Senam Jantung Iringi Munaqasah Ratusan Santri Kelas Akhir Pondok Tremas
Rabu, 9 Februari 2022 | 07:00 WIB
Risalatul Mu'awanah
Kontributor
Pacitan, NU Online Jatim
Setidaknya ada 900 santri kelas III madrasah tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Salafiyah Muadalah Pondok Tremas Arjosari Pacitan mengikuti ujian munaqasah.
Kegiatan itu digelar secara bertahap selama 4 malam di gedung aula Pondok Tremas untuk tingkat aliyah putra, madrasah depan masjid untuk tingkat tsanawiyah, dan madrasah super untuk santri putri, sejak Jumat hingga Selasa (04-08/02/2022).
Layaknya ujian akhir, ada sejumlah drama dari kegiatan ini. Seperti yang disampaikan salah satu santri kelas III madrasah aliyah, Hafidza Aryakhia Khilmi (19).
Dirinya mengungkapkan bahwa dengan pendampingan dari penasihat asrama dan wali kelas masing-masing, munaqasah ini memerlukan persiapan yang cukup lama. Dirinya juga bersyukur karena telah melewati masa itu dengan cukup baik.
“Alhamdulillah ujian saya berjalan lancar. Walaupun kami harus dihadapkan dengan beberapa guru senior yang membuat senam jantung (deg-degan)," katanya, Selasa (08/02/2022).
Ia lega setelah prosesi munaqasah. Dan itu dilakukan dua kali selama di pesantren. Satu kali pada tingkat akhir tsanawiyah dan ujian selanjutnya dilaksanakan di tingkat aliyah. Menurutnya, hal tersebut merupakan suatu hal yang harus diperjuangkan semaksimal mungkin.
"Mayoritas teman-teman saya belajar dengan sungguh-sungguh, karena menurutnya munaqasah ini merupakan ajang pembuktian mereka," tandas santri asal Semarang tersebut.
Dewan penguji munaqasah, Ustadz Kholil Aziz mengatakan bahwa kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap tahun, sejak 2006. Tujuannya sebagai salah satu tolak ukur kemampuan dan kualitas para santri dalam menguasai literatur kitab kuning selama di pesantren. Baik untuk tingkatan tsanawiyah maupun aliyah.
“Secara umum, munaqasah ini upaya untuk melihat seberapa kemampuan santri selama belajar di pondok,” katanya.
Dijelaskan dia, materi yang diujikan pada setiap santri adalah membaca kitab Fathul Qarib al-Mujib untuk tingkat madrasah aliyah dan matan Taqrib untuk tingkat tsanawiyah. Kemampuan santri dalam pemahaman nahwu, sharaf, Al-Qur'an dan tajwid dalam hal ini sebagai komponen utama penilaian.
“Pelajaran inti yang diujikan yakni Al-Qur'an dan penguasaan kitab kuning meliputi fiqh, ilmu nahwu, dan sharaf,” pungkas ustadz asal Purwodadi, Grobogan, Jawa Tengah itu.
Penulis: Anwar SanusiSanusi
Terpopuler
1
Sound Horeg Diharamkan, Ini Penjelasannya
2
Pondok Besuk Pasuruan: Sound Horeg Hukumnya Haram
3
Di Balik Klaim NU: Membedakan Antara Cinta dan Catut
4
Sejarah dan Alasan Muharram sebagai Bulan Pertama Tahun Hijriyah
5
Pesantren Miftahul Huda Doho Madiun Ulang Tahun Ke-10, Kini Dirikan SMP
6
Holiday Pesantren Darun Nun, Tempat Liburan Edukatif yang Menyenangkan bagi Santri Cilik
Terkini
Lihat Semua