• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Jujugan

Wisata Religi dan Merasakan Sensasi Air Terjun Sedudo

Wisata Religi dan Merasakan Sensasi Air Terjun Sedudo
Anak tangga menuju air terjun Sedudo, Nganjuk. (Foto: NOJ/SCr)
Anak tangga menuju air terjun Sedudo, Nganjuk. (Foto: NOJ/SCr)

Nganjuk, NU Online Jatim
Bagi sebagian kalangan, keberadaan Air Terjun Sedudo yang ada di wilayah Nganjuk sudah demikian dikenal. Tepatnya di lereng Gunung Wilis dan alamatnya di Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan. Pemandangan air terjun ini hulunya berada pada ketinggian 1.438 mdpl. Kondisinya mirip seperti air terjun Grojogan Sewu di Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah.
 

Air terjun meluncur dari ketinggian 105 meter. Dari kejauhan jalan menuju lokasi pariwisata ini tampak menawan. Ademnya udara pegunungan Gunung Wilis ditambah hempasan air terjun yang membuat suasana begitu tenteram dan nyaman. Sehingga wisatawan merasa lebih rileks.
 

Tepat di bawah jatuhnya air, terdapat kolam yang dapat dipakai untuk mandi dan berenang. Pada hari-hari kerja, tempat liburan air terjun tak begitu ramai. Akan tetapi saat akhir pekan dan liburan, pengunjung akan lebih banyak dari sebelumnya. Tetapi harap dicatat, wisatawan biasanya sangat ramai di bulan Sura tanggal satu. Sura ialah bulan pertama penanggalan Jawa. Setiap tanggal tersebut dilakukan ritual siraman. Benda yang disiram yaitu arca. Ritual ini dinamakan Parna Prahista.
 

Catatan Legenda
Dalam legenda yang berkembang di kawasan setempat, bahwa tempat ini dijadikan oleh salah satu tokoh sekitar bernama Sanak Pogalan. Dia bekerja sebagai petani tebu yang telah menelan kecewa dari penguasa jaman itu. Karena kekecewaan tersebut, dia menjadi pertapa di sekitar sumber air terjun Sedudo. Dari hasil pertapaannya, dia berniat untuk menenggelamkan Kota Nganjuk dengan membuat sumber air yang amat besar.
 

Disebabkan kesucian Sanak Pogalan itulah, beberapa warga meyakini kalau sumber air terjun Sedudo mengandung sebagian khasiat. Salah satunya sebagai obat awet muda.
 

Dalam hikayat lain disebutkan bahwa di kanan jalan pengunjung dapat menyaksikan gapura megah dengan banyak anak tangga. Gapura tersebut merupakan gerbang menuju makam Ki Ageng Ngaliman. Menurut penuturan warga, Ki Ageng Ngaliman ini dulunya adalah seorang Senopati Keraton Surakarta. Ketika Keraton Surakarta diserang Belanda, ia pergi dan mendirikan padepokan di sekitar Desa Ngliman. Ia juga berjasa dalam menyebarkan agama Islam di kawasan setempat. Sehingga ketika wafat, dimakamkan dengan hormat. Konon, nama Desa Ngliman ini diambil dari nama belakang Ki Ageng Ngaliman.
 

Menuju Lokasi 
Air terjun kebanggaan warga Nganjuk ini berlokasi sekitar 30km dari kota. Lokasi wisata Sedudo dapat dijangkau dengan motor yang memakan waktu selama 45menit. Sedangkan jarak Nganjuk berada ±110km dari Surabaya dan ±200km dari Yogyakarta.
 

Untuk akses transportasi umum, pengunjung bisa menaiki angkutan antar kota jurusan Sawahan dari Terminal Anjuk Ladang dengan tarif Rp5.000. Perjalanan dari Terminal Anjuk Ladang menuju Terminal Sawahan memakan waktu sekitar satu jam. Sesampainya di Terminal Sawahan, bisa lanjut menaiki ojek yang sudah menanti di Terminal Sawahan. Tarif beragam berkisar antara Rp10.000 hingga Rp25.000 tergantung cara menawar. 
 

Jika tawar menawar dengan pengemudi ojek telah menemui kesepakatan, maka wisatawan akan menempuh waktu sekitar 30 menit hingga tiba pada lokasi air terjun Sedudo. Dalam perjalanan dari Terminal Sawahan menuju lokasi, pengunjung akan disuguhkan pemandangan punggung Gunung Wilis yang memanjang sejauh pandangan mata. Selain itu jalanan berkelok nan indah juga akan membuat adrenalin sedikit terpacu. Sekitar 20 menit perjalanan akan sampai di Desa Ngliman.


Setelah melewati makam Ki Ageng Ngaliman, wisatawan sampai pada gerbang masuk atau loket utama wisata. Untuk memasuki kawasan tersebut, akan dikenakan biaya tiket Rp10,000 ditambah biaya parkir mobil yakni Rp5.000 atau untuk motor Rp3.000. Dari gerbang masuk wisata akan memasuki perkampungan warga dan jalanan yang penuh dengan pohon pinus. Lima menit dari gerbang masuk wisata, maka akan tiba pada destinasi utama.
 

Untuk menuju ke air terjun, pengunjung harus berjalan menuruni ratusan anak tangga yang berkelok. Pengunjung bisa berswafoto atau mengambil video. Hal itu karena air terjun Sedudo tampak megah jika dipotret dari tangga tersebut. Dan selepas menuruni anak tangga, maka akan sampai pada bibir air terjun. Biasanya, para wisatawan akan berenang dan berendam.
 

Masyarakat sekitar percaya bahwa aliran air yang berasal dari air terjun Sedudo mengandung khasiat tinggi yang bermanfaat bagi kesehatan, dan konon juga mampu membuat semakin awet muda.  
 

Karena saat ini musim penghujan, pengunjung disarankan ekstra waspada lantaran jalanan yang rawan licin. Bahkan bukan tidak mungkin saat berada di lokasi hujan turun, sehingga sudah selayaknya menyediakan kebutuhan agar badan serta barang bawaan tidak basah. Demikian juga perlu diperhatikan bahwa jam buka lokasi dari pukul 07.00 hingga 17.00 WIB.
 

Dengan demikian, pengunjung dapat bertadabbur alam, sekaligus berziarah ke penyebar Islam kawasan setempat. Sebuah perjalanan yang sarat makna.


Jujugan Terbaru