Sejarah dan Alasan Muharram sebagai Bulan Pertama Tahun Hijriyah
Ahad, 29 Juni 2025 | 12:00 WIB
Tahun Hijriyah merupakan penanggalan yang dipakai umat Islam hingga saat ini. Pada penanggalan Hijriyah terdapat 12 bulan, salah satunya adalah bulan Muharram, yang dipilih sebagai bulan pertama tahun hijriyah.
Muharram ditetapkan menjadi awal bulan dalam kalender Hijriyah bukanlah suatu kebetulan, tetapi memiliki dasar yang kuat berdasarkan peristiwa penting dalam sejarah Islam.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Lantas, apa alasannya Muharram dipilih sebagai bulan pertama penanggalan Hijriyah? Bukankah penisbatan nama Hijriyah berdasarkan hijrahnya Nabi Muhammad SAW? Sedangkan hijrahnya Nabi SAW terjadi pada Rabi'ul Awwal?
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Dalam kitab Durusut Tarikh Al-Islami, bahwa nama-nama bulan itu sudah ada sejak zaman Arab Jahiliyah, meski penetapan tahunnya tidak konsisten atau sering berganti-ganti. Misalnya, mereka pernah menggunakan hitungan tahun berdasarkan kematian Amr bin Luhay (seorang tokoh Bani Khuza'ah pembawa agama musyrik di Mekkah). Pernah juga mereka menggunakan awal tahun berdasarkan kematian Hisyam bin Mughiroh. Dan terakhir, perhitungan berdasarkan tahun peristiwa invasi pasukan gajah Abrahah ke Makkah (tahun Gajah).
Khalifah kedua Umar bin Khattab adalah orang yang mulai menentukan penanggalan Hijriyah. Ia menjadikan hijrah Nabi Muhammad ke Kota Madinah sebagai permulaan dari kalender Islam tersebut. Umar bin Khattab menilai, hijrah Nabi Muhammad adalah peristiwa besar dalam sejarah Islam. Dan hijrah Nabi SAW dipilih karena menandai titik awal pembangunan masyarakat Islami, dan merupakan pemisah antara kebenaran dan kebatilan. (Ibnul Atsir, Al-Kamil fit Tarikh, [Beirut: Darul Kutub Al-Ilmiyah, 1987 M/1407 H], juz 1 halaman 12).
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Baca Juga
Mengapa Muharram Disebut Bulan Allah?
Lalu, mengapa bulan pertama dalam kalender Hijriyah adalah Muharram, bukan Rabi’ul Awwal?
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Merujuk buku ‘Membaca Sirah Nabi Muhammad SAW dalam Sorotan Al-Qur’an dan Hadis-hadis Shahih’ (M Quraish Shihab, 2018), dijelaskan bahwa sejarah hijrah Nabi SAW itu dimulai pada bulan Muharram, dan kedatangan Nabi Muhammad di Madinah itu pada bulan Rabi'ul Awwal. Maka dari itu umat Islam menentukan penanggalan tahun Hijriah dimulai ketika terjadinya hijrah, dan mereka memulainya pada bulan Muharram, karena awal hijrah dan persiapannya terjadi pada bulan Muharram.
Hal ini didasarkan pada Bai’at Aqabah Kedua yang terjadi pada bulan Dzulhijjah. Ketika baiat tersebut, hijrahnya Nabi Muhammad ke Madinah telah disepakati. Bahkan, sebagian sahabat telah berangkat ke Madinah mendahului Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu, hijrah dihitung setelah ada kebulatan tekad dan kesepakatan untuk melakukannya, bukan pada pelaksanaannya.
Keterangan ini juga sejalan dengan apa yang dijelaskan Imam Bukhori dalam kitab At-Tarikh Al-Kabir:
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ عَبْدِ الوَهَّابِ الحَجَبِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ العَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنْ عُثْمَانَ بْنِ رَافِعٍ، قَالَ: سَمِعْتُ سَعِيدَ بْنَ المُسَيِّبِ، يَقُولُ: قَالَ عُمَرُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: مَتَى نَكْتُبُ التَّارِيخَ؟ وَجَمَعَ المُهَاجِرِينَ، فَقَالَ لَهُ عَلِيٌّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: مِنْ يَوْمِ هَاجَرَ النَّبِيُّ ﷺ إِلَى المَدِينَةِ. فَكُتِبَ التَّارِيخُ.
Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Abdul Wahhab al-Hajabi, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Muhammad, dari Utsman bin Rafi’, ia berkata: Aku mendengar Sa’id bin al-Musayyib berkata: Umar bin Khattab RA berkata: "Kapan kita menetapkan penanggalan (tarikh)?". Lalu ia mengumpulkan kaum Muhajirin, Maka Sayyida Ali RA berkata kepadanya: "Dimulai pada hari ketika Nabi SAW hijrah ke Madinah." Maka sejak itulah penanggalan ditetapkan”. (Imam Bukhori, At-Tarikh Al-Kabir, [Beirut: Darul Kutub Al-Ilmiyah, tt.], juz 1 halaman 9).
Sendada dengan pandangan di atas, Ibnu Hajar Al-Asqolani juga menjelaskan dalam kitab Fathul Bari, sebagaimana berikut:
وَذَكَرُوا فِي سَبَبِ عَمَلِ عُمَرَ التَّارِيخَ أَشْيَاءَ، مِنْهَا مَا أَخْرَجَهُ أَبُو نُعَيْمٍ الفَضْلُ بْنُ دُكَيْنٍ فِي تَارِيخِهِ، وَمِنْ طَرِيقِهِ الحَاكِمُ، مِنْ طَرِيقِ الشَّعْبِيِّ: أَنَّ أَبَا مُوسَى كَتَبَ إِلَى عُمَرَ: إِنَّهُ يَأْتِينَا مِنْكَ كُتُبٌ لَيْسَ لَهَا تَارِيخٌ
فَجَمَعَ عُمَرُ النَّاسَ، فَقَالَ بَعْضُهُمْ: أَرِّخْ بِالْمَبْعَثِ، وَبَعْضُهُمْ: أَرِّخْ بِالْهِجْرَةِ
فَقَالَ عُمَرُ: الْهِجْرَةُ فَرَّقَتْ بَيْنَ الْحَقِّ وَالْبَاطِلِ، فَأَرِّخُوا بِهَا، وَذٰلِكَ سَنَةَ سَبْعَ عَشْرَةَ
فَلَمَّا اتَّفَقُوا، قَالَ بَعْضُهُمْ: ابْدَءُوا بِرَمَضَانَ، فَقَالَ عُمَرُ: بَلْ بِالْمُحَرَّمِ، فَإِنَّهُ مُنْصَرَفُ النَّاسِ مِنْ حَجِّهِمْ، فَاتَّفَقُوا عَلَيْهِ
Artinya: “Dan mereka menyebutkan beberapa hal sebagai sebab Umar menetapkan penanggalan (tarikh), di antaranya adalah riwayat yang dikeluarkan oleh Abu Nu‘aim al-Fadl bin Dukayn dalam kitab Tarikh-nya, dan melalui jalur beliau juga al-Hakim meriwayatkannya dari jalur asy-Sya‘bi, bahwa: Abu Musa menulis surat kepada Umar: "Telah datang kepada kami surat-surat darimu yang tidak ada tanggalnya."
Maka, Umar bin Khattab mengumpulkan orang-orang (untuk bermusyawarah). Sebagian dari mereka berkata: "Tetapkanlah dari masa diutusnya Nabi (al-mab‘ath)," dan sebagian yang lain berkata: "Dari hijrah Nabi SAW."
Maka Umar berkata: "Hijrah itulah yang memisahkan antara kebenaran dan kebatilan, maka tetapkanlah penanggalan dengannya." Dan itu terjadi pada tahun 17 Hijriyah.
Setelah mereka sepakat (tentang awal tahun Hijriyah dari peristiwa hijrah), sebagian dari mereka berkata: "Mulailah dari bulan Ramadhan."
Maka Umar berkata: "Tidak, tetapi dari bulan Muharram, karena bulan itu adalah saat kembalinya orang-orang dari ibadah haji." Lalu mereka semua sepakat atas hal itu. (Ibnu Hajar Al-Asqalani, Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari, [Riyadh: Darus Salam, 2000 M/1421 H], juz 7, halaman 335).
Singkatnya, bulan Muharram dipilih sebagai permulaan penanggalan Hijriyah meskipun penisbatan namanya disandarkan pada waktu hijrahnya Nabi Muhammad SAW yang terjadi pada Rabi'ul Awwal. Akan tetapi, ini semua dikarenakan banyak alasan, di antaranya karena Muharram menjadi waktu (bulan) awal perencanaan hijrah. Artinya, awal penetapan Muharram karena ia menjadi bulan awal ketika perencanaan dan kebulatan tekad untuk hijrah.
Demikianlah penjelasan mengenai alasan mengapa Muharram menjadi bulan pertama pada tahun Hijriyah. Semoga dengan memahami alasan tersebut, dapat meningkatkan pemahaman dan kecintaan kita terhadap agama Islam, serta menjadikan momen ini sebagai sarana untuk memperdalam spiritualitas, serta menjadi umat yang lebih beriman dan bertakwa. Amin.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND