Libur Lebaran, 7 Makam Ulama di Malang Raya Layak Dikunjungi Peziarah
Rabu, 2 April 2025 | 18:00 WIB

Makam Mbah Thohir Bungkuk di Jalan Bungkuk, RT.4/RW.4, Pangetan, Singosari, Malang. (Foto: NOJ/ Istimewa)
Moch Miftachur Rizki
Kontributor
Malang, NU Online Jatim
Malang Raya selalu menjadi destinasi wisata favorit bagi wisatawan yang ingin menghabiskan libur Lebaran bersama keluarga. Selain wisata alam yang memukau, Malang juga memiliki beragam wisata religi yang kaya akan khazanah sejarah peradaban Islam.
Di Malang, ada banyak destinasi wisata religi. Sebab, di sini banyak para wali dimakamkan. Keberadaan makam para wali dan ulama menjadikan kota ini sebagai pilihan tepat untuk memperoleh keberkahan spiritual.
Berikut adalah beberapa makam ulama dan wali yang dapat dikunjungi oleh wisatawan saat berziarah ke Malang Raya dalam mengisi libur Lebaran 2025.
1. Makam Mbah Thohir Bungkuk
Masjid At-Thohiriyah Bungkuk menjadi saksi sejarah perkembangan Islam di Malang Raya. Masjid tua ini didirikan oleh KH Hamimuddin atau yang dikenal sebagai Mbah Bungkuk. Ia adalah salah satu laskar Pangeran Diponegoro dalam Perang Jawa yang menetap di Singosari.
Di kompleks makam ini, juga terdapat makam KH Mohammad Thohir, Nyai Hj. Fatimah Thohir, KH Nachrowi Thohir (muassis NU), KH Masjkur (Panglima Laskar Sabilillah dan Pahlawan Nasional), serta beberapa tokoh ulama lainnya.
Makam Mbah Thohir Bungkuk terletak di Jalan Bungkuk, RT.4/RW.4, Pangetan, Singosari, Kabupaten Malang.
2. Makam Ki Ageng Gribig
Makam Ki Ageng Gribig berada di Desa Madyopuro, Kedungkandang, Kota Malang. Makamnya terletak dalam kompleks bersama makam Bupati Malang pertama hingga ketiga.
Ki Ageng Gribig dikenal sebagai tokoh penyebar Islam pada masa Mataram. Banyak versi mengenai asal-usulnya, beberapa menyebutnya sebagai murid Raden Said (Sunan Kalijaga) atau keturunan Kerajaan Majapahit.
Setiap haul Ki Ageng Gribig, masyarakat setempat mengadakan tradisi Saparan Yaqowiyu dengan membagikan kue apem kepada para peziarah, sebuah tradisi yang diwarisi turun-temurun.
3. Makam KH Masduqie Machfudz Mergosono
KH Masduqie Machfudz merupakan mantan Rais Syuriyah PBNU yang dikenal sebagai sosok sederhana dan dermawan. Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Huda Mergosono ini selalu mengutamakan kesejahteraan orang lain dan teguh dalam menjalankan syariat Islam.
Makam KH Masduqie Machfudz berada di Jalan Kolonel Sugiono, Blok 3 B No.103, Mergosono, Kedungkandang, Kota Malang.
4. Makam KH Muhammad Yahya Gading
KH Muhammad Yahya adalah mursyid Thariqah Qodiriyyah wa Naqsyabandiyyah (TQN) yang memiliki banyak murid di Indonesia. Ia menimba ilmu di berbagai pesantren ternama sebelum akhirnya mengasuh Pondok Gading di Malang.
Makam KH Muhammad Yahya terletak di kompleks Pondok Gading Malang, tepatnya di Jalan Gading Pesantren No. 38, Gading Kasri, Klojen, Kota Malang.
5. Makam Mbah Jago Pati
Mbah Jago Pati atau Syekh Muhammad Mahmudi bin Yusuf adalah keturunan Sunan Gunung Jati. Ia merupakan tokoh yang berperan dalam penyebaran Islam di Desa Jatisari, yang dahulu masih berupa hutan belantara.
Peziarah yang ingin mengisi libur Lebaran di Makam Mbah Jago dapat mendatanginya di Kertowinangun, Jatisari, Tajinan, Kabupaten Malang.
6. Makam Habib Abdul Qadir bin Ahmad Bilfaqih
Habib Abdul Qadir bin Ahmad Bilfaqih adalah ulama besar asal Hadramaut. Ia adalah pendiri Pondok Pesantren Darul Hadis Al-Faqihiyah dan Ma’had Aly di Malang.
Makam Habib Abdul Qadir bin Ahmad Bilfaqih terletak di Qubah Imamain, yang dikenal sebagai Kampung Kramat oleh warga setempat, tepatnya di Jalan Bali, Kasin, Klojen, Kota Malang.
7. Makam Mbah Batu
Makam Mbah Batu terletak di Jalan Masjid, Bumiaji, Kota Batu. Mbah Batu atau Mbah Wastu merupakan tokoh yang dipercaya memiliki peran dalam pendirian Kota Batu. Nama "Batu" sendiri diyakini berasal dari panggilan "Mbah Tu" yang kemudian berubah seiring waktu.
Selain ketujuh destinasi wisata religi tersebut, masih banyak makam dan situs sejarah lain di Malang Raya yang menyimpan jejak perkembangan Islam di masa lampau. Wisata religi ini tidak hanya memberikan pengalaman spiritual, tetapi juga wawasan sejarah yang mendalam bagi para peziarah.
Terpopuler
1
Ketua PW GP Ansor Jatim Ungkap Mimpi Burdah Sebelum Lantik Pengurus Sumenep
2
Pemberangkatan KBIHU NU An-Nahdliyah, Jamaah Haji Diminta Fokus Ibadah dan Jaga Kesehatan
3
Ma'had Aly Denanyar Gelar Kuliah Umum Perkuat Literasi Politik Santri
4
GP Ansor Sumenep Periode 2024-2028 Resmi Dilantik, Siap Kolaborasi dengan Forkopimda
5
Grup Inses di Facebook Viral, Begini Hukum Nikah Sedarah dalam Islam
6
Konfercab XIV, KH Salim Azhar dan Sahrul Munir Pimpin PCNU Lamongan 2025-2030
Terkini
Lihat Semua