A Muwaffaq
Kontributor
Tuban, NU Online Jatim
Innalillahi wa innailaihi raji'un. Kabar duka datang dari kader Nahdlatul Ulama (NU) militan asal Tuban. Mustasyar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tuban masa khidmat 2022-2028 bernama KH Cholilurrohman yang dikabarkan wafat pada Rabu (09/07/2025).
Ketua Lembaga Ta'lif wan Nasyr Nahdlatul Ulamaa (LTNNU) Kabupaten Tuban, Agus Nurul Fahmi membenarkan bahwa KH Cholilurrohman kapundut pukul 23:00 WIB (09/07/2025) dan akan dimakamkan di Komplek Sunan Bonang hari Kamis (10/07/2025) pukul 12:00 WIB.
“KH Cholilurrohman akan di shalatkan di Masjid Astana dan dimakamkan di komplek Sunan Bonang Tuban,” ujarnya.
Kiai yang akrab disapa Kiai Cholil merupakan menantu KH Moertadji (tokoh NU Tuban) setelah mempersunting salah seorang putrinya, Hj Isti’anah. Kiai Cholil adalah putra dari Kiai Fatkhurrohman bin Sholeh bin Asyari (Rengel). Sedangkan dari jalur ibu bernama Nyai Dewi Khafsoh Binti Toyib (Bangilan).
Dikutip dari tabloid Nusa-Tuban, Kiai Cholil memang kader NU tulen dan mempunyai prinsip hidup mati di NU. Sebagai kader NU militan, kiai asal Bangilan ini dimatangkan dalam berbagai kawah candradimuka. Pada tahun 1960-an, beliau digodok di Pelatihan Kader Misi NU di bawah kendali PBNU yang saat itu di bawah kepemimpinan Ketua Umum Dr. H. Idham Cholid. Selain sebagai kader NU militan, Kiai Cholil juga tumbuh sebagai orator ulung, singa podium dan muballigh terkenal di beberapa kabupaten, seperti: Tuban, Lamongan, Bojonegoro, Blora dan kabupaten lainnya.
Pengabdian di NU
Kiai Cholil adalah salah satu tokoh Tuban yang sempat mengikuti model pengkaderan NU secara intensif di dalam masa kejayaan NU sebelum rezim Orde Baru. Saat itu kiai berdomisili di Malang sebagai mahasiswa. Dari pengkaderan itu, Kiai Cholil mendapatkan gemblengan langsung dari tokoh NU Malang maupun tokoh NU nasional yang sedang menggembleng kader muda NU, seperti KH. Idham Chalid, KH. A. Sjaichu, KH. Oesman Manshur, Subhan ZE.
Bahkan, karena Kiai Cholil saat menjadi mahasiswa sudah mahir berceramah, maka Kiai Cholil menjadi da’i di Markas TNI AU Pangkalan Udara Abdurrahman Saleh Malang (dulu AURI) selama dua setengah tahun. Karena prestasinya, pihaknya terpilih sebagai kader yang dilatih sebagai da’i pejuang dalam pelatihan, yaitu Lembaga Missi Islam di Jakarta.
Lembaga Missi Islam adalah sebuah lembaga yang dibentuk PBNU sebagai salah satu sayap perjuangannya. Didirikan pada 1961 dengan KH Idham Chalid sebagai ketua. Berdirinya Missi Islam ini berkaitan dengan di bubarkannya Pandu Ansor yang banyak aktif di lapangan. Lembaga ini bertugas mempersiapkan kader-kader muda.
Di saat menjadi kader Missi Islam, Cholil muda (tahun 1970-an) pernah ditugaskan sebagai da’i missionaris oleh PBNU di Indonesia bagian timur, tepatnya di Timor dan Nusa Tenggara Timur (NTT) selama 3 bulan (1973).
Sebagai seorang aktivis, Kiai Cholil banyak aktif dalam berbagai organisasi di lingkungan NU, di antaranya: Pembina IPNU Cabang Malang semasa awal kuliah di IAIN Malang, Divisi Penerangan dan Da’wah GP Ansor Cabang Malang, Departemen Dakwah Pimpinan Pusat PMII, Ketua LP Ma’arif Cabang Tuban tahun 70-an, Ketua LDNU Cabang Tuban tahun 80-an.
Sekretaris I Yayasan Mabarrot Sunan Bonang Tuban (1979-1998), Ketua Yayasan Mabarrot Sunan Bonang Tuban (1998-2005, 2006-2011), Pembina Yayasan Mabarrot Sunan Bonang Tuban (2012-2015). Wakil Rais Syuriah PCNU Tuban (1992-1997), dan Rais Syuriah PCNU Tuban 4 periode mulai dari 1997-2002, 2002-2007, 2008-2013, dan 2013-2018.
Sepanjang perjalanan hidupnya diabadikan untuk perjuangan Nahdlatul Ulama, melalui kegiatan organisisasi, dakwah dengan banyak menghadiri undangan-undangan pengajian, baik yang diselenggarakan oleh organisasi NU maupun oleh warga NU di kota maupun di desa-desa. Bisa dikatakan, bahwa Kiai Cholil tiada hari tanpa ngaji. Bahkan, pernah mengalami jadwal penuh selama sebulan diundang sebagai da’i pada Kedutaan Besar RI di Hongkong pada 1984.
Tidak hanya itu, Kiai Cholil juga pernah mengajar di SMP Mu’allimin, SMA Mu’allimin Tuban, juga pengasuh tetap pengajian Ihya’ Ulumuddin setiap Ahad pagi di kediaman KH. Moertadji sejak 1989, menggantikan pengajian mingguan mertuanya yang wafat. Dan juga pengasuh pengajian rutin putri setiap Rabu sore di kediaman pribadinya sejak tahun 1988 hingga sekarang.
Terpopuler
1
Innalillahi, Pengasuh Pesantren Denanyar KH Ahmad Wazir Ali Wafat
2
Siswa MI Bilingual Roudlotul Jannah Prambon Raih Juara 1 Pildacil Porseni Jatim
3
Innalillahi, Mustasyar PCNU Tuban KH Cholilurrohman Wafat
4
Polemik Sound Horeg, Dosen Ma'had Aly Lirboyo: Perlu Ada Solusi Bersama
5
Pesantren Al-Anwar Pacitan Gelorakan Mars Syubbanul Wathan di Festival Rontek 2025
6
Khutbah Jumat: Inspirasi Dakwah dan Perjuangan Nabi Musa saat Muharram
Terkini
Lihat Semua