjalani berbagai latihan rohani seperti riyadhoh, ngebleng, dzikir, dan kungkum. Latihan ini menguatkan sisi spiritual, mengajarkan bahwa kekuatan rohani lebih penting dari materi. Meskipun mampu mengendalikan bola api, pemain diajarkan untuk tetap rendah hati, meyakini semua kemampuan adalah pertolongan Allah SWT. Ia juga menegaskan pentingnya keselamatan dan larangan untuk meniru.

 

"Dilarang meniru adegan Brojo Geni ini. Ini hanya boleh dilakukan oleh orang-orang yang telah mengikuti ritual khusus dan berada di bawah pengawasan pihak profesional," tegasnya.

 

Secara simbolis, bola api dalam Brojo Geni melambangkan pengendalian diri dari sifat jahat dan godaan setan. Tradisi ini mengajarkan pentingnya mengendalikan hawa nafsu, selalu berbuat baik, serta meningkatkan kerja sama tim.

 

Tradisi Brojo Geni juga berfungsi sebagai media introspeksi diri, mengingatkan bahwa manusia pada hakikatnya sama kecuali dalam hal keimanan dan ketakwaan. Filosofi puasa sebelum permainan untuk meningkatkan ketakwaan dan pengendalian nafsu, serta kerjasama harmonis, menjadi inti ajaran kyai kepada santri.