Kiai Zulfa: Khidmat NU Dapat Dirasakan Masyarakat hingga Kini
Senin, 29 April 2024 | 11:00 WIB
Nganjuk, NU Online Jatim
Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Zulfa Mustofa menghadiri acara Halal Bihalal Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Nganjuk di Masjid Al-Kautsar pada Ahad (28/04/2024).
Kiai Zulfa merasa sangat senang bersafari keliling Indonesia, bahkan luar negeri untuk melihat perkembangan dan pertumbuhan NU. Dirinya menyebut, NU dapat dirasakan keberkahan dan kemanfaatannya hingga saat ini dikarenakan faktor keikhlasan para pendiri dan pengurus NU itu sendiri dalam berkhidmat. Khidmat kepada NU dapat dirasakan dan pada akhirnya masyarakat mencintai NU.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
“Walaupun sudah tidak mempunyai jabatan di NU kalau khidmat tersebut ikhlas, pasti tetap mengurus NU dengan apapun caranya,” ujarnya.
Kiai Zulfa mengutip Al-Qur’an surat Ar-Ra’d ayat 17 yang artinya, adapun buih akan hilang sebagai sesuatu yang tidak ada gunanya, tetapi yang bermanfaat bagi manusia akan tetap ada di bumi.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Kiai Zulfa memaparkan salah satu peran besar NU bagi bangsa Indonesia. Yaitu dalam upaya menjaga harmoni dan persatuan NU telah lama menjadi garda terdepan dalam memperjuangkan nilai-nilai tersebut.
“Sebagai organisasi Islam yang mengedepankan nilai-nilai toleransi, NU menjunjung tinggi prinsip inklusifitas, persaudaraan, dan kerukunan antar umat beragama,” jelasnya.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Kiai Zulfa mengisahkan, pada suatu ketika Rasulullah bersama para sahabatnya sedang duduk di sebuah masjid. Mereka dikejutkan dengan kehadiran orang asing dengan tingkah kurang menyenangkan. Seseorang berkebangsaan Badui mendadak kencing di pojokan masjid.
Sontak, kelakuan orang Badui ini membuat sahabat Nabi marah. Kata-kata bernada keras pun meluncur dari lidah mereka. Para sahabat hendak mencegah air najis si Badui mengotori kesucian masjid.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Menaggapi peristiwa ini, Rasulullah tetap tenang. Rasulullah justru melarang reaksi sahabatnya yang berlebihan itu dan membiarkan si Badui menuntaskan buang air kecilnya. Usai kencing, Nabi lantas memberi nasihat bijak kepada si Badui tentang fungsi dan etika memperlakukan masjid.
“Berdirilah, ambilkan seember air dan guyurlah air kencing tersebut,” tutur Nabi kepada para sahabat.
Mereka kemudian bangkit dan melaksanakan perintah ini. “Kisah ini sekali lagi membuktikan derajat kemuliaan akhlak Rasulullah. Dalam situasi yang sangat ganjil sekali pun, Rasulullah tetap menampilkan sisi ketawadukan, berpandangan jernih, dan memecahkan persoalan dengan tanpa memberatkan,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
ADVERTISEMENT BY ANYMIND