• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Pantura

Rais NU Bojonegoro Rutin Ngontel ke PCNU demi Khidmat

Rais NU Bojonegoro Rutin Ngontel ke PCNU demi Khidmat
KH Abdul Wahab Rohman Tsalis Rais Syuriyah PCNU Bojonegoro saat bernagkat ke kantor PCNU menggunakan sepeda ontel. (Foto: NOJ/ M Yazid).
KH Abdul Wahab Rohman Tsalis Rais Syuriyah PCNU Bojonegoro saat bernagkat ke kantor PCNU menggunakan sepeda ontel. (Foto: NOJ/ M Yazid).

Bojonegoro, NU Online Jatim

Kecintaan terhadap Nahdlatul Ulama (NU) ditunjukkan banyak kalangan, termasuk KH Abdul Wahab Rohman Tsalis Rais Syuriyah Pengurus Cabang (PC) NU Bojonegoro. Kiai Wahab rela 'ngontel' berkilo-kilo menuju kantor PCNU Bojonegoro yang ada di jalan A Yani kota setempat demi melaksanakan sebagian pengabdiannya.

 

Meski sudah berusia 67 tahun, ia tetap bersemangat menuju kantor NU sebagai bentuk khidmat terhadap muasis. Meskipun panas maupun hujan, rutinitas gowes ke kantor PCNU Bojonegoro tetap dilakukan dengan senang dan sepenuh hati.

 

"Seminggu sekali ngontel ke PCNU Bojonegoro, selain tanggungjawab piket juga karena kecintaan terhadap NU," kata Kiai Wahab di kantor PCNU Bojonegoro, Selasa (020/03/2021).

 

Kiai kelahiran 1954 itu menceritakan, jarak tempuh dari rumahnya di Desa Wedi Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro sekitar 7 kilometer. Namun usianya yang tidak muda lagi membuatnya harus ekstra tenaga mengayuh sepeda miliknya tersebut.

 

"Saya kemana saja naik sepeda, pernah juga terserempet kendaraan saat mengayuh sepeda," kenangnya yang pernah menjadi Katib Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kapas itu.

 

Ditambahkan, selain khitmat di NU, aktivitas kesehariannya bekerja di sawah sebagai petani. Serta mengajar ngaji anak-anak kecil di mushola dan ramadhan juga mengisi pengajian di masjid-masjid.

 

 

"Di NU bisa menjadi ukhuwah Islamiah dengan saudara dan tetangga. Mudah-mudahan kita diakui muasis," pungkas kiai kelahiran Tanggir, Singgahan, Tuban tersebut.

 

Editor: Romza


Editor:

Pantura Terbaru