Khutbah Jumat: Menyeimbangkan antara Pola Pikir dan Dzikir
Rabu, 28 Agustus 2024 | 19:00 WIB
Sutrisno Akbar
Kontributor
Oleh: Sutrisno Akbar
إنَّ الحَمْدَ لله، نَحْمَدُه، ونستعينُه، ونستغفرُهُ، ونعوذُ به مِن شُرُورِ أنفُسِنَا، وَمِنْ سيئاتِ أعْمَالِنا مَنْ يَهْدِه الله فَلا مُضِلَّ لَهُ، ومن يُضْلِلْ، فَلا هَادِي لَهُ.أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الأئِمَّةِ الْأطْهَارِ
اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهاَ الْحَاضِرُوْنَ اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ فَقَالَ تَعاَلىَ فِى الْقُرْاَنِ الْكَرِيْمِ ٱلَّذِينَ يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَٰطِلًا سُبْحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ
Maasyiral Muslimin Rahimakumullah
Marilah kita bertakwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa, yaitu menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Siang hari ini kita duduk di atas bumi yang sama dan berada di bawah langit yang sama pula serta mempunyai tujuan yang sama yakni bersama-sama bersimpuh dan bersujud di hadapan-Nya, menyatakan segala kelemahan kerendahan dan keterbatasan kita sebagai makhluk ciptaan-Nya untuk mensyukuri segala kenikmatan, kesempatan, kesehatan, dan keselamatan yang Allah berikan kepada kita di setiap saat, setiap waktu, bahkan setiap detik, dimanapun dan kapanpun kita berada. Maka tidak ada kata indah dan kalimat yang lebih pantas dan layak untuk kita ucapkan selain untaian rasa syukur kita kepada Allah.
Shalawat dan salam senantiasa tercurah limpah kepada baginda Nabi Muhammad, satu-satunya Nabi yang mampu memberikan keteladanan dan juga yang memberi syafaat keselamatan bagi seluruh umatnya di Hari Kiamat. Beliau manusia pilihan yang menjadi suri tauladan dan panutan bagi semua insan yang beriman, sosok Mulia yang membawa keagungan dan kesempurnaan.
Mudah-mudahan kita selalu setia menjadi umat Rasulullah SAW sampai akhir hayat yang selalu siap meneladani segala sifat, sikap, pikiran dan perbuatan beliau dalam menjalankan Amaliah ahlussunnah wal jamaah fiddini waddunnya wall akhirah.
Ma’asyiral Muslimin yang Dirahmati Allah
Dalam kesempatan yang berbahagia ini, bertepatan dengan bulan Agustus sebagai Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 79 ini sebagaimana biasanya dalam setiap khutbah Jumat, khatib selalu berpesan dan berwasiat kepada jamaah sekalian pada umumnya dan juga kepada diri khatib pribadi khususnya, agar kita selalu dan senantiasa menjadi manusia-manusia yang mampu mengintropeksi diri dan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas kadar keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa. Sebagamana dalam QS. Ali Imran 102.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.
Ayat ini menegasakan bahwa derajat kemuliaan seorang hamba di sisi Allah hanyalah dinilai dengan ketakwaannya. Allah berfirman dalam QS. Al Hujurat ayat 13:
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
Artinya: “Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa”.
Jamaah Jumat yang Dimuliakan Allah
Salah satu isi dan inti dari kebahagiaan hidup bukanlah sekedar kesenangan, akan tetapi juga ketenangan batin dan jiwa. ketenangan tersebut dapat diraih dan diperoleh dari kemenangan dalam menghadapi setiap tantangan, rintangan, ujian cobaan, maupun semua problematika kehidupan baik lahir maupun batin. Biasanya orang yang mampu menciptakan ketenangan dalam batin dan jiwanya, akan mudah menjalankan rencana tanpa menghadirkan bencana.
Dan dari jiwa yang tenang atau mutmainnah akan mengalir rasa kepasrahan terhadap Allah tanpa merasa resah ataupun gelisah, sebab tidak sedikit orang yang dalam hidupnya tampak sukses akan tetapi tidak mampu menjamin dan menjalin ketenangan batin bahkan seringkali nampak susah resah bahkan gelisah.
Kenapa demikian? karena ia tidak memiliki ukuran dan takaran yang jelas kapan dapat merasa puas (syukur) dan kapan dapat tidur pulas (tenang). Itu bisa terjadi karena dia terlalu fokus mengejar dunia tergoda dengan iming-iming dunia padahal semuanya yang ada di dunia ini hanya sesaat dan siapa yang tidak mampu mengelola hati dan batinnya maka dia akan menjadi orang yang tersesat.
Sebagaimana Allah berfirman dalam surat al-Kahfi ayat 7
إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى ٱلْأَرْضِ زِينَةً لَّهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا
Artinya: Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya. (Al Kahfi : 07)
Ma’asyiral Muslim yang Berbahagia
Hidup di dunia ini memang tidak bisa terlepas dari problematika yang akan datang silih berganti menguji kesungguhan dan ketangguhan pertahanan lahir maupun batin. Yang dimaksud pertahanan lahir adalah mendayagunakan pola pikir melalui ikhtiar atau usaha sebagai bentuk dari sikap lahir manusia. Sedangkan pertahanan batin adalah melalui dzikir dalam segala bentuk manifestasinya untuk mengingat dan mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Karena hanya Allah yang Maha memutuskan dan Maha pemberi jalan keluar dari setiap masalah yang ada.
Manusia pada dasarnya telah diberikan kelebihan oleh Allah berupa akal pikiran dan hati. Masing-masing memiliki kemampuan sendiri dalam menghadapi tantangan rintangan dan serangan dari luar. Namun apabila salah satunya lemah dan lengah, maka yang terjadi adalah keguncangan dan ketidaktenangan dalam batin. Karena itu Allah memberikan jalan keluar dari keresahan dan kegelisahan batin melalui FirmanNya dalam Surat Ar Ra'du ayat 28.
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
Artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
Hadirin Jamaah Jumat yang Mulia
Perlu diingat, bahwa dari kemampuan pola pikir akan lahir dan mengalir banyak kreasi dan inovasi, sedangkan dari kemampuan dzikir akan mengalir banyak intuisi (petunjuk dari Allah).
Oleh karena itu, antara keduanya harus sejalan dan sejalin, serasa dan serasi, sebab dalam perkembangannya saat ini, kita bisa melihat dan merasakan bahwa kemajuan dan kelajuan Ilmu pengetahun dan teknologi seringkali membuat manusia menjadi lupa untuk berdzikir kepada Allah SWT, sehingga seakan-akan mereka menuhankan ilmu pengetahuan dan pada titik itulah ia akan menjadi tidak tahu untuk apa ilmu itu digunakan.
Lebih-lebih jika usahanya itu gagal, menyimpang dari rencana, sehingga mengalirkan dan melahirkan bencana. Mereka akan menjadi stress, tekanan batin yang sulit untuk mencari solusi, jika tidak diimbngi dengan dzikir akan terus menjadi keresahan batin. Karena ibarat orang melangkah ia tak tahu arah. Hanya berdzikir kepada Allahlah hati akan menjadi tenang dan tentram.
Demikian khutbah yang bisa saya sampaikan. Semoga kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran, serta mampu menjadi pribadi yang benar-benar bertakwa dan dapat menyeimbangkan antara pikir dengan dzikir, selalu melibatkan Allah dalam segala hal dan urusan, baik dari perbuatan, ucapan maupun berfikir. Semoga langkah kita selalu diridhoi Allah setiap saat dan waktu.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ.
Khutbah II:
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْإِيْمَانِ وَالْإِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْاِحْتِرَامِ
أَمَّا بَعْدُ: فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى إِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِي الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ أَصْحَابِ نَبِيِّكَ أَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ إِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ.
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْأَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا إِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَ اشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ
Terpopuler
1
Innalillahi, KH M Syafi’ Misbah Pengasuh Pesantren Al Hidayah Tanggulangin Sidoarjo Wafat di Makkah
2
Khutbah Jumat: Ibadah Kurban dan Ikhtiar Meneguhkan Silaturahim
3
Makna Idul Adha: dari Ritual Agama menuju Revolusi Kepedulian
4
3 Amalan Sunnah Istimewa di Hari Tasyrik
5
Khutbah Idul Adha: 3 Hikmah Hari Raya Kurban
6
Grand Final Duta Kampus Unisma 2025, Representasi Menuju WCU
Terkini
Lihat Semua