Gus Kikin Jelaskan Kitab Sederhana Karya KH Hasyim Asy'ari tentang Hukum Pernikahan

Surabaya, NU Online Jatim

Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, KH Abdul Hakim Mahfudz, menuturkan bahwa KH M Hasyim Asy'ari dikenal sebagai sosok dengan kasih sayang dan kepedulian yang mendalam terhadap umat, ciri khas dari para nabi dan ulama, yang selalu memandang umat dengan penuh cinta.

Gus Kikin, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa pemikiran dan perjalanan sejarah Hadratussyekh KH M Hasyim Asy'ari dibuktikan melalui karya-karyanya dan gerakan nyata. Salah satu contohnya adalah penulisan buku tentang panduan pernikahan berjudul Dhau’ al-Misbah fi Bayani Ahkami al-Nikah, yang ditulis dengan bahasa yang mudah dipahami. Melalui pemikiran dan gerakan Hadratussyekh, dapat dilihat bagaimana gagasan beliau tetap relevan dan dapat diaktualisasikan sesuai dengan perkembangan zaman.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Gus Kikin dalam Muktamar Pemikiran KH M Hasyim Asy'ari tentang Pesantren dan Pemberdayaan Masyarakat, yang digelar di Auditorium Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Gedung KH A Wahid Hasyim, Kampus Terpadu Universitas Islam Indonesia (UII), Sleman, DIY, pada Jumat lalu.

"Setiap tulisan KH Hasyim merupakan sebuah harakah atau pergerakan yang merespon dari fenomena sosial yang saat itu terjadi," jelas Gus Kikin.

Ia menambahkan, dirinya sempat bertanya-tanya dalam hati, kenapa KH Hasyim Asy'ari menulis kitab yang kecil dan menggunakan bahasa sederhana seperti Dhau’ al-Misbah fi Bayani Ahkami al-Nikah. 

Padahal, kata Gus Kikin, sosok KH Hasyim Asy'ari memiliki kemampuan menguasai gramatika bahasa Arab dan hafal begitu banyak hadis. Tentu tidak sulit menulis kitab tebal dengan keterangan lengkap.

"Pertama saya heran, kenapa dengan keilmuan yang besar, tapi Kiai Hasyim menuliskan kitab yang sangat sederhana, sangat tipis Dhau’ al-Misbah fi Bayani Ahkami al-Nikah. Setelah saya teliti rupanya, biar masyarakat mudah memahaminya," imbuhnya. 

Dikatakannya, kitab-kitab karya KH Hasyim Asy'ari, dengan ijtihad Gus Ishom (cucu Kiai Hasyim Asy'ari) dikumpulkan dalam sebuah kitab bernama Irsyadul Sari. Kitab tersebut bisa diperoleh secara mudah di Tebuireng. 

"Kita bisa lihat dari turats (buku) peninggalan beliau, ada di Tebuireng. Bahkan sekarang ada di sini kumpulan tulisan beliau, kitab Irsyadus Sari," kata Gus Kikin. 

Menurut Gus Kikin, Dhau’ al-Misbah, merupakan salah satu kitab kecil dan sederhana yang ditulis KH Hasyim Asy'ari sebagai bekal pernikahan bagi masyarakat umum. Pernikahan adalah sesuatu yang lazim dilakukan dan diperhatikan orang banyak.

Dhau’ al-Misbah fi Bayani Ahkami al-Nikah memiliki arti Cahaya Lentera di Dalam Menjelaskan Hukum-Hukum Pernikahan. Sebagai modal awal agar masyarakat tidak keliru memahami pernikahan. 

"Sebuah kitab tentang perkawinan yang merespon banyak permasalahan masyarakat yang tidak paham mengenai perkawinan secara aturan IsIam. Dijelaskan dengan bahasa sederhana, biar bisa dipahami," ujarnya. 

Di kitab tersebut, Kiai Hasyim Asy'ari dengan ringkas menjelaskan perihal rukun-rukun nikah, sesuai yang ada di hukum literatur fiqih klasik lainnya, yaitu shighot (bentuk kata dalam akad), pasangan perempuan, pasangan laki-laki, wali dan dua orang saksi.

"Kiai Hasyim jelaskan ringkas, untuk hukum-hukum perkawinan lebih lengkap itu ada di buku-buku tebal, dan masyarakat tidak sempat memahaminya,” tutup Gus Kikin.