• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 28 April 2024

Matraman

RMINU Trenggalek Bakal Lakukan Pembenahan Mental Menyeluruh

RMINU Trenggalek Bakal Lakukan Pembenahan Mental Menyeluruh
Ilustrasi pondok pesantren. (Foto: NOJ/Madchan Jazuli)
Ilustrasi pondok pesantren. (Foto: NOJ/Madchan Jazuli)

Trenggalek, NU Online Jatim

Insiden meninggalnya BM (14) santri asal Banyuwangi di salah satu Pondok Pesantren di Kediri masih menyita perhatian publik. Rabithah Ma'ahid Islamiyyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Trenggalek bakal berupaya meningkatkan pengawasan hingga pembenahan mental santri.

 

Agus Akifun Nuha, Ketua RMINU Trenggalek mengucapkan ikut berbela sungkawa sedalam-dalamnya atas wafatnya BM. RMINU Trenggalek mengutuk keras segala bentuk kekerasan dan tindakan yang tidak sesuai syariat di pesantren.

 

"Kita tingkatkan koordinasi dengan pondok-pondok terkait peningkatan pengawasan dan pembenahan mental secara menyeluruh," ujar Gus Akif, Selasa (05/02/2024).

 

Ia mengungkapkan bahwa mental masyarakat Indonesia secara umum sudah rusak. Bisa jadi dipengaruhi tontonan film, berita kriminal, publik figur dan lain-lain.

 

Termasuk juga dalam hal pergaulan bebas dan ketidaktahuan terhadap hukum agama. Sehingga yang harus diselesaikan adalah mental manusia dan masyarakat.

 

"Yang harus digarisbawahi, bengkel mental manusia yang terbaik tetap ada di pesantren, gudangnya hukum agama, jauh dari pergaulan bebas, jauh dari pengaruh media dan lain-lain. Terlepas adanya beberapa oknum yang tidak sesuai dengan norma pesantren," bebernya.

 

Gus Akif meminta masyarakat tidak langsung menjustifikasi pesantren dengan label tempat kekerasan dan bahkan melabeli pesantren harus ditutup dan diboikot.

 

"Padahal, dikatakannya banyak sekali kejadian kekerasan atau bullying di sekolah, kampus, tempat kerja dan masyarakat umum," terangnya.

 

Gus Akif menambahkan, pembullyan, mencaci maki dan bahkan sampai kekerasan fisik juga banyak terjadi dimana-mana. Sehingga sangat menjamur, perlu disikapi dan dicari sebuah solusi.

 

"Sebenarnya yang harus diselesaikan terkait bullying di negara ini, di manapun tempatnya ini penyakit masyarakat, penyakit di negara bukan penyakit di pesantren. Maka mari kita benahi bersama mental masyarakat kita dengan memperdalam ilmu agama dan mendekatkan diri pada Tuhan," ungkapnya.

 

Kiai muda Pondok Pesantren Parakan Trenggalek ini menyinggung terkait pertanyaan atau perhatian media mainstream terhadap kejadian tersebut yang terkesan menjadikan berita ini sebagai hal yang aneh.

 

"Termasuk media-media besar memblowup dengan tema bullying di pesantren. Seakan-akan bullying dan kekerasan ini suatu hal yang aneh dan hanya terjadi di pesantren. Padahal banyak terjadi di berbagai lembaga pendidikan umum dan sebagainya," ucapnya.

 

Oleh sebab itu, Gus Akif mengajak berdoa bersama-sama semoga kejadian seperti ini tidak terulang kembali. Khususnya kasus BM semoga bisa diusut tuntas dan terakhir.

 

"Mari kita perangi bullying dan kekerasan dimana saja, bukan memerangi pesantren," tandasnya.


Matraman Terbaru