Parlemen

DPRD Jatim Optimis Wajah Politik Indonesia ke Depan Semakin Membaik

Jumat, 24 September 2021 | 19:30 WIB

DPRD Jatim Optimis Wajah Politik Indonesia ke Depan Semakin Membaik

Wakil Ketua DPRD Jawa Timur, Anwar Sadad. (Foto: NOJ/RB)

Jember, NU Online Jatim

Bagai anak tangga, rupanya Indonesia ke depan akan semakin maju dengan perkembangan bumi nusantara yang melesat jauh, seperti dari infrastruktur, pendidikan, teknologi, hingga politik.

 

ADVERTISEMENT BY OPTAD

Khusus bidang politik, Wakil Ketua DPRD Jawa Timur Anwar Sadad begitu optimis ke depan wajah perpolitikan akan semakin membaik. Hal tersebut dilihatnya dari peran serta pemuda yang saat ini begitu peduli terhadap kondisi politik yang ada. 

 

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

"Saya optimis wajah masa depan politik di Indonesia akan lebih baik," kata Anwar Sadad saat menjadi pembicara dalam seminar tentang wacana amandemen UUD 1945 dalam perspektif akademis di UIN KH Ahmad Siddiq Jember, Kamis (23/09/2021).

 

ADVERTISEMENT BY OPTAD

Seminar yang diikuti perwakilan senat mahasiswa Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri se-Jawa dan Nusa Tenggara itu merupakan rangkaian kegiatan Musyawarah Wilayah yang digelar selama dua hari.

 

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

Di hadapan puluhan mahasiswa itu, Anwar Sadad yang juga Ketua DPD Gerindra Jatim ini menyampaikan kegembiraannya bahwa ada sekumpulan anak-anak muda yang tertarik pada persolan politik dan konstitusi.

 

"Beberapa pemaparan lembaga survei yang dirilis menunjukkan semakin tingginya apatisme generasi milenial terhadap persoalan politik. Ada lembaga survei yang menyebutkan hanya 22 persen dari generasi milenial tertarik pada politik. Tapi hari ini saya merasa excited, di kampus ini tema tentang konstitusi dan wacana amandemen didiskusikan dengan cukup serius oleh anak-anak muda," lanjutnya. 

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

 

Ramai diperbincangkan akhir-akhir ini tentang perlunya amandemen UUD Negara Republik Indonesia 1945, bahkan telah menimbulkan pro dan kontra.

 

Dalam pemaparannya, Sadad menegaskan bahwa pro kontra itu telah ada sejak republik ini baru berdiri. Bagi yang pro amandemen, menurut Sadad, didasari pada dinamika dan perkembangan hubungan politik dan sosial yang terus berubah sebagai suatu keniscayaan sejarah. Terutama dalam hal untuk membatasi kekuasaan agar tidak sewenang-wenang dan menjamin kedaulatan dan hak-hak warga.

 

Akan tetapi pikiran yang menolak amandemen juga dapat dipahami sebagai kekhawatiran terbelahnya bangsa ini yang telah dengan susah payah dipersatukan oleh para pendiri bangsa.

 

"Faktanya selalu ada dialektika antara kekuatan yang mengusung spirit of nationalism dan mereka yang mengusung spirit of constitutionalism," terang Sadad.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND