Menengok Lebih Dekat Kampung Terasi di Desa Macajah Bangkalan
Ahad, 27 Juli 2025 | 09:00 WIB
Ryan Syarif Hidayatullah
Kontributor
Bangkalan, NU Online Jatim
Desa Macajah merupakan salah satu desa di Kecamatan Tanjung Bumi, Bangkalan, Madura. Desa ini merupakan salah satu penghasil terasi yang sangat khas. Bahkan, daerah ini oleh masyarakat luar disebut sebagai Kampung Terasi karena produksi terasi yang dihasilkan cukup melimpah.
Desa Macajah berbatasan dengan Desa Tanjungbumi di sisi timurnya, sedangkan di sisi barat berbatasan langsung dengan Desa Tlangoh. Desa ini memiliki 6 dusun, yaitu, Dusun Buddhuk, Guweh, Dabung, Masaran, Nyancangan, dan Pangalangan.
Desa Macajah memiliki potensi hasil laut yang melimpah. Warga Desa Macajah sejak dulu telah mengembangkan industri kecil pengolahan hasil laut, khususnya terasi sebagai upaya meningkatkan nilai jual produk.
Sebagian besar warga Desa Macajah bekerja sebagai nelayan yang menghasilkan udang rebon untuk dijadikan terasi. Pengolahan terasi di Desa Macajah sangat khas yakni dengan cara ditumbuk menggunakan sebuah wadah. Cara tersebut digunakan untuk menjaga kualitas terasi yang bersih dan nyaman dikonsumsi.
Salah satu nelayan Desa Macajah, Murafik, menyampaikan bahwa saat musim udang rebon, para nelayan berbondong-bondong untuk mencarinya di laut. Mereka berangkat dari pagi dan pulang sore menjelang malam.
"Mereka saling memberikan informasi bahwa udang rebon sudah mulai banyak. Kami mempersiapkan jaring khusus untuk menangkap udang rebon," ujarnya kepada NU Online Jatim, Ahad (27/07/2025).
Menurut Murafik, udang rebon tidak ada setiap bulan, tetapi musiman. Hal itu dilihat dari faktor cuaca dan kondisi laut. Ia mengungkapkan bahwa kebanyakan warga menunggu musim udang rebon.
"Kalau sudah musimnya (udang rebon) itu dapatnya banyak. Bisa sampai 20 karung bahkan lebih. Satu perahu itu juga banyak orangnya. Diisi 10 orang lebih," terangnya.
Murafik menyebutkan, udang rebon yang diperoleh dari laut dikeringkan terlebih dahulu. Setelahnya ada yang memilih dijual dengan hitungan kiloan, ada pula yang memiliki untuk diolah menjadi terasi.
"Yang ikut dalam perahu itu menentukan sendiri. Di jual keringnya atau mau diolah sendiri. Intinya itu semua ada bagiannya," ungkapnya.
Sementara itu, Badriyah, warga Desa Macajah lainnya, mengatakan bahwa sebagian besar warga lebih memilih untuk mengolah udang rebon sendiri, karena harganya lebih tinggi dan menjanjikan secara ekonomi.
"Kalau yang dijual keringnya itu harganya bisa sampai Rp35 ribu per kilo. Tapi, kalau sudah diolah dan jadi terasi, itu harganya bisa sampai Rp80 ribu per kilo. Yang bentuk bulat itu bisa sampai Rp10 ribu," tuturnya.
Ia menambahkan, harga terasi di pasaran bersifat fluktuatif, tergantung pada banyaknya terasi yang dihasilkan. Saat udang rebon mulai melimpah, harga terasi bisa mulai turun atau murah.
"Yang dilihat warga khususnya para nelayan di musim udang rebon ini yakni banyaknya hasil tangkapan udang rebon. Soal harga mereka mengikuti, yang penting dapat udangnya banyak," pungkasnya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menyambut Bulan Safar dengan 3 Amalan Sunnah
2
Lafal Doa Bulan Safar, Lengkap dengan Latin dan Artinya
3
Logo HUT Ke-80 RI Resmi Diluncurkan, Unduh di Sini
4
Mengenang Mbah Hasyim, Fatayat NU di Bangkalan Bikin Video Pendek Inspiratif
5
Siswa MI Mambaul Ulum Balongbendo Sidoarjo Raih Juara 1 Audisi Penghafal Al-Qur’an
6
Sekretaris Ansor Jatim Bagikan Tips Jadi Aktivis Penggerak Organisasi
Terkini
Lihat Semua