• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 25 April 2024

Keislaman

Inilah Kiat agar Meninggal secara Husnul Khatimah

Inilah Kiat agar Meninggal secara Husnul Khatimah
Bila kita bertaqwa kepada Allah, dimanapun berada akan meninggal dalam keadaan bertaqwa pula (Foto: NU Online)
Bila kita bertaqwa kepada Allah, dimanapun berada akan meninggal dalam keadaan bertaqwa pula (Foto: NU Online)

Capaian tertinggi bagi setiap mukmin adalah bagaimana bisa agar mati dengan husnul khatimah, yaitu mati dengan membawa Islam, mati dengan membawa kalimat tauhid lailahaillallah. Hal tersebut sebagaimana sabda Rasulullah SAW:


مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ


Artinya: Barang siapa sampai akhir hayatnya tetap pada suatu keyakinan ucapan kalimat lailahaillallah pasti masuk surga.


Hal itulah yang disampaikan KH Marzuki Mustamar Ketua Pengurus Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur (Jatim) saat mengisi khatbah pada, Jumat (15/01/2022) di Masjid Agung KH Anas Mahfudz Lumajang.


Untuk mencapai hal itu, menurut Kiai Marzuki perlu usaha keras dan terus menerus agar keimanan dalam hati tetap terpatri hingga akhir hayat. Oleh karenanya, ketakwaan menjadi sesuatu yang harus dilakukan di setiap kondisi dan situasi.


اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ


Artinya: Iringilah kejelekan itu dengan kebaikan niscaya kebaikan itu akan menghapusnya (kejelekan). Dan pergaulilah manusia dengan pergaulan yang baik.


Dijelaskan kiai yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrosyad, Kota Malang ini bahwa hendaknya diupayakan untuk meninggal dalam kondisi bertakwa kepada Allah di manapun kapanpun berada.

"Mati di masjid, mati bertakwa, mati di jalan mati bertakwa, mati di sawah mati bertakwa, mati sekarang mati bertakwa, mati tahun depan mati bertakwa, mati alal iman wal Islam dan itulah husnul khatimah," jelas Kiai Marzuki menjelaskan hadits di atas.


Secara detail Kiai Marzuki memberikan tiga resep agar kematian yang didambakan setiap insan ini bisa dicapai. Resep pertama yang disebutkan adalah menjaga shalat lima waktu jangan sampai meninggalkannya.


"Amal-amal selain shalat andai orang karena udzur tidak bisa melakukannya itu masih bisa dimaklumi, lain dengan shalat. makanya dalam hadis riwayat Imam Muslim sahabat mengatakan


كانَ أَصْحابُ مُحَمَّدٍ ﷺ لا يرونَ شَيْئًا مِنَ الأَعْمالِ تَرْكُهُ كُفْرٌ غَيْرَ الصَّلاةِ. رَوَاهُ التِّرمِذِيُّ 


"Itu artinya, para sahabat memandang tidak ada amalan, tidak ada perintah, tidak ada ibadah, yang bila itu ditinggalkan menjadi kafir selain shalat," kata Kiai Marzuki.


Lebih jelas, dosen Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim ini mengutip hadits Rasulullah SAW mengenai bahaya besar meninggalkan shalat. Apalagi jika seseorang enggan melakukan shalat secara terang-terangan seraya meremehkan dan melecehkan shalat, maka keimanannya bisa lepas. 

 

Shalat, menurut Kiai Marzuki adalah yang membedakan umat Islam dengan orang kafir. 


مَنْ تَرَكَ الصَّلاةَجِهاراً فَقَدْ كَفَرَ 


Artinya: Siapa yang meninggalkan shalat karena sengaja, maka sungguh ia telah kafir secara tegas.


إِنَّ المُؤْمَنَ هَمُّهُ فِي الصَّلَاةِ وَالصِّيَامِ وَالْمُنَافِق هَمُّهُ فِي الطَّعَامِ والشَّرَابِ
 

Artinya: Orang mukmin tandanya senantiasa memperhatikan masalah salat, lain dengan orang munafik yang dipikir masalah makanan minuman.


Cara yang kedua agar mati husnul khatimah adala jangan jauh-jauh dari ulama, karena orang awam tidak paham betul tentang tafsir, aqidah dan madzhab yang benar. Sebagai orang awam yang tidak hafal dan faham Al-Qur'an dan hadits, maka seharusnya mengikuti ulama yang Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja).


"Otomatis ulama akidahnya benar, maka kita pun yang awam aqidahnya benar. Di zaman seperti sekarang ini banyak berbagai macam aliran, satu dengan yang lain saling mengafirkan saling menyesatkan saling memusyrikkan. Jika kita yang awam tidak gandolan dengan dawuhnya para ulama kita yang awam akan bingung, akhirnya dia mati tanpa punya keyakinan, ragu dan mati tidak membawa keyakinan,"  tegasnya.


Mengenai hal itu, Kiai Marzuki mengutip sebuah hadits:


سَيَأْتِي زَمَانٌ عَلَي أُمَّتِي يَفِرُّوْنَ مِنِ العُلَمَاءِ وَالفُقَهَاءِ فَيَبْتَلِيْهِمُ اللهُ بِثَلِاثَةِ بَلِّيَةٍ 


Artinya: Kelak akan datang suatu zaman, dan banyak dari umatku yang menjauhi ulama dan fuqaha. Lalu aku timpakan kepada mereka tiga macam cobaan.


Lalu orang awam yang berpaling menjauh dari ulama, Allah memberikan tiga musibah. 
 

الاُولَي يَرْفَعُ اللهَ البَرَكَةَ مِنْ كَسْبِهِمْ


Artinya: (pertama), Pekerjaannya tidak berkah. 

 

وَالثَّانِيَةُ يُسَلِّطُ اللهُ عَلَيْهِمْ سُلْطَانًا ظَالِمًا


Yang kedua, Allah memberikan kepada mereka pimpinan dan pejabat yang dzalim
 

Yang paling berat musibah yang ketiga, yaitu: 
 

 يَخْرُجُوْنَ مِنَ الدُنْيَا بِغَيْرِ اِيْمَانٍ

 

Yakni meninggalkan dunia (mati) tanpa membawa iman.
 

"Mereka yang awam nggak tahu dalil, nggak tahu mana yang benar mana yang hak mana yang batil dan mereka menjauh berpaling dari ulama, mereka mati kafir tanpa membawa iman dan Islam," urainya.


Resep yang ketiga agar mati husnul khatimah adalah memperbanyak berdzikir kepada Allah SWT. Karena dzikir merupakan obat untuk hati agar tenang, mantap dan tidak ragu dalam keimanan. Sehingga dengan selalu disirami dzikir, maka keimanan selalu terjaga.
 

أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ


Artinya: Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah, (maka)  hati menjadi tenteram.


Sebagai penguat, ada hadits riwayat Al-Hakim yang menjelaskan bahwa keimanan harus terus diperbaharui. Karena bagaikan baju yang lama-lama akan usang dan sobek.


"Makanya sering-seringlah kamu memperbaharui iman. Dan suatu ketika sahabat bertanya wahai Rasulullah bagaimana cara kita memperbaharui iman? Nabi bersabda: Perbanyaklah membaca kalimat lailahaillallah," kata Kiai Marzuki.


Resep yang terakhir adalah, menghindari menyakiti, menghina dan mendzalimi sesama muslim. Karena hal itu jika dilakukan baik dengan lisan ataupun tangan, maka keislaman seseorang menjadi tidak sempurna.


Bahwa suatu ketika Rasulullah SAW bersabda bahwa:
 

المُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ المُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ،  


"Hadits ini bermakna bahwa muslim yang sempurna adalah yang bisa mencegah dan mengendalikan lisan maupun tangannya sehingga tidak mengganggu muslim lain, tidak menyakiti orang muslim lain, dan tidak merugikan orang muslim lain," pungkas Kiai Marzuki


Keislaman Terbaru