Kiai satu ini memiliki jam terbang di atas rata-rata. Mengisi ceramah kelas kampung sudah biasa. Bobot materi dan humor mengiringi menyesuaikan dengan jamaah yang dihadapi. Memberikan mauidlah di desa maupun kota, tidak menemukan kendala.
Demikian pula menjadi pembicara seminar tingkat kampus juga tidak pernah kekurangan sudut pandang baru. Bahkan kerap melakukan lawatan ke luar negeri untuk menebar Islam rahmatan lil alamin.
Untuk menunjang mobilitasnya yang demikian padat, maka aneka mobil juga pernah dimiliki. Prinsipnya bagaimana saat menghadiri undangan di kawasan yang kurang bersahabat sekalipun dapat tampil bugar. Karenanya, tumpangannya juga harus oke.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Di antara deretan mobil yang pernah dimiliki yaitu Isuzu Pather jenis Touring. Untuk saat itu, kendaraan berbahan bakar solar tersebut termasuk mahal, bersanding dengan merek terkenal yang lain.
Suatu ketika, kiai bernama lengkap KH Abdullah Syamsul Arifin atau Gus Aab ini ingin mengubah cover ban serep mobilnya. Maklum, Isuzu Panther jenis Touring memang memakai ban serep di belakang alias model konde.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
“Saya ingin ganti cover agar tulisannya lebih bagus,” kata Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jember dua periode tersebut.
Setelah disepakati jenis huruf dan kombinasi warna yang diinginkan, akhirnya cover diproses dan tidak menunggu lama pun jadi.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Dilihat sepintas, dosen pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember tersebut terlihat puas. Bayangan memiliki cover ban serep demikian mentereng ada di kepala. Dengan begitu, mobil yang ada di belakangnya akan terkesima atas perubahan yang ada.
Namun kebanggaan itu akhirnya sirna manakala ada kolega menegur tulisan yang tertera di cover tersebut.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
“Maaf, Gus. Tulisannya sepertinya salah,” kata sang teman.
“Apanya yang salah? Semua sudah oke sesuai yang saya harapkan,” jawab Gus Aab.
Kemudian, temannya membaca tulisan di cover ban serep yang demikian mencolok tersebut.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
“Ya Allah......” ujar Gus Aab dalam hati.
Ternyata yang tertera di situ bukan TOURING, tapi TAURING.
Tapi bukan Gus Aab namanya kalau tidak segera menguasai keadaan.
“Itu sama saja, karena Tauring itu sebenarnya bahasa Madura yakni singkatan dari tau oring. Artinya, semua orang sudah tahu,” katanya sambil meninggalkan sang teman.
Temannya hanya bisa bengong sembari berkali-kali mengangguk......
Untuk warga kawasan Tapal Kuda sudah sangat paham dengan sosok Gus Aab. Artinya orang sudah tahu alias, tauring......
ADVERTISEMENT BY ANYMIND