• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Metropolis

RMINU Jatim: Pesantren Ramah Anak Lindungi Santri dari Kekerasan

RMINU Jatim: Pesantren Ramah Anak Lindungi Santri dari Kekerasan
KH Iffatul Lathoif, Ketua PW RMINU Jatim. (Foto: NOJ/RS)
KH Iffatul Lathoif, Ketua PW RMINU Jatim. (Foto: NOJ/RS)

Surabaya, NU Online Jatim
Pengurus Wilayah (PW) Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Jatim bersama dengan Perempuan Bangsa Jatim dan Griya Curhat Keluarga (GCK) Jatim menggelar Workshop Pesantren Ramah Anak, Kamis (07/07/2022). Kegiatan ini untuk merespons maraknya kekerasan kepada santri di pesantren.

 

Ketua RMI NU Jatim, KH Iffatul Lathoif mengatakan, nantinya pesantren ramah anak akan memiliki acuan yang tegas, khususnya dalam melindungi para santri.

 

"Dalam rangka memformulasikan pesantren ramah santri atau ramah anak, ke depan bisa jadi acuan pesantren yang ada di Jatim di samping mengacu kepada UU Pesantren dan Perda Pesantren yang dikeluarkan teman DPRD provinsi," katanya.

 

Gus Toif menjelaskan bahwa keilmuan seorang pengasuh juga menjadi penting agar tidak terjadi kekerasan di pesantren.

 

"Dalam perda pesantren yang sudah dikeluarkan oleh DPRD Jawa Timur, itu sudah jelas bahwa rukun-rukun di dalam pesantren itu ada kiai. Kiai harus memiliki kompetensi yang mumpuni dan memiliki sanad ilmu yang jelas," jelasnya.

 

Maka menurut Gus Toif, pesantren di bawah naungan NU tidak mungkin melakukan hal-hal yang tercela seperti kekerasan karena memiliki keilmuan yang baik.

 

"Jadi sebenarnya kalau masalah pesantren, khususnya yang ada di lingkungan NU Insyaallah relatif aman. Karena mulai dari ranting sampai atas semuanya terjalin komunikasi yang sangat intens," terangnya.

 

Pengasuh Pondok Pesantren Al Falah Ploso, Kediri itu mengungkapkan jika terjadi kasus kekerasan di beberapa pesantren bisa dipastikan pesantren tersebut tidak berafiliasi NU dan cenderung menyendiri.

 

"Pondok pesantren yang selama ini terjadi kasus itu mereka lebih tidak mau berbaur dengan kita dan tidak berafiliasi kepada NU," ungkapnya.

 

Dirinya juga meminta adanya perlakuan hukum yang berlaku jika terjadi kekerasan di pesantren.

 

"Prinsipnya apabila memang  terbukti secara hukum, kami mendorong untuk ditimbang sesuai dengan aturan hukum yang berlaku," pungkasnya.


Metropolis Terbaru