Densus 99 Banser Soroti Aliran Dana Bansos ke Terorisme: Perlu Evaluasi
Sabtu, 12 Juli 2025 | 13:00 WIB
A Toriq A
Kontributor
Surabaya, NU Online Jatim
Satuan Koordinasi Nasional (Satkornas) Barisan Ansor Serbaguna (Banser) melalui Detasemen Khusus 99 atau Densus 99, menyoroti adanya dugaan aliran dana bantuan sosial (bansos) untuk gerakan terorisme. Hal itu menyusul temuan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) terkait dugaan penyaluran dana bansos untuk mendanai aksi terorisme.
“Laporan tersebut harus diusut tuntas demi menjaga integritas program bansos serta mencegah potensi ancaman keamanan nasional,” ujar Kepala Densus 99 Satkornas Banser, Ahmad Bintang Irianto, Jumat (11/07/2025).
Senada dengan itu, Wakil Kepala Densus 99 Satkornas Banser, Sofyan Ardiansyah, turut angkat suara saat ditemui di Surabaya. Ia menyatakan setidaknya ada tiga hal penting yang perlu menjadi perhatian dalam menyikapi temuan PPATK tersebut.
"Saya menegaskan statement Kadensus yang sudah sangat jelas atas permasalahan yang sedang ramai dibahas. Di tengah hingar bingar isu global dan nasional, kita harus sadar bahwa gerakan bawah tanah yang terkait terorisme di Indonesia masih tetap ada," ucapnya.
Putra daerah Jawa Timur ini menilai pemerintah, dalam hal ini Kementerian Sosial (Kemensos), telah bekerja sesuai dengan regulasi yang berlaku dalam menyalurkan bansos.
“Kita harus objektif dan fair terhadap pemerintah. Menurut kami, Kemensos telah melaksanakan program sesuai aturan. Tidak ada yang salah dari bansos yang disalurkan secara administratif. Keluarga Penerima Manfaat (KPM) itu ada ketentuannya, tidak sembarangan,” tegasnya.
Namun demikian, ia menyoroti pentingnya evaluasi bukan hanya dari aspek ketepatan sasaran, tetapi juga ketepatan guna dari bantuan itu. “Ini yang sering tidak maksimal di lapangan. Maka, perlu tanggung jawab lintas kementerian dan lembaga untuk mewujudkannya,” tutur Sofyan.
Ia juga mengingatkan agar masyarakat tidak terjebak dalam narasi sesat yang menyudutkan pemerintah seolah-olah terlibat dalam aksi terorisme hanya karena ada penyalahgunaan di lapangan.
“Jangan sampai muncul bola liar bahwa gara-gara bansos, terorisme tumbuh di Indonesia. Itu logika yang keliru dan berbahaya. Perlu diluruskan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Sofyan mendorong penguatan sinergi lintas lembaga melalui forum seperti Rapat Koordinasi Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), agar profiling terhadap penerima bansos semakin akurat.
“Saya yakin lembaga seperti BNPT, BIN, BAIS, dan Polri memiliki data valid terkait jaringan terorisme, termasuk sel tidur dan pendanaannya. Jika Kemensos bisa berkolaborasi dengan mereka, maka penyaluran bansos akan lebih tepat sasaran dan tepat guna,” ungkapnya.
Sofyan pun menegaskan komitmen Banser untuk tetap menjadi mitra strategis pemerintah dalam menjaga keamanan dan stabilitas nasional.
“Dalam kesadaran sebagai anak bangsa, diminta atau tidak, kami tetap berupaya memberikan sistem peringatan dini dan deteksi awal terhadap berbagai potensi ancaman. Semua ini demi mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045,” pungkasnya.
Terpopuler
1
Innalillahi, Pengasuh Pesantren Denanyar KH Ahmad Wazir Ali Wafat
2
Siswa MI Bilingual Roudlotul Jannah Prambon Raih Juara 1 Pildacil Porseni Jatim
3
Innalillahi, Mustasyar PCNU Tuban KH Cholilurrohman Wafat
4
Polemik Sound Horeg, Dosen Ma'had Aly Lirboyo: Perlu Ada Solusi Bersama
5
Pesantren Al-Anwar Pacitan Gelorakan Mars Syubbanul Wathan di Festival Rontek 2025
6
Khutbah Jumat: Inspirasi Dakwah dan Perjuangan Nabi Musa saat Muharram
Terkini
Lihat Semua