Ibunda Ketua NU Pragaan Sumenep Wafat, Begini Pesannya setelah Ditalqin
Kamis, 19 November 2020 | 21:00 WIB

Ny Hamiyah ibunda KH Ahmad Junaidi Mu'arif, Ketua MWCNU Pragaan Kabupaten Sumenep semasa hidupnya. (Foto: NOJ/ Firdausi).)
Firdausi
Kontributor
Sumenep, NU Online Jatim
Perjuangan KH Ahmad Junaidi Mu'arif selaku Ketua Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Pragaan mampu menggerakkan jamaah dan jamiyah di kawasan tersebut. Karena gerakannya menyentuh nahdliyin dengan beragam terobosan program, baik bersifat diniyah maupun ijtimaiyah. Prestasi tersebut hakikatnya tidak lepas dari dukungan moril sang ibunda tercinta.
Â
Kali ini, sosok yang mendukung beliau Kiai Mu’arif tiada pada hari Rabu (18/11/2020) pukul 01.00 WIB dini hari di rumahnya di Desa Aeng Panas, Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep. Jenazah baru dikebumikan pada pukul 09.30 WIB.
Â
K Kurdi Mu'arif mengutarakan, almarhumah Ny Hamiyah binti Moh Ma'ir semasa hidupnya istiqamah membaca Al-Qur'an setiap hari. Bahkan dikhatamkan selama 3 hari. Putra ketiga dari pasangan Kiai Mu'arif dan Ny Hamiyah tersebut juga menyampaikan pada tim media bahwa semasa hidupnya, almarhum istiqamah shalat tahajud.
Â
"Walaupun di usia tua, ummi sangat hafal nama-nama para masyayikh NU, mulai di Kademangan, Sidogiri, Sukorejo, Paiton, Genggong, Al-Is'af, dan Annuqayah. Usai shalat fardlu, ummi bertawasul kepada para sesepuh, guru, dan muassis NU," ujar mantan Komandan Satuan Koordinasi Rayon (Kasatkoryon) Banser Pragaan.
Â
Selanjutnya, almarhumah juga aktif di Pimpinan Ranting (PR) Muslimat NU Desa Aeng Panas. "Mestinya generasi muda NU harus belajar kepada ummi. Karena beliau tidak mengenal usia saat berkhidmat di NU dengan kondisi usia yang mulai menua," harapnya.
Â
Komandan Balantas Satuan Koordinasi Cabang (Satkorcab) Banser Sumenep tersebut menyampaikan wasiat almarhumah. Yakni menjaga kerukunan antar sesama saudara dan teruslah berkhidmat di NU demi li i'lai kalimatillah.
Â
"Setelah ditalqin, ummi kami berwasiat kepada anak-anaknya untuk mengaji di kuburannya selama 40 hari," curahnya dengan wajah sedih.
Â
Di kesempatan yang berbeda KH Dardiri Mu'arif selaku putera kedua menegaskan, almarhumah santri Pondok Pesantren Annuqayah daerah Latee Guluk-Guluk yang saat itu dididik oleh Almaghfurlah KH Abdullah Sajjad dan istrinya Ny Aminah binti Abu Ahmad.
Â
"Beribu-ribu huruf yang ummi amalkan setelah dinyatakan lulus dari pesantren," kenangnya sambil menundukkan kepala.
Â
Â
Pada saat yang sama KH Ahmad Junaidi Mu'arif sebagai putera sulung mengucapkan terimakasih atas doa para pengurus dan nahdliyin.
Â
"Semoga doa para kiai dan nahdliyin menjadi wasilah dan penerang untuk ummi di alam kubur," pungkasnya.
Â
Editor: Romza
Terpopuler
1
PCNU Nganjuk Apresiasi 7 Kader Lolos Beasiswa Keagamaan PWNU Jatim
2
Paradoks Palestina: Dukungan Muslim yang Pincang
3
Tidak Menghadiri Undangan Pernikahan Sebab Tak Punya Uang, Bolehkah?
4
Resmi Dilantik, Fatayat NU Magetan Miliki Program Unggulan Mahabah
5
Peduli Lingkungan, MWCNU dan Banser di Bangkalan Bersih-bersih Pelabuhan
6
Kedung Cinet, Merasakan Eksotisme Miniatur Grand Canyon di Jombang
Terkini
Lihat Semua