• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Selasa, 16 April 2024

Metropolis

Prihatin Banyak Ulama Wafat, Gus Kautsar: Jangan Bosan Ngaji

Prihatin Banyak Ulama Wafat, Gus Kautsar: Jangan Bosan Ngaji
KH Abdurrahman Al-Kautsar alias Gus Kautsar. (Foto: NOJ/Istimewa)
KH Abdurrahman Al-Kautsar alias Gus Kautsar. (Foto: NOJ/Istimewa)

Surabaya, NU Online Jatim

Rasa prihatin atas banyaknya kiai, habib, dan masyayikh yang wafat di tengah pandemi Covid-19 muncul dari KH Abdurrahman Al-Kautsar atau Gus Kautsar, Kiai muda dari Pesantren Al Falah Ploso Kediri, Jawa Timur.

 

“Banyaknya masyayikh dan ulama yang meninggalkan kita itu lebih menyakitkan dan menyiksa dari pada pukulan luar biasa dari pandemi yang berkepanjangan ini,” ungkapnya dilansir NU Online, Jum'at (13/08/2021).

 

Menurutnya, mereka yang dipanggil oleh Allah Swt tidak akan bisa tergantikan. “Sebagai santri dan masyarakat, kita tidak mampu menemukan sosok yang setara atau pengganti yang layak dari guru-guru yang telah meninggal,” ujar Gus Kautsar.  

 

Ia khawatir dengan situasi banyaknya kiai yang wafat di tengah pandemi Covid-19 ini, justru nanti akan tampil generasi-generasi baru yang jauh tidak sebanding, terutama dalam aspek keilmuan dan cara berdakwah.

 

Putra KH Nurul Huda Djazuli itu juga khawatir, generasi penerus tersebut cenderung lebih menggunakan pikiran atau fatwa berdasarkan logika yang dibangunnya sendiri, tanpa sandaran yang bersifat syar’i sebagaimana kiai dan ulama terdahulu. 

 

“Misalnya, saat melontarkan kata-kata yang tampak menarik di muka umum namun sebetulnya hal itu cenderung melemahkan dan membuat orang lain antipati,” tutur Gus Kautsar.

 

Namun demikian, ia berharap kekhawatirannya tidak akan terwujud. Karenanya, generasi muda saat ini harus benar-benar melanjutkan perjuangan-perjuangan para kiai dan ulama dalam menegakkan panji-panji agama.  

 

“Jangan sampai keramat orang tua kita berhenti atau selesai pada kita saja. Para santri dan keturunan pesantren harus bisa merasakan kenikmatan dan karomah yang sama, bahkan melebihi itu,” tegasnya.

 

Salah satu cara yang dapat dilakukan yakni dengan terus membangun pribadi lebih baik, memiliki keilmuan yang mumpuni, dan mengikuti arahan dari para sesepuh sampai Rasulullah Saw.

 

“Oleh karena itu, kuncinya adalah jangan bosan ngaji. Sebab totalitas para pendahulu adalah khidmat berilmu yang dalam hal ini ngaji,” pungkasnya.


Metropolis Terbaru