Matraman

Pesantren Al-Anwar Pacitan Gelorakan Mars Syubbanul Wathan di Festival Rontek 2025

Rabu, 9 Juli 2025 | 19:00 WIB

Pesantren Al-Anwar Pacitan Gelorakan Mars Syubbanul Wathan di Festival Rontek 2025

Penampilan Pondok Pesantren Modern Al-Anwar pada Festival Rontek Pacitan 2025. (Foto: NOJ/ Anwar Sanusi)

Pacitan, NU Online Jatim

Gema Mars Syubbanul Wathan menggema di jantung Kota Pacitan. Pondok Pesantren Modern Al-Anwar Pacitan dengan lantang menggaungkan mars tersebut dalam gelaran akbar Festival Rontek Pacitan (FRP) 2025. Menariknya, penampilan ini berbuah manis dengan menyabet nominasi penyaji harapan tingkat SLTA Sederajat.

 

Festival Rontek sebagai event tahunan Pemerintah Kabupaten Pacitan telah masuk daftar Karisma Event Nusantara (KEN) 2025. Di tengah riuhnya 12 tim perwakilan kecamatan dan 3 tim SLTA sederajat yang memamerkan kreativitasnya, delegasi Pesantren Al-Anwar tampil memukau dengan mengusung tema ‘Nderek Kiai’.

 

Ustadz Khoirul Anwar, salah seorang pengurus Pondok Pesantren Modern Al-Anwar Pacitan, menjelaskan bahwa pemilihan Mars Syubbanul Wathan sangat selaras dengan tema ‘Nderek Kiai’ yang mereka usung.

 

"Sebagai salah satu mars lagu yang sangat kental dengan nilai perjuangan kiai dan santri, ini merupakan semangat pantang mundur untuk mempertahankan eksistensi bangsa. Semangat itu pula yang kami ambil sebagai simbol mempertahankan eksistensi pesantren," ujarnya kepada NU Online Jatim, Selasa (08/07/2025).

 

Ustadz Khoirul Anwar mengatakan, garapan pertunjukan yang diberi nama 'Aksoro' ini merupakan perwujudan kolaborasi harmonis para santri. Puncaknya, atraksi pencak silat santri mengiringi lantunan Mars Syubbanul Wathan yang dinyanyikan sepanjang jalan.

 

Keunikan penampilan ini terletak pada aransemen apiknya, yang menggabungkan musik tradisional rontek dengan alunan rebana, menciptakan perpaduan syahdu yang sarat makna.

 

Meski persiapan terbilang singkat karena bersamaan dengan jadwal ujian pondok dan wisuda santri, Ustadz Khoirul Anwar mengatakan bahwa Al-Anwar berhasil memaksimalkan waktu yang ada.

 

"Pesannya adalah esensi Syubbanul Wathan sebagai pembakar semangat perjuangan bangsa yang diinisiasi oleh kiai dan santri harus kita pertahankan untuk membakar semangat santri dalam menghadapi zaman modern," terangnya.

 

Penampilan ini juga secara khusus menjadi penghormatan terhadap perjuangan KH Khariri, sosok pendiri Pondok Pesantren Modern Al-Anwar Pacitan. "Perjuangan KH Khariri sampai saat ini masih dirasakan manfaatnya untuk kemaslahatan umat dan kemajuan peradaban pendidikan," tuturnya.

 

Ia juga menekankan pentingnya menanamkan nilai-nilai kebangsaan kepada seluruh masyarakat, sebagai bagian dari identitas bangsa Indonesia. Semangat Mars Syubbanul Wathan, sebagai simbol kecintaan pada negeri, sejalan dengan semangat pelestarian budaya rontek sebagai wujud kecintaan pada budaya Pacitan.

 

“Perpaduan apik ini membuktikan bahwa pesantren adalah garda terdepan penjaga tradisi sekaligus inovator peradaban,” ungkapnya.

 

Disebutkan, penampilan yang disuguhkan Pesantren Al-Anwar sebagai wujud komitmen bahwa santri tak hanya cukup menguasai ilmu agama, tetapi juga peka terhadap budaya dan kemajuan teknologi.

 

"Santri harus peka zaman. Tidak hanya tentang agama, namun santri juga harus peka terhadap budaya dan tentunya kemajuan teknologi," tandasnya.