• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Keislaman

Amalan yang Disarankan dan Peristiwa Penting di Bulan Muharram

Amalan yang Disarankan dan Peristiwa Penting di Bulan Muharram
Sejumlah peristiwa penting dan amalan disarankan saat memasuki bulan Muharram. (Foto: NOJ/NU Network)
Sejumlah peristiwa penting dan amalan disarankan saat memasuki bulan Muharram. (Foto: NOJ/NU Network)

Perlahan namun pasti, umat Islam akan memasuki bulan sekaligus tahun baru. Meninggalkan bulan Dzulhijjah dan memasuki bulan baru yakni Muharram serta tahun baru 1444 H. Sejumlah peristiwa dan amalan disarankan di pergantian tahun tersebut.


Muharram adalah salah satu dari 4 bulan yang dimuliakan (al-Asyhur al-Hurum), yakni Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab.   


Amalan yang Disarankan

Di antara amalan bulan Muharram adalah: 


1. Memperbanyak Puasa 


Hal ini sebagaimana disabdakan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam: 


   أَفْضَلُ الصَّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ (رواه مسلم)   


Artinya: Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa bulan Muharram dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam. (HR Muslim)  


Hadits di atas secara jelas menyatakan bahwa kita disunahkan berpuasa di bulan Muharram, terutama pada hari kesepuluh Muharram yang disebut dengan puasa Asyura. Begitu juga hari kesembilan yang disebut puasa Tasu’a. Bahkan Imam Syafii menyatakan dalam kitab Al-Umm bahwa disunahkan puasa tiga hari sekaligus, yaitu 9, 10 dan 11 Muharram.   


Ketika ditanya mengenai puasa Asyura, Rasulullah menjawab: 


يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)   


Artinya: Menghapus dosa setahun yang telah berlalu. (HR Muslim)   


2. Meluaskan Belanja 


Hal ini dianjurkan pada hari kesepuluh Muharram sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam: 


   مَنْ وَسَّعَ عَلَى عِيَالِهِ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَسَّعَ اللهُ عَلَيْهِ سَائِرَ سَنَتِهِ (رَوَاهُ الطَّبَرَانِيُّ وَالْبَيْهَقِيُّ وَغَيْرُهُمَا)   


Artinya: Barang siapa melapangkan nafkah belanja kepada keluarganya (istri, anak dan orang-orang yang ia tanggung nafkahnya) pada hari Asyura, maka Allah akan melapangkan rezeki baginya sepanjang tahun. (HR Ath- Thabarani, Al-Baihaqi dan lainnya).   


Setelah menyebutkan beberapa jalur periwayatan dari hadits di atas dalam kitab Syu’abul Iman, Imam al-Baihaqi berkomentar: 


   هٰذِهِ الْأَسَانِيدُ وَإِنْ كَانَتْ ضَعِيفَةً فَهِيَ إِذَا ضُمَّ بَعْضُهَا إِلَى بَعْضٍ أَخَذَتْ قُوَّةً   


Artinya: Sanad-sanad ini meskipun lemah, namun jika digabungkan menjadi kuat.   


Dua amalan di atas-lah yang secara eksplisit disebutkan dalam hadits, yaitu berpuasa dan melapangkan nafkah belanja kepada keluarga. Adapun amalan-amalan lain di hari Asyura yang disebutkan oleh sebagian ulama, seperti melakukan shalat tasbih, sedekah, mengunjungi ulama, menjenguk orang sakit, mengusap kepala anak yatim, memakai celak, bersilaturahim dan lain-lain, maka boleh-boleh saja diamalkan pada hari Asyura meskipun tidak ada hadits yang secara khusus menganjurkannya. Karena itu semua adalah amalan yang baik dan dianjurkan untuk dilakukan, baik pada hari Asyura ataupun lainnya.   


Peristiwa Penting


Sedangkan mengenai peristiwa penting bulan Muharram, terutama pada hari Asyura, di antaranya adalah:   


1. Allah menerima tobat Nabi Adam Alaihis Salam dari maksiat yang dilakukan, yang bukan kufur, bukan dosa besar dan bukan dosa kecil yang mengandung unsur kehinaan jiwa. 


2. Allah menyelamatkan Nabi Nuh Alaihis Salam dan kaumnya yang beriman dari air bah yang menenggelamkan seluruh apa yang ada di atas muka bumi. 


3. Menenggelamkan Fir’aun dan menyelamatkan Nabi Musa ‘Alaihis Salam dan kaumnya yang beriman. 


4. Diselamatkannya Nabi Yunus Alaihis Salam dari dalam perut ikan hut. 


5. Dianugerahkan kekuasaan dan kerajaan kepada Nabi Sulaiman Alaihis Salam. 


6. Sembuhnya penyakit Nabi Ayyub Alaihis Salam yang diderita selama 18 tahun. 
Penyakit itu bukanlah penyakit yang menjijikkan. Tidak benar bahwa beliau sakit sampai-sampai keluar ulat atau belatung dari tubuhnya. 


7. Tahun 4 H terjadi perang Dzatur Riqa’. 


8.Tahun 61 H, Sayyiduna Al-Husain bin ‘Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu Anhuma terbunuh sebagai syahid di tangan orang-orang yang berbuat zalim kepadanya di Karbala, Iraq.   

 


Editor:

Keislaman Terbaru