Metropolis

Pesantren Mahika Sidoarjo Gelar Sarasehan Sambut Kedatangan Santri Baru

Senin, 7 Juli 2025 | 15:00 WIB

Pesantren Mahika Sidoarjo Gelar Sarasehan Sambut Kedatangan Santri Baru

Penyambutan santri baru Pesantren Mahika Sidoarjo di halaman madrasah setempat, Ahad (06/07/2025). (Foto: NOJ/Yuli Riyanto)

Sidoarjo, NU Online Jatim

Pesantren Manba’ul Hikam (Mahika), Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo menggelar sarasehan dalam rangka menyambut kedatangan santri baru kelas Madrasah Tsanawiyah (MTs) tahun ajaran 2025-2026. Kegiatan tersebut dilangsungkan di halaman madrasah setempat, Ahad (06/07/2025).


Ketua Yayasan Pesantren Mahika, KH Abdul Wachid Harun siap menerima amanah dalam mendidik para santri baru. Pesantren Mahika berprinsip melestarikan tradisi Aswaja yang masih relevan, di samping siap menerima pembaharuan di bidang teknologi infromasi, multitalent, dan lainnya.


“Semua santri baru akan diajak orientasi selama beberapa hari agar merasa senang berada di pesantren. Kami akan berusaha melayani para santri dengan sebaik mungkin serta wali santri hendaknya terbuka dengan pihak pengasuh dan pengurus pesantren,” ujarnya.


Wakil Rais Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sidoarjo ini menyebut, pendidikan di pesantren yang tidak bisa ditandingi oleh sekolah manapun adalah pendidikan akhlak (attitude).


“Nanti pada saat sambangan di bulan Agustus para santri baru akan tampil berbeda dengan sebelum datang ke pesantren. Dalam masa orientasi nanti para santri akan di saring sesuai dengan bakat dan minatnya masing-masing,” ungkapnya.


Sementara itu, Pengawas Yayasan Pesantren Mahika Sidoarjo, KH Chabibul Machbub mengungkapkan, sanad keilmuan di Pesantren Mahika Sidoarjo jelas dan tersambung, karena pendiri Pesantren Mahika yakni almaghfurlah KH Khozin Mansur yang merupakan santri dari almagfurlah Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari sang pendiri Nahdlatul Ulama (NU).


“Semoga semua santri baru cepat betah dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat selama mondok di sini.  Ada tiga hal yang harus dikuatkan agar santri cepat betah di pesantren, pertama kesungguhan santri ketika mengikuti proses belajar di pesantren, kedua lomannya (dermawannya) wali santri, dan ketiga adalah doa,” pungkasnya.