NU Online

Pentingnya Peran Orang Tua dalam Mengajarkan Empati dan Mengelola Emosi Anak

Rabu, 11 Desember 2024 | 20:00 WIB

Pentingnya Peran Orang Tua dalam Mengajarkan Empati dan Mengelola Emosi Anak

Ilustrasi orang tua sedang bermain dengan dua anaknya. (Foto: freepik)

Surabaya, NU Online Jatim

Psikolog Bianglala Andriadewi menekankan pentingnya peran orang tua dalam membantu anak mengelola emosi dan mengajarkan empati sebagai langkah pencegahan terhadap perilaku kekerasan pada anak.


“Yang paling penting adalah membantu anak-anak mengelola emosi, contohnya mengajarkan anak mengenai cara untuk marah misalnya dengan mengatakan kamu boleh marah, tapi marah yang baik itu seperti ini loh, kamu boleh sedih tapi cara sedihnya itu begini loh,” jelas Lala, sapaan akrabnya, kepada NU Online, pada Selasa (10/12/2024).

ADVERTISEMENT BY OPTAD


Lala juga mengatakan bahwa dalam mengajarkan empati atau adab, orang tua perlu menjadi contoh bagi anaknya.


“Orang tua perlu menjadi teladan yang baik bagi anak karena anak mengadaptasi apa yang orang tua lakukan,” ujarnya.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND


Di sisi lain, ketika orang tua melakukan tindakan impulsif seperti membanting pintu atau berkata kasar, maka orang tua harus meminta maaf dan memberikan penjelasan kepada anaknya bahwa perilaku tersebut tidak baik untuk ditiru.


Lala juga menekankan pentingnya meningkatkan komunikasi antara orang tua dan anak untuk membangun kepercayaan dan kebebasan bercerita anak.

ADVERTISEMENT BY OPTAD


“Kalau anak punya masalah anak akan mengatakannya pada orang tua bukan malah anak berpikiran jangan sampai orang tuaku mengetahui ini,” tekannya.


Ia juga memaparkan bahwa ketika anak melakukan kesalahan maka orang tua harus memberikan pemahaman mengenai konsekuensi kepada anak, bukan hanya memberikan hukuman.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND


“Karena kalau anak hanya belajar tentang punishment, dia hanya akan melakukan sesuatu untuk menghindari punishment, bukan karena dia tahu mengapa dia melakukan perilaku tersebut,” papar Lala.


Lebih lanjut, ia mengingatkan orang tua untuk tidak menganggap anak-anak mengetahui konsekuensi setiap perbuatannya. Sebab pada dasarnya, anak-anak sedang berada dalam fase-fase belajar mengenai logika.


“Sebagai orang tua, kita jangan menilai bahwa anak kita pasti tahu konsekuensinya. Mereka itu lagi butuh diajarin banget tentang konsekuensi, lagi butuh diajarin banget tentang cara bersikap sama orang lain,” tegasnya.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND


Selain itu, Lala berpendapat bahwa kolaborasi antara sekolah dan orang tua penting dilakukan untuk saling mendukung tahap perkembangan anak.


“Ketika anak melakukan kesalahan di sekolah, kemudian dia diajarkan gurunya tapi orang tuanya nggak terima, maka itu salah. Orang tua bisa mendengar dari dua sisi dan jangan lupa untuk mengajarkan anak meminta maaf serta mengajak anak untuk memperbaiki situasi supaya tidak melarikan diri dari masalah,” pungkas Lala.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND