LP Ma’arif NU Blitar dan UIN Malang Bekali Guru dengan Pembelajaran Berbasis Cinta
Jumat, 15 Agustus 2025 | 10:00 WIB
Ika Nur Fitriani
Kontributor
Blitar, NU Online Jatim
Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif NU Kabupaten Blitar kembali menggelar program peningkatan kompetensi guru melalui kegiatan ‘Ma’arif Menyapa’, bekerja sama dengan Qoriyah Tayyibah UIN Malang Mengabdi. Kegiatan berlangsung selama dua hari, Selasa-Rabu (13-14/08/2025), di Graha NU Kabupaten Blitar dan diikuti oleh 128 peserta yang merupakan guru dari jenjang MI dan SDI di lingkungan LP Ma’arif NU setempat.
Program ini menghadirkan materi Deep Learning dan kurikulum berbasis cinta, yang dibawakan langsung oleh Tim Pengabdian Dosen UIN Malang. Peserta dibekali strategi mengajar yang humanis, kreatif, dan relevan dengan tantangan pendidikan masa kini.
Ketua Forum Komunikasi Madrasah Nahdlatul Ulama (FKMNU) tingkat MI Kabupaten Blitar, Muh Lukman, yang juga mewakili panitia, menyampaikan apresiasinya atas antusiasme peserta. “Terima kasih kepada para guru yang bersemangat mendaftar dan mengikuti workshop ini hingga selesai,” ujarnya.
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Ketua LP Ma’arif NU Kabupaten Blitar, KH Muslih, dalam sambutannya, ia juga menegaskan bahwa guru tidak boleh berhenti belajar. “Guru harus terus mengantarkan dan membimbing para santrinya menjadi pribadi yang sholih dan sholihah,” pesan KH Muslih.
Sementara itu, Dosen UIN Malang, Galih Puj Mulyoto, menekankan bahwa guru yang dicintai siswa adalah guru yang mengajar dengan hati. Menurutnya, hal itu dapat diwujudkan dengan menghargai dan menghormati siswa, memberi pujian sederhana, mendengarkan cerita mereka tanpa tergesa memberi solusi, serta memberikan perhatian dan kasih sayang yang tulus.
Selain itu, dalam pelatihan ini para guru juga diperkenalkan pada dua model pembelajaran utama, yakni Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PJBL).
“PBL ini berangkat dari masalah nyata di sekitar siswa, misalnya banjir. Dari situ siswa didorong untuk melakukan observasi, investigasi, komunikasi, hingga aktualisasi di masyarakat,” jelas Galih.
Kemudian, PJBL menekankan pada proyek kreatif, seperti membuat poster ajakan kepada masyarakat. “Keberhasilan model ini bukan hanya diukur dari hasil akhir, tetapi juga dari ide-ide kreatif yang muncul selama proses pembelajaran,” tambahnya.
Kedua model tersebut memanfaatkan Bloom’s Taxonomy dan mengasah keterampilan 4C yaitu critical, creative, communication, dan collaboration. Model pembelajaran ini dapat disesuaikan dengan karakter siswa, kondisi sekolah, dan materi ajar.
Dengan bekal materi ini, para guru LP Ma’arif NU Kabupaten Blitar diharapkan mampu menciptakan pembelajaran yang tidak hanya menyampaikan ilmu, tetapi juga membentuk karakter, menumbuhkan kebahagiaan, dan memotivasi siswa untuk terus belajar.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan dengan Hikmah Pahlawan
2
Khutbah Jumat: 3 Nilai Utama dalam Memaknai Hari Kemerdekaan
3
D Zawawi Imron Ceritakan Proses Kreatifnya Menulis Puisi atau Syair
4
Jurnalis Aktif di Palestina Tewas Diserang Israel, Ini Pesan Terakhirnya
5
Presiden Peru Kunjungi Indonesia, Tegaskan Dukungan Bersama untuk Palestina
6
Spesial HUT ke-80 RI, Trans Jatim Beri Layanan Transportasi Gratis 2 Hari
Terkini
Lihat Semua